Ditemukan dalam pelaksanaan tender dengan sistem Pasca Kualifikasi : Panitia Tender kurang bekerja maksimal dimana personil Panitia dari Biro Pengaturan honor Panitia Tender kurang jelas atau terlalu kecil apabila Sertifikasi sebagaimana yang diisyaratkan

cxvi Partisipasi masyarakat dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa di Provinsi Bengkulu sangat minim sekali. Hal ini terbukti dengan hampir tidak ada laporan atau pengaduan yang masuk melalui Badan Pengawasan Daerah Provinsi Bengkulu berkaitan dengan proses pengadaan pemerintah tersebut. Kurangnya Partisipasi masyarakat dalam proses pengadaan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa diakibatkan sulitnya akses masyarakat terhadap informasi penagdaan barang dan jasa pemerintah provinsi Bengkulu. Selain itu tingkat pendidikan yang rendah juga sangat mempengaruhi terhadap kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pengadaan pemerintah provinsi Bengkulu. Beberapa kendala tersebut diatas berdampak pada rendah kualiats pengadaan barang dan jasa Pemerintah Provinsi Bengkulu dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja pengadaan. Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan Badan Pengawasan Daerah Provinsi Bengkulu terhadap Realisasi Anggaran Belanja pada DinasBadanKantor dalam lingkup Pemerintah Provinsi Bengkulu, beberapa hal yang dapat disampaikan secara umum dari ringkasan pemeriksaan tersebut92:

a. Ditemukan dalam pelaksanaan tender dengan sistem Pasca Kualifikasi :

a Rekanan tidak mengambil dokumen lelang tetapi dapat memasukkan penawaran. b Rekanan yang tidak ikut dalam tahap anwijzing dapat memasukkan tawaran. berdasarkan Pasal 20 ayat 1 huruf b angka 3 dan 4 Pemilihan Penyedia BarangJasa Pemboronganjasa lainnya dengan metode 92 Badan Pengawasan Daerah Provinsi Bengkulu. Ringkasan Hasil Pemeriksaan Realisasi Anggaran Belanja pada DinasBadanKantor Provinsi Bengkulu Tahun 2007. cxvii pelelangan umum meliputi pengambilan dokumen lelang umum dan penjelasan anwijzing. Hal ini disebabkan kurangnya keberanian panitia untuk memilih peserta yang memasukan penawaran yang tidak memenuhi persyaratanprosedur dalam Kepres 802003.

b. Panitia Tender kurang bekerja maksimal dimana personil Panitia dari Biro

atau Bagian pada Sekretariat Daerah tugasnya tumpang tindih karena yang bersangkutan menjadi Panitia di Instansi Lain.

c. Pengaturan honor Panitia Tender kurang jelas atau terlalu kecil apabila

dibandingkan dengan bobot tanggungjawabnya. d. Diketemukan adanya mark up dalam pengadaan barangjasa seperti pengadaan Buku-buku, Kendaraan Dinas, Komputer.

e. Sertifikasi sebagaimana yang diisyaratkan dalam Peraturan Presiden RI

Nomor 80 tahun 2006 pasal 10 ayat 4 huruf f, ujiannya sulit diikuti oleh peserta untuk kelulusannya, sehingga nantinya apabila tidak ada regulasi peraturan, maka pengadaan barang dan jasa akan terhambat karena tidak dapat menjadi panitia. Selanjutnya berdasarkan laporan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BPK-RI terhadap anggaran belanja Pemerintah Provinsi Bengkulu tahun anggaran 2007, dapat diketahui bahwa pada realisasi pengadaan barang dan jasa Pemerintah Provinsi Bengkulu tedapat beberapa indikasi penyimpangan yang dapat mengakibatkan kebocoran APBD Provinsi Bengkulu. Tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai, hasil cxviii pemeriksaan BPK tersebut masih menunjukkan beberapa penyimpangan yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain sebagai berikut93 :

a. Penyimpangan yang mengganggu kewajaran penyajian laporan keuangan