Metode Media Pembelajaran PENUTUP
                                                                                LAMPIRAN Soal Artikel
A
RTIKEL 1
Gojek Versus Ojek Pangkalan Sumber : Antara
http:nasional.republika.co.idberitanasionaljabodetabek- nasional150928nvdoyd330-gojek-versus-ojek-pangkalan-part2
REPUBLIKA.CO.ID, Persaingan antara layanan jasa trasportasi sepeda motor berbasis  aplikasi  Gojek  dan  ojek  reguler  yang  cenderung  mengarah  kepada  tindak
kekerasan. Hal itu menarik perhatian tidak hanya dari masyarakat, tetapi juga  Wakil Gubernur DKI Jakarta, bahkan Presiden RI Joko Widodo Jokowi. Perseteruan kedua
kubu tersebut dibahas khusus di Istana Negara pada awal September lalu, saat Presiden Jokowi mengajak makan siang sejumlah pengemudi, termasuk tukang ojek regular dan
pengendara Gojek. Pada  acara  tersebut  para  pengojek  di  pangkalan  dan  Gojek  curhat  kepada
Presiden Jokowi mengenai persaingan yang mereka hadapi. Sanuri, tukang ojek reguler yang  biasa  mangkal  di  Cempaka  Putih,  misalnya,  mengeluh  karena  pendapatannya
turun sejak ada Gojek. Tadinya dapat Rp 100 ribu, sekarang cuma dapat Rp 30 ribu, kan kami jadi susah,
ucapnya. Saat  mendapat  giliran,  Suryadi,  pengemudi  Gojek,  mengaku  justru  mengajak  para
tukang  ojek  reguler  untuk  bergabung  dengan  Gojek  karena  menurut  dia  ikut  masuk dalam armada tersebut dapat memperluas jaringan dan wawasan.
Sebagai penengah antara kedua kelompok tersebut, Prersiden Jokowi meminta mereka tidak berseteru. Jangan berantem. Namanya hidup, ya, bersaing. Mosok yang
Gojek nggak boleh jalan, anak-istrinya gimana? Namanya hidup, ya, ada persaingan, katanya.  Senada  dengan  ajakan  kepala  Negara,  Wakil  Gubernur  DKI  Jakarta  Djarot
Saiful  Hidayat  mengimbau  para  pengojek  konvensional  dan  pengendara  Gojek  agar dapat bersaing secara sehat untuk mendapatkan penumpang di Ibu Kota.
Imbauan  itu  disampaikan  wagub  setelah  terjadi  pemukulan  terhadap pengendara Gojek oleh pengojek konvensional. Kalau bersaing itu secara kompetitif
dan  fair  serta  tidak  bisa  menggunakan  cara-cara  kekerasan,  katanya.  Ia  mengakui dukungan diberikan secara penuh oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baik terhadap
Gojek  maupun  bisnis  penyedia  jasa  ojek  lainnya  di  Ibu  Kota.  Sistem  pencarian penumpang yang diterapkan Gojek yang bagus, menjadi alasan adanya dukungan dari
Pemprov DKI Jakarta, katanya. Dengan keunggulan  yang dimiliki Gojek itu,  Djarot mengimbau agar para pengojek
konvensional  dapat  meniru  sistem  pencarian  pelanggan  oleh  perusahaan  tersebut. Perbaikan sistem diperlukan karena dia memandang ojek merupakan salah satu sarana
                                            
                