I. Penilaian
Ranah Afektif
1. Teknik : Pengamatan
2. Bentuk : Lembar Observasi
3. Instrumen : Terlampir
Ranah Kognitif 1. Teknik
: Tes Tertulis 2. Bentuk
: Soal Obyektif 3. Instrumen
: Terlampir
EVALUASI :
Guru Pembimbing
Liesta Ariyani, S.Sos NIP. 19771805 200801 2 007
Klaten,.................. Mengetahui,
Mahasiswa
Citra Agnovela Finanda 13413241003
LAMPIRAN Soal Artikel
A
RTIKEL 1
Gojek Versus Ojek Pangkalan Sumber : Antara
http:nasional.republika.co.idberitanasionaljabodetabek- nasional150928nvdoyd330-gojek-versus-ojek-pangkalan-part2
REPUBLIKA.CO.ID, Persaingan antara layanan jasa trasportasi sepeda motor berbasis aplikasi Gojek dan ojek reguler yang cenderung mengarah kepada tindak
kekerasan. Hal itu menarik perhatian tidak hanya dari masyarakat, tetapi juga Wakil Gubernur DKI Jakarta, bahkan Presiden RI Joko Widodo Jokowi. Perseteruan kedua
kubu tersebut dibahas khusus di Istana Negara pada awal September lalu, saat Presiden Jokowi mengajak makan siang sejumlah pengemudi, termasuk tukang ojek regular dan
pengendara Gojek. Pada acara tersebut para pengojek di pangkalan dan Gojek curhat kepada
Presiden Jokowi mengenai persaingan yang mereka hadapi. Sanuri, tukang ojek reguler yang biasa mangkal di Cempaka Putih, misalnya, mengeluh karena pendapatannya
turun sejak ada Gojek. Tadinya dapat Rp 100 ribu, sekarang cuma dapat Rp 30 ribu, kan kami jadi susah,
ucapnya. Saat mendapat giliran, Suryadi, pengemudi Gojek, mengaku justru mengajak para
tukang ojek reguler untuk bergabung dengan Gojek karena menurut dia ikut masuk dalam armada tersebut dapat memperluas jaringan dan wawasan.
Sebagai penengah antara kedua kelompok tersebut, Prersiden Jokowi meminta mereka tidak berseteru. Jangan berantem. Namanya hidup, ya, bersaing. Mosok yang
Gojek nggak boleh jalan, anak-istrinya gimana? Namanya hidup, ya, ada persaingan, katanya. Senada dengan ajakan kepala Negara, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot
Saiful Hidayat mengimbau para pengojek konvensional dan pengendara Gojek agar dapat bersaing secara sehat untuk mendapatkan penumpang di Ibu Kota.
Imbauan itu disampaikan wagub setelah terjadi pemukulan terhadap pengendara Gojek oleh pengojek konvensional. Kalau bersaing itu secara kompetitif
dan fair serta tidak bisa menggunakan cara-cara kekerasan, katanya. Ia mengakui dukungan diberikan secara penuh oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baik terhadap
Gojek maupun bisnis penyedia jasa ojek lainnya di Ibu Kota. Sistem pencarian penumpang yang diterapkan Gojek yang bagus, menjadi alasan adanya dukungan dari
Pemprov DKI Jakarta, katanya. Dengan keunggulan yang dimiliki Gojek itu, Djarot mengimbau agar para pengojek
konvensional dapat meniru sistem pencarian pelanggan oleh perusahaan tersebut. Perbaikan sistem diperlukan karena dia memandang ojek merupakan salah satu sarana