Pelajaran 3 Apresiasi terhadap Seni Teater Daerah
31
A. Mengidentifikasi Jenis-Jenis Karya Teater Daerah
Teater daerah disebut juga teater etnis karena diciptakan oleh suku bangsa untuk memenuhi keperluan mereka akan upacara, seni, dan hiburan. Di Indonesia,
terdapat banyak sekali teater etnis. Di Sumatra, dapat d ijumpai randai, dermuluk,
mak yong, dan mendu. Di Jawa Barat, terdapat ubrug, topeng banjet, longser, sintren, manoreh, ronggeng gunung, dan topeng blantek. Sementara itu, di Jawa
Tengah dan Jawa Timur, ada ludruk, ketoprak, jemblung, ketoprak ongkek, srandul, ande-ande lumut, dadung awuk, wayang topeng, ketek ogleng, jatilan, reog, dan
wayang wong. Adapun di Pulau Bali terdapat arja, calon arang, gambuh, topeng prembon, dan cepung. Lenong, blantek, dan topeng betawi merupakan teater
rakyat dari Jakarta.
Menurut Saini Kosim, dari sifat-sifatnya dan latar belakang perkembangannya teater etnis dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu teater upacara keagamaan,
teater istana, dan teater rakyat. Berikut ini dapat kamu perhatikan ketiga kelompok teater tersebut.
1. Teater Upacara Keagamaan
Gambar 3.1 Calon arang di Bali merupakan contoh teater
upacara keagamaan Sumber: www.bali.blog.com
Teater upacara keagamaan masih kuat berakar dalam fungsi ritualnya. Contoh
kelompok teater ini dapat ditemukan di Bali, yaitu calon arang. Topeng Cirebon juga dapat
dikelompokkan ke dalam teater upacara keagamaan.
Teater keagamaan memiliki sifat-sifat yang khas. Tempat pementasan biasanya
berupa ruangan atau halaman bangunan ibadah atau tempat yang dianggap sakral
melalui upacara. Meskipun terdapat batas jasmaniah antara pemain dan penonton,
hubungan rohaniah antara keduanya sangatlah erat. Pemain dan penonton secara rohaniah
berada di tengah-tengah kegiatan bersama, yaitu penjelasan, pemantapan, dan pengukuhan kembali nilai-nilai yang menjadi
penyangga kehidupan mereka bersama. Kelompok teater ini biasanya berbicara tentang tiga dunia, yaitu dunia atas atau dunia para dewa atau leluhur, dunia
manusia, dan dunia bawah atau dunia para siluman. Penyelenggara dan pemimpin pementasan sering merangkap sebagai pejabat atau pemimpin keagamaan.
Wayang kulit Jawa pada awal perkembangannya sangat bersifat keagamaan yang dipimpin oleh seorang dalang yang merangkap sebagai shaman atau dukun
sebelum pengaruh Hindu dan Buddha masuk ke Jawa. Selain itu, penggunaan perlengkapan keagamaan, seperti genta, air suci, sesajen, dupa, dan gunungan
menunjukkan eratnya hubungan teater kelompok ini dengan agama dan upacara keagamaan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VII
32
2. Teater Istana
Teater istana ialah kelompok teater etnis yang pada awalnya didukung dan dikembangkan oleh para bangsawan, baik di istana maupun kabupaten. Ciri
kelompok teater ini yaitu berlakunya kesantunan dan tata krama istana atau kabupaten. Contoh teater kelompok ini adalah wayang wong, wayang kulit, dan
langendriyan di Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Contoh lainnya adalah gending karesmen dan wayang golek pada awal perkembangannya di Jawa Barat.
Gambar 3.2 Pada awal perkembangannya, wayang golek
termasuk teater istana Sumber: blogspot.com
Di Bali, dikenal jenis teater istana bernama gambuh. Gambuh merupakan
teater tradisional yang paling tua di Bali yang diperkirakan telah ada sejak abad ke-16.
Bahasa yang digunakan dalam gambuh yaitu bahasa Bali kuno yang terasa sangat sukar
untuk dipahami oleh orang Bali sekarang. Tariannya pun sangat sulit karena merupakan
tarian klasik yang bermutu tinggi. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau
gambuh menjadi sumber dari tari-tarian Bali yang ada sekarang.
Kebanyakan lakon yang dimainkan gambuh diambil dari struktur cerita Panji
yang diadopsi ke dalam budaya Bali. Cerita-cerita yang dimainkan di antaranya
Damarwulan, Ronggolawe, dan Tantri. Peran utama menggunakan dialog berbahasa Kawi, sedangkan para punakawan berbahasa Bali. Sering pula para
punakawan menerjemahkan bahasa Kawi ke dalam bahasa Bali biasa. Pementasan gambuh diiringi suling yang suaranya sangat rendah. Suling ini
dimainkan dengan teknik pengaturan napas yang sangat sukar. Selain itu, dalam gamelan pengiring gambuh, yang sering disebut gamelan “pegambuhan”, suling
mendapat tempat yang khusus. Gambuh mengandung kesamaan dengan opera pada teater Barat karena
unsur musik dan nyanyian mendominasi pertunjukan. Oleh karena itu, para penari harus mampu menyanyi. Pusat kendali gamelan dilakukan oleh juru tandak yang
duduk di tengah gamelan dan berfungsi sebagai penghubung antara penari dan musik. Selain dua atau empat suling, melodi pegambuhan dimainkan dengan
rebab bersama seruling. Peran yang paling penting dalam gamelan adalah pemain kendang lanang atau disebut kendang pemimpin. Dia bertugas memberi aba-aba
pada penari dan penabuh.
Teater istana memiliki kekhasan tersendiri karena mengungkapkan tata nilai kaum bangsawan. Teater kelompok ini sangat dipengaruhi oleh susila, tata
krama, dan kesantunan pendukungnya. Cerita teater istana biasanya bertemakan keb
ijaksanaan dan kezaliman raja, keperwiraan atau kepengecutan pangeran, para ksatria, dan sebagainya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pelajaran 3 Apresiasi terhadap Seni Teater Daerah
33
Gambar 3.3 Pementasan teater gambuh di Bali
Sumber: www.flicker.com
Perlengkapan yang digunakan tentu saja alat-alat yang berhubungan erat dengan
tugas hidup kasta ksatria, yaitu memerintah dan berperang. Sementara itu, cara berperan
pemain cenderung dibakukan, mengikuti tata krama dan kesantunan para bangsawan.
3. Teater Rakyat