Teori Keagenan Kajian Pustaka
Melihat dari sudut pandang teori di atas, adanya hubungan antara agent dan principal dapat memunculkan konflik karena adanya asimetri informasi yang
sering terjadi. Eisenhardt 1989 mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: yang pertama manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri self
interest, yang kedua manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality, dan yang ketiga adalah manusia selalu
menghindari resiko risk adverse. Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia
lainnya selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan Muh.Arief Ujiyantho 2011. Hal ini dapat dikaitkan
dengan budaya tri hita karana yaitu pawongan dengan menjalin hubungan yang baik antara manusia dengan manusia untuk dapat menghindari konflik dan
asimetri informasi yang dapat merugikan perusahaan. Melihat pada kenyataan yang ada bahwa asimetri informasi ini pada
akhirnya akan memberikan kesempatan bagi para manajer untuk melakukan manajemen laba sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pribadinya.
Kaitannya dengan proses audit, principal dan agent merupakan seseorang yang memiliki rasionalitas ekonomi, sehingga setiap kegiatannya dilakukan karena
adanya motivasi oleh kepentingan pribadi atau memenuhi kepentingan pribadi sebelum memenuhi kepentingan orang lain. Agent selalu ingin dinilai
pekerjaannya baik oleh pihak ekstrenal dan pemilik perusahaan, sedangkan pihak principal ingin agar agent melaporkan dengan sejujurnya apapun yang terjadi
pada operasional perusahaan yang dibiayainya. Oleh karena itu, sudah bisa dilihat
adanya kepentingan yang berbeda antara principal dan agent. Sehingga harus ada auditor independen yang bertugas untuk menguji dan memperkecil kecurangan
agent. Auditor independen diberikan mandat untuk melaksanakan tugas dan
bertanggung jawab terhadap agent untuk melakukan pengauditan atas laporan keuangan yang dikelola.Dengan adanya teori keagenan, konflik kepentingan yang
dialami antara agent dan principal dapat dipahami oleh auditor. Auditor independen mencegah terjadinya kecurangan keuangan yang dibuat oleh
manajemen sekaligus dapat mengevaluasi kinerja agent untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan keadaan operasional sehingga dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan investasi. Sedangkan manajemen memerlukan auditor untuk memberikan legitimasi atas kinerja yang dilakukan sehingga
auditor mendapat insentif atas pekerjaan yang dilakukan. Untuk itu agar dapat menghindari adanya asimetri informasi yang dilakukan oleh pihak agent dan
principal maka pihak ketiga sangat diperlukan untuk memberikan keyakinan tanpa rekayasa.