Penyediaan Lahan Untuk Kawasan Bandar Udara

kebutuhan dan pelayanan bagi kehidupan penduduk kotanya, serta perlunya memantau tingkatstandar kebutuhan masyarakat kota yang selalu berubah sesuai dengan dinamika dari pembangunan perkotaan. Dalam usaha penataan ruang kota, setiap perubahan yang mungkin terjadi di luar dugaan sebelumnya harus dapat diantisipasi sehingga tata ruang yang direncanakan harus bersifat dinamis, sesuai dengan kondisi fisik, ekonomi, dan sosiokultur masing-masing kotanya.

B. Penyediaan Lahan Untuk Kawasan Bandar Udara

Pembangunan bandar udara memerlukan lokasi yang tepat dimana mendukung pembuatan rancang bangun, perencanaan, dan pembangunan bandar udara termasuk kawasan di sekelilingnya wajib memperhatikan ketentuan keamanan penerbangan, keselamatan penerbangan dan kelestarian lingkungan kawasan bandar udara. Bandar udara disamping merupakan pusat kegiatan ekonomi juga merupakan tempat yang paling rawan terhadap keselamatan penerbangan dan pusat kerawanan nasional karena bandar udara merupakan tempat keluar masuknya orang asing dari ke Indonesia, oleh karena itu penentuan lokasi bandar udara tetap dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah berhak menentukan lokasi bandar udara baik bandar udara terbuka untuk umum maupun bandar udara khusus. Semua pembangunan bandar udara harus memperoleh izin dari pemerintah sesuai dengan Pasal 3 ayat 1 PP No. 50 Tahun 1986. 35 Setiap pembangunan bandar udara untuk umum wajib disediakan fasilitas pokok barupa fasilitas pendaratan dan atau lepas landas; fasilitas 35 K. Martono, SH, LLM., Op. Cit., Halaman 133 Universitas Sumatera Utara keamanan dan keselamatan penerbangan; fasilitas untuk penyelesaian penerbangan, penumpang dan bagasinya baik keberangkatan maupun kedatangannya. Di samping fasilitas pokok tersebut, pembangunan bandar udara untuk umum juga harus disediakan fasilitas non aeronautika yang meliputi fasilitas bongkar dan atau memuat kargo, pos fasilitas untuk naik dan atau turunnya penumpang, fasilitas keamanan bandar udara, lahan untuk mendirikan bangunan untuk kepentingan kelancaran operasional di bandar udara; ruang kantor untuk pelaksanaan fungsi pemerintahan sebagaimana disebutkan di atas, ruang kantor untuk berbagai kegiatan perusahaan penerbangan yang mempunyai kegiatan di bandar udara; jaringan jalan menuju ke bandar udara; jembatan yang diperlukan saluran air; tempat pembuangan limbah; instalasi listrik; instalasi telekomunikasi dan instalasi air minum serta penimbunan bahan bakar bunker, di samping fasilitas yang diperlukan untuk orang cacat yang memerlukan pertolongan. 36 36 Ibid, halaman 134. Sebelum pelaksanaan pembangunan bandar udara harus dibuat perencanaan pembangunan dan pengembangan yang meliputi studi kelayakan, rencana induk bandar udara, rancangan awal dan rancangan teknik terinci dan studi analisis mengenai dampak lingkungan AMDAL. Persyaratan lokasi untuk pembangunan, rencana induk bandar udara, pembuatan rancangan awal dan rancangan teknik, studi analisis mengenai dampak lingkungan sebagaimana disebutkan di atas akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Menteri Perhubungan. Universitas Sumatera Utara Lingkungan bandar udara yaitu lingkungan kerja bandar udara dan lingkungan kepentingan bandar udara sebagaimana dimaksud dalam PP No. 50 Tahun 1986. Yang dimaksudkan dengan lingkungan kerja adalah lokasi tanah di dalam batas-batas bandar udara yang diberikan oleh Badan Pertanahan Nasional BPN kepada Menteri Perhubungan dengan hak pengelolaan, sedangkan lingkungan kepentingan bandar udara adalah lahan di luar batas-batas bandar udara yang merupakan kepentingan bandar udara untuk pengembangan dan atau untuk menjamin keselamatan penerbangan. Semua bangunan yang berada di dalam lingkungan kerja bandar udara harus memperoleh ijin membangun dari penyelenggara bandar udara, sedangkan bangunan di lingkungan kepentingan bandar udara ijin diberikan oleh pemerintah daerah setelah memperoleh rekomendasi dari Departemen Perhubungan cq Direktorat jenderal Perhubungan Udara. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan penerbangan dan untuk mencegah terjadinya gugatan dari pihak ketiga yang menderita kerugian akibat ijin yang diberikan oleh pemerintah daerah. Untuk menjamin keselamatan penerbangan di bandar udara maupun di sekitarnya, kawasan sekeliling bandar udara juga harus terhindar adanya empang, tanaman yang mengundang burung atau serangga yang akan mengganggu pesawat udara bird hazard. Demikian pula untuk mencegah adanya gugatan pihak ketiga, di sekitar bandar udara ditetapkan tingkat kebisingan sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat 1 PP No. 50 Tahun 1986. Kebisingan adalah sumber daya yang dipancarkan dari mesin pesawat udara pada saat pesawat terbang dan atau saat mesin hidup, gesekan badan awak pesawat udara dengan udara mesin hidup, gesekan badan awak pesawat udara Universitas Sumatera Utara dengan udara pada saat penerbangan berlangsung, gesekan roda pesawat udara dengan aspal pada saat tinggal landas maupun pada saat mendarat menuju ke apron yang merupakan akumulasi dan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi manusia. Sumber daya yang tidak nyaman tersebut harus diatur pembuangannya. 37

C. Perencanaan Pembangunan Bandar Udara dan Tata Guna Tanah di Kawasan Bandar Udara

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Perlindungan Keselamatan Penumpang Sipil Dalam Penerbangan Militer Ditinjau Menurut Peraturan Perundang-Undangan (Studi Kecelakaan Pesawat Hercules A-1310)

0 11 110

Perlindungan Dana Nasabah Terhadap Pencurian Dana Nasabah Melalui Internet Banking Dengan Modus Sinkronisasi Token Ditinjau Dari Peraturan Perundang-Undangan Perbankan.

0 0 1

PELAKSANAAN PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA DI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT.

0 0 1

Aspek Hukum Perlindungan Kesetan Penumpang Sipil Dalam Penerbangan Militer Ditinjau Menurut Peraturan Perundang-Undangan (Studi Kecelakaan Pesawat Hercules A-1310)

0 0 8

Aspek Hukum Perlindungan Kesetan Penumpang Sipil Dalam Penerbangan Militer Ditinjau Menurut Peraturan Perundang-Undangan (Studi Kecelakaan Pesawat Hercules A-1310)

0 0 1

Aspek Hukum Perlindungan Kesetan Penumpang Sipil Dalam Penerbangan Militer Ditinjau Menurut Peraturan Perundang-Undangan (Studi Kecelakaan Pesawat Hercules A-1310)

0 0 15

Aspek Hukum Perlindungan Kesetan Penumpang Sipil Dalam Penerbangan Militer Ditinjau Menurut Peraturan Perundang-Undangan (Studi Kecelakaan Pesawat Hercules A-1310)

0 0 29

Aspek Hukum Perlindungan Kesetan Penumpang Sipil Dalam Penerbangan Militer Ditinjau Menurut Peraturan Perundang-Undangan (Studi Kecelakaan Pesawat Hercules A-1310)

0 0 3

Aspek Hukum Perlindungan Kesetan Penumpang Sipil Dalam Penerbangan Militer Ditinjau Menurut Peraturan Perundang-Undangan (Studi Kecelakaan Pesawat Hercules A-1310)

0 0 17

DISHARMONI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG AGRARIA

0 1 14