Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VIII
78
2. Olah Suara Vokal
Suara adalah unsur penting dalam kegiatan seni teater yang menyangkut segi auditif atau sesuatu yang berhubungan dengan pendengaran. Dalam kenyataannya,
suara dan bunyi itu sama, yaitu hasil getaran udara yang datang dan menyentuh selaput gendang telinga. Akan tetapi, dalam konvensi dunia teater kedua istilah
tersebut dibedakan. Suara merupakan produk manusia untuk membentuk kata- kata, sedangkan bunyi merupakan produk benda-benda.
Suara adalah unsur yang sangat penting dalam berteater. Dengan suara atauvokal yang baik, pemeran akan mampu mengekspresikan karakter tokoh yang
dimainkannya. Jenis suara tiap orang berbeda-beda, tapi di dalam teater pemeran dituntut untuk bisa menirukan suara sesuai tokoh yang diperankan.
Berolah suara tidak hanya terbatas pada jenis karakter tertentu. Misalnya, suara berat, ringan, halus, mendesah, berteriak, melenguh, menangis, dan
membentak saja. Dalam teater ternyata berolah suara lebih kompleks lagi. Seorang pemain dituntut untuk bisa menirukan dialek logat bicara, harus benar dan tepat
dalam membaca teks, harus bisa menyanyi, harus pandai mengolah suara-suara alam, dan sebagainya.
Dalam berolah vokal, seorang pemain perlu memerhatikan teknik aksentuasi pengucapan huruf, kata, dan kalimat.
a. Aksen dinamik, yaitu belajarlah mengucapkan bagian kata atau kalimat lebih
dikeraskan dibandingkan dengan kata atau kalimat lain. b. Aksen tempo, yaitu aksen yang dilakukan saat menghadapi kata-kata yang
lebih penting daripada kata yang lain. Misalnya, “saya harus pu-lang” c.
Aksen intonasinada adalah aksen yang dilakukan dengan melagukan kata yang sesuai. Misalnya, “Baik, baik. Sekarang kau akan senang menjauhiku”.
Kalimat tersebut dapat diucapkan dengan ekspresi marah atau senang.
3. Olah Pikir Imajinasi
Seorang pemain teater memiliki kecerdasan tersendiri. Bagaimana ia mampu memerankan suatu peran yang notabene peran itu adalah karakter orang lain
yang kontradiktif dengan dirinya. Contohnya, apabila memerankan orang gila, ia harus menunjukan bahwa ia tidak normal, bagaimana ia harus bertingkah laku,
bertutur kata sekenanya, gerakan tubuh sedang berdiri, duduk, mimik wajah sedih, bingung, dan marah.
Dalam berimajinasi seorang pemain haruslah memahami dan mempelajari semua karakteristik panca indra. Karena peran pemain dalam setiap penampilan
adalah bersifat sugesti yaitu bagaimana caranya agar penonton terbawa dan dengan mudah mengetahui maksud gerakan pemain. Misalnya, bagaimana ia
berimajinasi ketika melihat kejadian aneh yang menimpa orang lain, posisi mata pemain seolah-olah menjadi jembatan mata penonton. Begitu pula dengan indra
telinga, penciuman, perasa, dan peraba haruslah dilatih dengan rutin.
Semua itu dibutuhkan sebuah pendalaman jiwa yaitu konsentrasi. Konsentrasi dapat dikuasai dengan cara memusatkan seluruh pikiran dan perasaan hanya
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pelajaran 6 Pertunjukan Teater Nusantara
79
tercurah pada peran tersebut. Caranya bisa dengan pengamatan dan penjelajahan pada orang aslinya. Kesuksesan dalam memerankan tokoh tertentu dapat terwujud
jika daya imajinasi kamu terlatih. Konsentrasi dan daya imajinasi dalam berteater sangat diperlukan untuk membawa penonton pada alur cerita yang diinginkan.
Penonton akan mengerti serta memahami pertunjukan sehingga pementasan teater akan berkenan dihati para penonton.
Nah, untuk lebih menguasai drama, cobalah berlatih dengan teman-temanmu membawakan naskah yang berjudul “Buku Harianmu Buku Harianku Juga”
karangan Henry Arkan berikut ini.
Pemain :
Akbar : laki-laki, 12 tahun, anak penjual kertas bekas Alni
: perempuan, 10 tahun, teman Akbar Rina
: pemilik buku harian Bapak : orang tua Akbar
Adegan I
Pagi hari, saat beberapa orang masih tidur. Akbar mengembalikan buku harian kepada seorang wanita, rambutnya masih sedikit acak-acakan, di sebuah rumah.
Kebahagian memancar dari wajah perempuan itu, lalu datang dari belakang nongol seorang anak perempuan sebaya Akbar.
Rina : Oh…Bagaimana buku ini bisa sampai di tanganmu, Nak? Sudah lama
saya lupakan buku ini. Akbar : Saya temukan di antara tumpukan dagangan Bapak saya.
dari dalam rumah seorang anak perempuan sebaya Akbar muncul bangun tidur
Isa : Ma…
Adegan II
long shot rumah Akbar Menjelang Magrib, di rumah Akbar. Adegan Bapak dan Akbar sambil
mengemasi kertas bekas. long shot ruangan, buku-buku, tangan-tangan, perabotan rumah, Akbar, Bapak
Bapak : Kau sudah besar, harus bisa bantu bapakmu. Aku tidak ingin anakku besar jadi orang bodoh. Bantu bapakmu, kamu tidak harus ikut bekerja.
Dengan jadi orang pinter, bapakmu sudah senang. Jadi apapun kau nanti asal tidak merugikan orang lain.
Akbar : Jadi apa, Pak? Bapak : Apapun, asal tidak merugikan orang lain, tidak berbuat jahat, pokoknya
selalu berbuat baik Akbar : Misalnya?
Di unduh dari : Bukupaket.com
Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VIII
80
Bapak : Memberi, menolong, membantu ya… yang baik-baik. Kalau kau mau berbuat baik, berbuat baiklah tanpa mengharapkan sesuatu. Jadi
berbuatlah baik. Titik Pokoknya yang baik-baik. Akbar : Pada semua orang?
Bapak : Pada semua orang Akbar : Semua orang?
Bapak : Semua orang
Akbar : Pada orang jahat juga? Bapak : Jangan cepat curiga dulu, dari mana kau tahu orang itu jahat
Akbar : Kalau memang jahat? Bapak : Aktivitas selesai tinggal santai… Ah…, sudah pokoknya berbuat
baiklah. Pada semua orang. Tua-muda, besar kecil… Akbar :
Laki-perempuan…, Bapak : Zoom ke Bapak Terutama dengan perempuan.
Jangan sekali-kali kau menyakiti hati perempuan. Kasihan…dan ingat, ibumu juga perempuan Akbar beranjak pergi
Akbar : Bapak juga laki-laki Bapak : Mau ke mana kau?
Akbar : Kan udah selesai…, Bapak : Iya…, kau mau ke mana?
Akbar : Berbuat baik Bapak : Berbuat baik apa nonton TV?
Akbar : Berbuat baik sambil nonton TV Bapak :
???
Pelatih
a
n 1
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar 1.
Sebutkan tiga teknik aksentuasi pengucapan huruf, kata, dan kalimat 2.
Apa perbedaan suara dan bunyi dalam konvensi dunia teater? 3.
Mengapa tubuh menjadi sumber peran yang tidak terbatas? 4.
Mengapa seorang pemain teater harus memiliki tubuh yang lentur? 5.
Apa yang dimaksud dengan penampilan pemain teater bersifat sugesti?
B. Merancang Pertunjukan Teater Nusantara
Merencanakan sebuah pementasan membutuhkan beberapa tahapan. Langkah pertama adalah menentukan lakon. Setelah itu tugas berikutnya
adalah menganalisis lakon, menentukan pemain, menentukan bentuk dan gaya pementasan, memahami dan mengatur blocking, serta melakukan serangkaian
latihan dengan para pemain dan seluruh pekerja artistik hingga karya teater benar- benar siap untuk dipentaskan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pelajaran 6 Pertunjukan Teater Nusantara
81
1. Menentukan Lakon