PertanyaanBPenelitianB KesimpulanB PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VARIASI PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR UNTUK SMA KELAS X.

68 Selain itu, perangkat pembelajaran juga perlu memperhatikan teori-teori tentang keragaman individu serta implikasinya dalam pembelajaran. Namun demikian, perangkat pembelajaran berbasis teori variasi ini belum banyak dikembangkan. Hal ini yang kemudian menjadi latar belakang penelitian ini. Sehingga hasil dari penelitian ini adalah pola pengembengan perangkat pembelajaran dan produk berupa perangkat pembelajaran berbasis teori variasi pada pokok bahasan sistem persamaan dan pertidaksamaan linear untuk SMA kelas X yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif serta yang paling penting adalah siswa dapat menghayati kegiatan belajarnya sendiri tanpa harus bergantung sepenuhnya pada penjelasan guru.

D. PertanyaanBPenelitianB

1. Tahap Define a. Bagaimana karakteristik siswa Sekolah Menengah Atas SMA? b. Apa saja tugas-tugas pokok dan konsep yang harus dikuasai siswa untuk mencapai kompetensi maksimal? c. Apa saja tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian kompetensi siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear? 2. Tahap Design dan Develop a. Bagaimana rancangan awal perangkat pembelajaran yang sesuai dengan hasil penelusuran pada tahap define? b. Bagaimana kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan? 69 BABBIIIB METODEBPENELITIAN B A. JenisBPenelitianB Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis teori variasi berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan Lembar Kegiatan Siswa LKS pada pokok bahasan Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear untuk SMA kelas X.

B. MetodeBPenelitianB

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode RD Research Development tipe 4-D yang terdiri dari tahap Define pendefinisian, tahap Design Perancangan, tahap Develop Pengembangan, dan tahap Deseminate Penyebarluasan. Karena keterbatasan waktu, pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini hanya dibatasi pada proses define, design, dan develop saja.

1. TahapBDefineBPendefinisianB

Pada proses pendefinisian dilakukan analisis kurikulum matematika SMA khususnya untuk materi Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear. Analisis tersebut difokuskan pada kompetensi dasar serta indikator-indikatornya. Analisis kurikulum digunakan sebagai dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran serta pengembangan bahan ajar yang akan disusun. Selain itu juga dilakukan analisis karakteristik siswa SMA 70 dengan cara wawancara dengan guru matematika dan observasi kegiatan pembelajaran, serta kajian secara teoritis. Hasil dari pendefinisian ini adalah penentuan aspek-aspek yang menjadi dasar merancang perangkat pembelajaran. Secara umum, terdapat 5 kegiatan utama yang dilakukan pada tahap ini, yaitu: a. Analisis ujung depan Pada tahap ini dilakukan analisis yang bertujuan mengidentifikasi dasar pengembangan dan permasalahan dalam pembelajaran matematika sehingga dibutuhkan pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS. b. Analisis siswa Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa yang meliputi tingkat perkembangan kognitif, gaya belajar, dan pendekatan belajar siswa. c. Analisis tugas Analisis tugas dilakukan untuk mengetahui tugas-tugas belajar yang harus dikuasai siswa untuk mencapai kompetensi minimal. d. Analisis konsep Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep yang akan diajarkan dan disusun secara sistematis dan rinci. Hasil dari analisis ini berupa peta konsep. 71 e. Perumusan tujuan pembelajaran Pada tahap ini dilakukan perumusan tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian kompetensi pada topik Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear.

2. TahapBDesignBPerancanganB

Setelah tahap pendefinisian selesai, selanjutnya dilakukan tahap perancangan perangkat pembelajaran matematika berupa rancangan awal RPP dan LKS. Pembuatan rancangan awal RPP dan LKS dilakukan dengan langkah-langkah seperti yang telah dijelaskan pada bagian kajian teori. Sebelum desain produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, pada tahap ini dilakukan validasi instrumen penilaian produk oleh dosen ahli pembelajaran.

3. TahapBDevelopBPengembanganB

RPP dan LKS yang telah disusun sesuai rancangan awal kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Rancangan awal yang telah mendapat masukan dari dosen pembimbing, selanjutnya divalidasi oleh ahli materi serta ahli media untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran. Jika sudah dianggap layak, maka perangkat pembelajaran bisa diujicobakan. Hasil validasi dianalisis dan ditindaklanjuti sesuai masukan ahli materi serta ahli media yang akan digunakan untuk uji coba. Dalam penelitian ini dilakukan tahap uji coba sebagai berikut: 72 a. Penilaian produk Penilaian produk ini menggunakan lembar penilaian perangkat pembelajaran. Subjek penilai yaitu satu ahli materi dan satu ahli media pembelajaran. Objek penelitian yakni perangkat pembelajaran untuk siswa SMA berdasarkan aspek kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan grafika. b. Ujicoba terbatas Ujicoba terbatas dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta untuk mengetahui keterbatasan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. c. Penilaian respon guru dan siswa Setelah menggunakan perangkat pada kegiatan pembelajaran, siswa dan guru diminta mengisi angket respon terhadap perangkat yang telah dikembangkan untuk mengukur tingkat kepraktisan perangkat. Guru menilai RPP dan LKS, sedangkan siswa hanya menilai LKS. d. Tes evaluasi hasil belajar Tes evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan perangkat setelah dilakukannya kegiatan pembelajaran dengan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.

C. MetodeBPenilaianBProdukB 1. SubjekBPenelitianB

Subjek penelitian pada penelitian pengembangan ini adalah siswa dan guru matematika SMA Negeri 2 Yogyakarta pada kelas X MIIA 5. 73

2. WaktuBdanBLokasiBPenelitianB

Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 20142015 pada bulan Agustus-Desember 2015 di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang lokasi penelitian dilakukan pengumpulan data sebelum ujicoba dari wawancara tidak terstruktur kepada guru matematika dan siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta, serta observasi ketika guru mengajar di kelas. Berikut hasil pengumpulan data tersebut: 1 Berdasarkan wawancara dengan guru dan pengamatan pada data prestasi belajar siswa, siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta khususnya yang ada di kelas X MIIA 5 memiliki kemampuan matematika yang beragam. Hal ini terlihat dari data ulangan harian siswa pada Bab Eksponen dan Logaritma pada kelas X MIIA 5 tahun ajaran 20152016 yang menunjukkan adanya perbedaan nilai yang signifikan antar siswa. Sebanyak 25 siswa dari 29 siswa yang mengikuti ulangan harian tidak tuntas pada Bab Eksponen dan Logaritma dengan perolehan nilai di bawah 75, sedangkan hanya ada 4 siswa yang memperoleh nilai di atas 75 dan masuk dalam kategori tuntas. Di antara 25 siswa yang tidak tuntas, ada 8 siswa yang bahkan memperoleh nilai di bawah 50. Hasil ini jauh berbeda dari perolehan nilai dari keempat siswa yang tuntas. Empat siswa yang tuntas memperoleh nilai di atas 80. Hal ini menunjukkan terdapat range nilai yang cukup jauh antar siswa serta terdapat 74 perbedaan proporsi yang tinggi antara jumlah kelompok siswa yang tuntas dan tidak tuntas. 2 Berdasarkan pengamatan saat pembelajaran berlangsung serta wawancara terhadap siswa, siswa di kelas X MIIA 5 SMA Negeri 2 Yogyakarta tidak menyukai diskusi kelompok. Ketika guru menginstruksikan untuk diskusi kelompok, siswa cenderung mempercayakan tugas kepada seorang siswa yang dianggap pandai. 3 Berdasarkan hasil tes pemahaman awal siswa yang dilakukan sebelum pembelajaran, siswa di kelas X MIIA 5 SMA Negeri Yogyakarta memiliki kemampuan dasar yang cukup baik terutama dalam menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel SPLDV bahkan ada beberapa siswa yang telah mampu menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel. SPLTV Hanya saja, sebagian besar siswa masih melakukan kesalahan dalam membuat model matematika terutama dalam memisalkan. Selain itu, siswa secara umum masih kesulitan membedakan konsep Persamaan Linear Dua Variabel PLDV dan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel SPLDV serta masih kesulitan menjelaskan perbedaan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel SPLDV bersolusi tunggal, banyak, maupun tidak memiliki solusi. Sedangkan untuk topik Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel SPtLDV, siswa secara umum sudah mampu menggambar grafik garis lurus namun masih 75 kesulitan dalam menentukan daerah penyelesaian suatu Pertidaksamaan Linear Dua Variabel PtLDV. 4 Berdasarkan pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung, siswa kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta memiliki jadwal kegiatan ekstrakulikuler yang padat karena berada pada tahun awal yang berarti tahun pengkaderan organisasi, sehingga beberapa siswa sering ijin untuk mengikuti kegiatan lain di tengah proses pembelajaran.

3. JenisBDataB

Data yang digunakan pada penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: a. Data kualitatif mengenai proses pengembangan produk berupa data yang diperoleh pada tahap define, design, dan develop yang meliputi data hasil pengumpulan referensi, hasil rancangan perangkat pembelajaran, pembuatan instrumen penilaian, validasi instrumen penilaian dan hasil analisis serta masukan dari ahli materi dan ahli media. b. Data kuantitatif mengenai kualitas produk yang diharapkan ditinjau dari aspek kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan yang diperoleh dari data validasi materi dan media oleh ahli, angket respon guru dan siswa terhadap pembelajaran siswa dengan LKS, serta tes hasil belajar siswa. 76

4. TeknikBPengumpulanBDataB a. MetodeBWawancaraB

Wawancara dilakukan kepada guru matematika SMA Negeri 2 Yogyakarta yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang karakteristik siswa, karakteristik pembelajaran yang dilakukan di sekolah tersebut sebagai acuan untuk membuat rancangan awal perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk mendapatkan masukan untuk perbaikan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

b. MetodeBObservasiB

Observasi dilakukan selama ujicoba untuk memperoleh data-data pendukung yang bisa digunakan untuk bahan acuan penyusunan serta perbaikan produk dalam pengembangan perangkat pembelajaran.

c. MetodeBAngketB

1 Angket Penilaian RPP oleh Ahli Materi Angket penilaian RPP ini digunakan untuk mengukur kevalidan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dikembangkan berdasarkan prinsip dan komponen RPP yang termuat dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Penilaian kevalidan RPP ini dilakukan oleh 2 ahli, yakni satu ahli pengelolaan materi pembelajaran dan satu ahli media pembelajaran. Angket penilaian ini disusun atas 5 alternatif jawaban, yaitu: sangat tidak sesuai 1, tidak sesuai 2, cukup 3, sesuai 4, dan 77 sangat sesuai 5. Bentuk instrumen penilaian RPP terdapat pada lampiran Yudha Prihadi, 2014: 64. 2 Angket Penilaian LKS a Angket penilaian LKS oleh ahli materi Angket penilaian ini diberikan kepada ahli materi untuk mengetahui kevalidan LKS dari aspek kelayakan isi dan kelayakan penyajian yang dikembangkan berdasarkan Permendikbud No. 71 tahun 2013 tentang syarat buku teks atau bahan ajar yang baik dan layak. Pada angket penilaian LKS ini disusun dengan lima alternatif jawaban, yaitu: sangat tidak sesuai 1, tidak sesuai 2, cukup 3, sesuai 4, dan sangat sesuai 5 Yudha Prihadi, 2014: 65. Bentuk instrumen penilaian LKS oleh ahli materi terdapat pada lampiran. b Angket penilaian LKS oleh ahli media Angket penilaian ini diberikan kepada ahli media untuk mengetahui kevalidan LKS dilihat dari aspek kelayakan bahasa dan aspek grafika yang dikembangkan berdasarkan Permendikbud No. 71 tahun 2013 tentang syarat buku teks atau bahan ajar yang baik dan layak. Pada angket penilaian LKS ini disusun dengan lima alternatif jawaban, yaitu: sangat tidak sesuai 1, tidak sesuai 2, cukup 3, sesuai 4, dan sangat sesuai 5 Yudha Prihadi, 2014: 66. Bentuk instrumen penilaian LKS oleh ahli materi terdapat pada lampiran. 78 c Angket Respon Guru Angket respon guru diberikan kepada guru setelah seluruh proses pembelajaran menggunakan perangkat yang telah dikembangkan selesai dilaksanakan. Angket ini merupakan alat untuk mengetahui respon dan tanggapan guru terhadap kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah digunakan dalam pembelajaran yang disusun dengan lima alternatif jawaban, yaitu: sangat tidak sesuai 1, tidak sesuai 2, cukup 3, sesuai 4, dan sangat sesuai 5 Yudha Prihadi, 2014: 67. Hasil dari respon guru ini digunakan untuk perbaikan LKS yang dikembangkan. Bentuk instrumen angket respon guru ini terdapat pada lampiran. d Angket Respon Siswa Angket respon siswa diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran menggunakan perangkat yang telah dikembangkan selesai dilaksanakan. Angket ini merupakan alat untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa terhadap kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah digunakan dalam pembelajaran yang disusun dengan lima alternatif jawaban, yaitu: sangat tidak sesuai 1, tidak sesuai 2, cukup 3, sesuai 4, dan sangat sesuai 5 Yudha Prihadi, 2014: 67. Hasil dari respon siswa ini digunakan untuk perbaikan LKS yang 79 dikembangkan. Bentuk instrumen angket respon guru ini terdapat pada lampiran.

d. TesB

Tes dilakukan setelah penggunaan LKS selesai atau di akhir pembelajaran. Tes evaluasi hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan LKS oleh siswa dengan cara mengukur prestasi belajar siswa.

D. TeknikBAnalisisBData

Analisis data digunakan untuk menilai produk perangkat pembelajaran matematika dari sisi kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Perangkat pembelajaran dikatakan memiliki kualifikasi baik jika 1 minimal merupakan perangkat pembelajaran berkategori “valid” berdasarkan analisis kevalidan; 2 minimal merupakan perangkat pembelajaran berkategori “praktis” berdasarkan analisis kepraktisan; serta 3 minimal merupakan perangkat pembelajaran berkategori efektif berdasarkan analisis keefektifan.

1. AnalisisBKevalidanB

Instrumen yang digunakan untuk menganalisis kevalidan adalah angket penilaian perangkat pembelajaran untuk ahli materi dan ahli media pembelajaran. Analisis kevalidan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Melakukan tabulasi data dari validator. b. Menghitung rata-rata jumlah skor yang diperoleh dengan rumus 80 ̅ dengan ̅ = rata-rata perolehan skor  x = jumlah skor yang diperoleh n = jumlah validator. Kemudian menentukan kriteria dengan panduan sebagai berikut Eko Putro W, 2009: 238: Tabel 2. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif No. Rentang Skor Kriteria 1 i i SB M x 8 ,1   Sangat Baik 2 i i i i SB M x SB M 8 ,1 6 ,     Baik 3 i i i i SB M x SB M 6 , 6 ,     Cukup 4 i i i i SB M x SB M 6 , 8 , 1     Kurang Baik 5 i i SB M x 8 , 1   Sangat Kurang Baik Keterangan: i M = 2 1 total skor maksimal ideal+total skor minimal ideal i SB = 6 1 total skor maksimal ideal-total skor minimal ideal Total skor maksimal ideal = skor tertinggi 5 × jumlah butir Total skor minimum ideal = skor terendah 1 × jumlah butir c. Berdasarkan perhitungan dalam tabel kriteria kevalidan perangkat pembelajaran di atas, maka didapat interval kriteria kevalidan perangkat pembelajaran RPP dan LKS sebagai berikut: n x   81 Tabel 3. Interval Kriteria Kevalidan Perangkat Pembelajaran No. Interval Kriteria RPP LKS 1 80 , 157  x 60 , 264  x Sangat Valid 2 80 , 157 60 , 125   x 60 , 264 20 , 214   x Valid 3 60 , 125 40 , 93   x 20 , 214 80 , 163   x Cukup Valid 4 40 , 93 83 , 26   x 80 , 163 40 , 113   x Kurang Valid 5 83 , 26  x 40 , 113  x Sangat Kurang Valid

2. AnalisisBKepraktisanB

Instrumen yang digunakan untuk analisis kepraktisan adalah angket respon guru dan siswa siswa. Analisis kepraktisan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dengan analisis kevalidan dengan interval kriteria kepraktisan perangkat pembelajaran RPP dan LKS sebagai berikut: Tabel 4. Interval Kriteria Kepraktisan Perangkat Pembelajaran No. Interval Kriteria RPP LKS 1 00 , 42  x 60 , 117  x Sangat Praktis 2 00 , 42 00 , 34   x 60 , 117 20 , 95   x Praktis 3 00 , 34 00 , 26   x 20 , 95 80 , 72   x Cukup Praktis 4 00 , 26 00 , 18   x 80 , 72 40 , 50   x Kurang Praktis 5 00 , 18  x 40 , 50  x Sangat Kurang Praktis

3. AnalisisBKeefektifanB

Instrumen yang digunakan untuk menganalisis keefektifan penggunaan perangkat pembelajaran ini adalah tes evaluasi hasil belajar. Nilai maksimal pada tes evaluasi hasil belajar ini adalah 100 dengan KKM 75. Analisis keefektifan dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Melakukan tabulasi data tes evaluasi hasil belajar siswa. 82 b. Menghitung presentase ketuntasan tes evaluasi hasil belajar kelompok siswa. 100   siswa jumlah tuntas yang siswa jumlah x ketuntasan presentase c. Menentukan kriteria keefektifan perangkat pembelajaran dengan pedoman sebagai berikut. Tabel 5. Interval Kriteria Keefektifan Perangkat Pembelajaran No. Rentang Skor Kriteria 1 87,50 ̅ ≤ 100,00 Sangat Efektif 2 75,00 ̅ ≤ 87,50 Efektif 3 62,50 ̅ ≤ 75,00 Cukup Efektif 4 50,00 ̅ ≤ 62,50 Kurang Efektif 5 ̅ ≤ 50,00 Sangat Kurang Efektif BABBVB KESIMPULANBDANBSARANB

A. KesimpulanB

Berdeserken pede hesil penelitien den pembehesen yeng teleh diureiken pede beb sebelumnye, meke depet disimpulken behwe mengembengken perengket pembelejeren metemetike berdeserken teori veriesi pede pokok behesen Sistem Persemeen den Pertideksemeen Lineer untuk SMA keles X yeng memiliki kuelites beik dengen kriterie velid, prektis, den efektif depet dilekuken dengen lengkeh-lengkeh berikut: 1. Define, yekni pendefinisien yeng meliputi enelisis ujung depen untuk mengidentifikesi deser pengembengen den permeselehen pembelejeren metemetike yeng selenjutnye menghesilken silebus pembelejeren metemetike; enelisis kerekteristik siswe yeng beregem yeng berimplikesi pede desein perengket pembelejeren; enelisis tuges, berupe enelisis tuges-tuges pokok yeng herus dikuesei siswe untuk mencepei kompetensi minimel yeng kemudien eken dituengken delem silebus; enelisis konsep, berupe identifikesi terhedep konsep-konsep yeng eken diejereken yeng disusun secere sistemetis yeng kemudien dituengken delem pete konsep; perumusen tujuen pembelejeren berdeserken kebutuhen siswe den tuntuten kurikulum. 2. Design, tehep perencengen yeng meliputi perencengen perengket pembelejeren berdeserken hesil deri tehep pendefinisien. Selein merenceng perengket pembelejeren berupe RPP den LKS sesuei keideh 126 penulisen pede Permendikbud nomor 65 tehun 2013, perencengen RPP den LKS juge dideserken pede teori veriesi serte enelisis kerekteristik siswe yeng beregem berdeserken keregemen kemempuen kognitif, pendeketen belejer, den geye belejer. Hesil rencengen RPP tersebut memiliki kerekteristik tertentu, yekni: mengguneken tujuen belejer sesuei espek kritis objek pembelejeren; mengguneken veriesi meliputi veriesi tehepen belejer siswe, ektivites, representesi, den tuges belejer, serte mengguneken pendeketen induktif dengen metode yeng berpuset pede siswe. Selein itu, hesil rencengen LKS juge memiliki kerekteristik tertentu, yekni: memuet veriesi representesi konsep; veriesi ektivites konseptuel den prosedurel dengen pole veriesi. 3. Develop, tehep pengembengen yeng dibentu oleh dosen pembimbing den divelidesi oleh ehli meteri den ehli medie sebelum ujicobe untuk menilei keveliden. Berdeserken penileien ehli meteri den ehli medie pembelejeren, perengket pembelejeren yeng dikembengken memenuhi kriterie ‘senget velid’ dengen rete-rete skor keseluruhen 163 untuk RPP den memenuhi kriterie ‘velid’ dengen rete-rete skor keseluruhen 256 untuk LKS. Selein itu, pede tehep ini juge dilekuken penileien perengket pembelejeren oleh guru den siswe untuk menilei keprektisen. RPP yeng dikembengken memenuhi kriterie ‘senget prektis’ dengen rete-rete skor keseluruhen 43 berdeserken penileien guru metemetike, sedengken LKS yeng dikembengken memenuhi kriterie ‘prektis’ dengen rete-rete skor keseluruhen 109,093 berdeserken penileien guru metemetike den siswe. 127 Untuk menilei keefektifen diguneken tes eveluesi hesil belejer siswe. Berdeserken hesil tes tersebut depet disimpulken behwe perengket pembelejeren yeng dikembengken juge memenuhi kriterie ‘senget efektif’ dengen persentese ketuntesen kelompok siswe mencepei 90,625.

B. SaranB