Hambatan-Hambatan dalam Mendengarkan Aktif

d. Pendengar harus mempercayai kemampuan pembicara untuk mengatasi perasaan-perasaannya dan mencari penyelesaian terhadap masalah tersebut. e. Pendengar harus menyadari bahwa perasaan hanyalah sementara, tidak permanen. Oleh karena itu, mengungkapkan perasaan tidak perlu ditakutkan, perasan-perasaan tidak akan selamanya berada dalam diri orang yang bersangkutan. f. Pendengar harus dapat melihat pembicara sebagai seseorang di luar pendengar, pribadi yang unik, individu yang terpisah, yang mempunyai kehidupan sendiri dan identitas sendiri. Peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan mendengarkan aktif dapat ditingkatkan dengan memperhatikan syarat-syarat mendengarkan aktif.

4. Hambatan-Hambatan dalam Mendengarkan Aktif

Ada beberapa hambatan dalam mendengarkan aktif Gordon, 2009: 82, yaitu: a. Pendengar menanggapi dengan bimbingan Pendengar cenderung mengarahkan pembicara ke suatu arah atau tujuan tertentu. Hal ini berarti pendengar memegang kendali. Sering kali jika pendengar memegang kendali dan mengarahkan pembicara kepada suatu arah tertentu, pembicara merasa bahwa pendengar tidak memahami maksud pesan yang disampaikan pembicara. b. Membuka pintu kemudian menutupnya Pendengar pada awalnya mulai dengan tujuan membuka pintu bagi pembicara untuk berkomunikasi, tetapi kemudian pendengar menutup pintu tersebut karena pendengar tidak sabar untuk mendengarkan aktif sampai tuntas. Mendengarkan aktif digunakan untuk mendorong pembicara mengungkapkan perasaan-perasaannya, kemudian disusul dengan memberi penilaian atau pendapat, mengajari, dan menasehati merupakan cara yang menjurus ke arah kegagalan. c. Pendengar yang membeo Pendengar cenderung mengulang atau menirukan apa yang dikatakan oleh pembicara, dan bukan apa yang dirasakan oleh pembicara. d. Mendengar tanpa empati Empati adalah corak komunikasi yang membuat pengirim pesan yakin bahwa si pendengar merasa bersamanya, menempatkan diri di tempat si pengirim pesan, serta ikut hidup biarpun sesaat di dalam diri si pengirim pesan. Dalam mendengar tanpa empati, kesalahan umum yang dilakukan oleh pendengar adalah mengumpanbalikkan suatu tanggapan tanpa mengikutsertakan unsur perasaan dari pesan pembicara. Perasaan adalah bagian terpenting dari kehidupan, bukan sesuatu yang berbahaya. Keadaan manusia juga menunjukkan bahwa perasaan- perasaan pada umumnya bersifat sementara, datang dan pergi, tanpa meninggalkan jejak pada pembicara. Kunci untuk menghilangkan perasaan adalah penerimaan dan pengertian pendengar yang disampaikan kepada pembicara melalui mendengarkan aktif. e. Mendengarkan aktif pada saat yang salah Tidak berhasilnya penggunaan mendengarkan aktif sering kali disebabkan karena pendengar menggunakannya pada saat yang tidak tepat. Pendengar terlalu bersemangat menggunakan cara mendengarkan aktif, padahal pembicara tidak memerlukan atau tidak ingin diselami perasaannya. Dengan demikian, mendengarkan aktif hanya membuka langkah pertama dari pemecahan masalah, mengungkapkan perasaan-perasaan dan merumuskan masalah. f. Sibuk dengan diri sendiri Penghambat yang paling serius dan merusak mendengarkan aktif adalah kecenderungan pendengar untuk sibuk dengan diri sendiri, sebagai contoh memusatkan perhatian pada tindak tanduk diri sendiri selama berinteraksi. Kesibukan dengan diri sendiri timbul karena pendengar telah menyiapkan dirinya sebagai pembicara; pendengar menyiapkan tanggapan dan memikirkan apa yang akan dikatakannya untuk menjawab pembicara. Selama perhatian pendengar berpusat pada diri sendiri, pendengar tidak atau kurang memperhatikan apa yang dikatakan pembicara; pendengar dapat kehilangan pesan yang dimaksud oleh pembicara. g. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal Pendengar cenderung untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang tidak relevan dengan interaksi. Pendengar boleh jadi memikirkan apa yang dilakukannya pada hari-hari sebelum interaksi atau memikirkan hal-hal yang akan dilaksanakannya sesudah berinteraksi. Kesibukan memikirkan soal-soal eksternal ini akan menghambat proses mendengarkan aktif. h. Mempertajam Kecenderungan pendengar untuk mempertajam satu atau dua aspek dari pesan pembicara dapat menjadi penghambat dalam mendengarkan aktif. Pendengar menyorotimenekanmembumbui hal tertentu yang kebetulan menonjol dibandingkan dengan hal-hal lain yang diutarakan oleh pembicara. i. Mengasimilasi Kecenderungan pendengar untuk merekonstruksi pesan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan prasangka, kebutuhan dan nilai pendengar sendiri dapat menjadi penghambat dalam mendengarkan aktif. Pendengar dapat membuat evaluasi negatif terhadap pesan yang diterimanya. j. Faktor lawan atau kawan Pendengar cenderung mudah menerima pesan pembicara apabila hubungan antara pendengar dan pembicara baik atau berteman. Apabila hubungan antara pendengar dan pembicara tidak baik, pendengar akan sulit menangkap pesan pengirim secara tepat; pendengar akan cenderung menilai pesan pembicara secara negatif. k. Mendengar yang diharapkan Pendengar cenderung mendengarkan apa yang diharapkan dan bukan mendengarkan apa yang sebenarnya dikatakan pembicara. Pesan dikirimkan pembicara akan lebih mudah ditangkap dan dipahami pendengar, apabila pesan tersebut merupakan hal-hal yang diharapkan dari pada hal-hal yang tidak diharapkan. Peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan mendengarkan aktif bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, setiap orang dapat belajar dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan aktif.

5. Intensi dalam Menanggapi Orang Lain

Dokumen yang terkait

Studi tentang kemampuan mendengarkan aktif dari siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 2 81

Peningkatan kemampuan menulis argumentasi melalui strategi DWA (Direct Writing Activity) siswa kelas X-2 SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.

2 15 336

Deskripsi persepsi siswa tentang manfaat pelayanan bimbingan belajar pada siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 0 84

Ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa antara guru dan siswa di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 1 257

Deskripsi sikap siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 terhadap layanan bimbingan klasikal.

0 0 100

Deskripsi persepsi siswa tentang manfaat pelayanan bimbingan belajar pada siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013

0 0 82

Peningkatan kemampuan menulis argumentasi melalui strategi DWA (Direct Writing Activity) siswa kelas X 2 SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2011 2012

3 23 168

Deskripsi sikap siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 terhadap layanan bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 98

Ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa antara guru dan siswa di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

0 2 255

Peningkatan kemampuan menulis argumentasi melalui strategi DWA (Direct Writing Activity) siswa kelas X-2 SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 1 168