Seni Teater untuk SMPMTs Kelas IX
174
2 Menander: Dyscolus, Aspis, Georgo, Dis exapaton,Epitrepontes, Colax, misumenos,
Perikeiromene, Samia, Sicyonios, Heros, Theophoroumene, Kitharistes, Phasma, Orge
3 Shakespeare: A Midsummer Night’s Dream, The Comedy of Errors
d. Satir
Satir berasal dari kata satura bahasa Latin, satyros bahasa Yunani, satire bahasa Inggris yang berarti “sindiran”. Lakon satir adalah lakon yang mengemas
kebodohan, perlakuan kejam, kelemahan seseorang untuk mengecam, mengejek bahkan menertawakan suatu keadaan dengan maksud membawa sebuah
perbaikan. Tujuan drama satir tidak hanya semata-mata sebagai humor biasa, tetapi lebih sebagai sebuah kritik terhadap seseorang atau kelompok masyarakat
dengan cara yang sangat cerdik. Lakon satir hampir sama dengan komedi tetapi ejekan dan sindiran dalam satir lebih agresif dan terselubung.
Lakon satir sudah dimainkan sejak abad ke-5 Sebelum Masehi di teater Atena. Lakon satir awalnya digunakan untuk melengkapi lakon tragedi Yunani
pada waktu upacara penghormatan Dewa Dionysos. Pertunjukannya berupa adegan yang singkat dan bersifat menyenangkan penonton. Lakon satir dalam
perkembangannya mengalami kemunduran dan lama kelamaan menghilang dari teater Yunani.
Penulis lakon satir yang paling terkenal adalah Euripides yang menulis lakon The Cyclops.
Sebelum Euripides, ada penulis lakon satir yang mendahuluinya, yaitu Sophocles yang menulis lakon The Trackers. Para penulis satir pada zaman Yunani
biasanya mengambil sasaran dewa sebagai bahan ejekan karena pada waktu itu dewa memiliki kelebihan dan senang memainkan manusia.
e. Melodrama
Melodrama adalah lakon yang isinya mengupas suka duka kehidupan dengan cara yang menimbulkan rasa haru kepada penonton. Menurut Herman J. Waluyo,
melodrama adalah lakon yang sangat sentimental, dengan tokoh dan cerita yang mendebarkan hati dan mengharukan perasaan penonton. Pementasan lakon-lakon
melodrama sangat berbeda dengan jenis-jenis lakon lainnya. Pementasannya seolah-olah dilebih-lebihkan sehingga kurang menyakinkan penonton.
Tokoh-tokoh dalam melodrama adalah tokoh biasa dan tidak ternama berbeda dengan tokoh dalam lakon tragedi yang harus menggunakan tokoh
yang besar, serta bersifat steriotipe. Jika tokoh tersebut jahat, tokoh tersebut akan jahat seterusnya dan tidak ada sisi baiknya. Sementara itu, kalau tokoh tersebut
adalah tokoh pahlawan, tokoh tersebut menjadi tokoh pujaan yang luput dari kekurangan dan kesalahan serta luput dari tindak kejahatan. Tokoh hero dalam
lakon melodrama selalu memenangkan peperangan.
Jenis drama ini berkembang pada permulaan abad kesembilan belas. Istilah melodrama berasal dari bagian sebuah opera yang menggambarkan suasana
sedih atau romantis dengan iringan musik melos diturunkan dari kata melodi atau lagu. Kesan suasana inilah yang kemudian berkembang menjadi jenis drama
tersendiri.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia
175
Ciri-ciri melodrama sebagai berikut. 1
Berpegang kepada keadilan moralitas yang keras, yang baik akan mendapatkan ganjaran pahala dan yang jahat akan mendapat hukuman.
2 Membangkitkan simpati dan keharuan penonton dengan memperlihatkan penderitaan tokoh baik, dan sebaliknya membangkitkan rasa benci dan marah
kepada tokoh jahat.
Gambar 11.12
Melodrama membuat penonton bersimpatik
Sumber: americanmelodrama.com
3 Cerita dalam melodrama diramu dengan unsur-unsur ketegangan suspense.
4 Plot d
ijalin dengan kejadian-kejadian yang mendadak dan di luar dugaan, kejadian-kejadian yang tokoh utamanya selalu nyaris lolos dari bahaya
besar. 5
Karakter tetap yang selalu muncul dalam melodrama adalah pahlawan lelaki atau wanita, tokoh lucu komik, dan penjahat.
6 Dalam pementasannya selalu diiringi musik seperti layaknya seni film sekarang. Kata melodrama sendiri berasal dari kata melo melodi dan drama.
Musik dalam lakon jenis ini berfungsi untuk membangun suasana dan membangkitkan emosi penonton.
7 Tema-tema melodrama berkisar tentang dengan sejarah dan peristiwa rumah
tangga.
2. Pesan Moral dalam Teater Barat