cxiii
Kurangnya partisipasi Unsur nonpemerintah dalam pengadaan barang dan jasa, misalnya Pers, Lembaga Keagamaan, Lembaga Swadaya
Masyarakat LSM mengakibatkan tidak berjalannya mekanisme cheks and
balance dalam pengadaan. Kurangnya partisipasi masyarakat dan dunia usaha disebabkan kurangnya usaha Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk
memfasilitasi dan mendorong partisipasi public tersebut, hal ini antara lain ditandai dnegan kurangnya akses public terhadap kegiatan pengadaan di
Provinsi Bengkulu. Belum adanya lembaga pengawasan independen yang berfungsi
untuk memantau pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah provinsi Bengkulu. jadi pengawasan secara ekternal dari masyarakat tidak
dapat berfungsi. Tidak berfungsinya pengawasan independen dan kurangnya partisipasi organisasi nonpemerintah disebabkan antara lain
karena sifat masyarakat yang apatis terhadap pelaksanaan pembangunan di Provinsi Bengkulu. selain itu upaya Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk
mendorong partisipasi masyarakat dalam pemantauan pengadaan barang dan jasa tidak terlaksana dengan baik.
c. Kapasitas Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia pengelola pengadaan barang dan jasa pada umumnya tidak memiliki kapasitas yang memadai untuk dapat melaksanakan
pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan. Hal ini disebabkan oleh kurang dikembangkannya skema manajemen proyek yang baik maupun
persyaratan pengelola pengadaan barang dan jasa. Pengelola pengadaan barang dan jasa belum dipandang sebagai profesi yang menuntut kualifikasi
tertentu. Hal ini mengakibatkan kemampuan sebagian besar staf
cxiv
operasional, anggota panitia lelang dan pihak-pihak berwenang yang memberi persetujuan belum dapat dihandalkan untuk mencapai tujuan
pengadaan secara maksimal. Sehubungan dengan itu Pelaksanaan pelatihan tingkat dasar dan ujian untuk mendapatkan
sertifikat bagi praktisi pengadaan merupakan insiatif yang penting. Keahlian pengadaan hanya terbatas pada sekelompok kecil individu dalam jajaran
Instansi tertentu. Pemerintah Provinsi Bengkulu terdiri dari 41 DinasBadanKantorInstansi, dari 324 personil yang lulus sertifikasi nasional
pengadaan barang dan jasa bertugas di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu sebanyak 138 personil. Hal ini menunjukkan sumber daya manusia
pengadaan barang dan jasa Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak merata dari distribusi personil, karena 42.6 dari seluruh personil yang memiliki
sertifikat pengadaan terpusat hanya pada satu intansi, sedangkan pada intsansi lain ada yang belum memiliki pegawai yang lulus sertifikasi
pengadaan. Keppres Nomor 80 tahun 2003 telah menentukan bahwa bulan Januari
2005 sebagai tenggat waktu untuk melakukan sertifikasi anggota panitia tender dalam hal pengadaan untuk keperluan pokok. Tanggal ini telah diubah
dua kali dan kini menjadi Januari 2008. Persentase PNS Pemerintah Provinsi Bengkulu yang telah lulus ujian sertifikasi barang dan jasa tingkat ahli pada
awal tahun 2008 jumlahnya 324 orang atau 16.7 dari total PNS Provinsi Bengkulu.91
Pengawasan atas pelaksanaan kegiatan baik oleh Petugas Pelaksana Teknis Kegiatan maupun oleh Pengawas Lapangan dan Konsultan Pengawas
91 LKPP.Ahli Pengadaan Provinsi Bengkulu.www.LKPP.go.id
cxv
belum dilaksanakan secara efektif, hal ini terbukti masih banyak dijumpai pelaksanaan kegiatan fisik yang kurang dari volume yang telah ditetapkan
dalam kontrak dan atau menyimpang dari bestek dan masih terdapat penyelesaian kegiatan yang melampaui waktu yang ditetapkan dalam
kontrak, sehingga harus dikenakan denda keterlambatan. Rendahnya penyerapan nilai-nilai moral dan etika pengadaan barang
dan jasa, ditambah dengan budaya organisasi yang tidak kondusif dan sulit berubah menyebabkan terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang
dan jasa Pemerintah Provinsi Bengkulu. d.
Media Informasi dan Teknologi Isu pokok yang dihadapi dalam pengadaan publik dalam rangka
pelaksanaan reformasi pengadaan di Indonesia adalah transparansi dan korupsi. Salah satu inisiatif penting untuk memperluas transparansi dan
akses terhadap peluang mengikuti tender adalah melalui Implementasi Aplikasi
E-Procurement. Sehubungan dengan ini, Pemerintah Proovinsi Bengkulu belum memilki aplikasi
E-Procurement, karena pengadaan barang dan jasa pemerintah provinsi Bengkulu belum dapat diakses melalui layanan
internet. Ironisnya sampai sekarang Pemerintah Provinsi Bengkulu belum memiliki Website Resmi
Off Line sebagai salah satu sarana untuk mengaplikasikan program E-Procurement
. Kurangnya media teknologi dan informasi mengakibatkan kurang maksimalnya penyebarluasan informasi
kepada masyarakat dan dunia usaha tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah provinsi Bengkulu.
cxvi
Partisipasi masyarakat dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa di Provinsi Bengkulu sangat minim sekali. Hal ini
terbukti dengan hampir tidak ada laporan atau pengaduan yang masuk melalui Badan Pengawasan Daerah Provinsi Bengkulu berkaitan dengan
proses pengadaan pemerintah tersebut. Kurangnya Partisipasi masyarakat dalam proses pengadaan mulai dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa diakibatkan sulitnya akses masyarakat terhadap informasi penagdaan barang dan jasa pemerintah
provinsi Bengkulu. Selain itu tingkat pendidikan yang rendah juga sangat mempengaruhi terhadap kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi
dalam proses pengadaan pemerintah provinsi Bengkulu. Beberapa kendala tersebut diatas berdampak pada rendah kualiats
pengadaan barang dan jasa Pemerintah Provinsi Bengkulu dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja pengadaan. Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan
Badan Pengawasan Daerah Provinsi Bengkulu terhadap Realisasi Anggaran Belanja pada DinasBadanKantor dalam lingkup Pemerintah Provinsi Bengkulu,
beberapa hal yang dapat disampaikan secara umum dari ringkasan pemeriksaan tersebut92:
a. Ditemukan dalam pelaksanaan tender dengan sistem Pasca Kualifikasi :