2.5.3 Hidrolisis poliester
Ester-ester sederhana mudah dihidrolisis melalui reaksi dengan asam atau basa encer. Poliester diserang dengan mudah oleh basa, tetapi jauh lebih lambat oleh
asam encer. Hidrolisis dengan air saja sangat lambat sehingga hampir tidak diperhitungkan. Poliester tidak akan terurai menjadi bagian-bagian kecil jika terkena
air hujan. Jika anda menumpahkan basa encer pada sebuah kain yang terbuat dari
poliester, maka sambungan-sambungan esternya akan putus. Etana-1,2-diol terbentuk bersama dengan garam asam karboksilat. Karena dihasilkan molekul-molekul kecil
dan bukan polimer asli, maka serat-serat kain tersebut akan hancur, dan terbentuk sebuah lubang pada kain.
2.6 DIKUMIL PEROKSIDA DCP
DCP adalah radikal sumber yang kuat, digunakan sebagai inisiator polimerisasi, katalis dan zat penvulkanisasi. Temperatur waktu paruh 61
o
C untuk 10 jam, 80
o
C untuk 1 jam dan 120
o
C untuk 1 menit. DCP terdekomposisi dengan cepat, menyebabkan kebakaran dan ledakan, pada pemanasan dan dibawah pengaruh cahaya.
DCP juga bereaksi keras dengan senyawa yang bertentangan asam, basa, zat pereduksi dan logam berat.
Teknik crosslinking ikat silang karet dengan peroksida telah dikenal sejak lama. Keuntungan umum menggunakan peroksida sebagai zat ikat silang adalah
ketahanannya baik pada suhu tinggi dalam waktu yang lama, keelastisannya yang baik, dan tidak ada penghilangan warna pada produk akhir.
Sebaiknya DCP disimpan dalam kondisi temperatur kamar 27
o
C atau maksimum 39
o
C dan untuk menjaga dari zat pereduksi dan senyawa–senyawa yang tidak kompatibel dengannya Khrisnan, 2010.
Diantara berbagai tipe inisiator, peroksida ROOR dan hidroperoksida ROOH merupakan jenis yang paling banyak digunakan. Mereka tidak stabil dengan panas dan
terurai menjadi radikal-radikal pada suatu suhu dan laju yang tergantung pada
strukturnya. Yang ideal, suatu inisiator peroksida mestilah relatif stabil pada suhu pemrosesan polimer untuk menjamin laju reaksi yang layak Stevens, 2001.
2.7 DIVINIL BENZENE DVB
Divinil benzene berubah – ubah secara ekstrim zat crosslinking ikat silang yang sangat baik dan juga meningkatkan sifat – sifat polimer. Sebagai contoh, divinil
benzene banyak digunakan pada pabrik adesif, plastik, elastomer, keramik, material biologis, mantel, katalis, membran, perlatan farmasi, khususnya polimer dan resin
penukar ion Hafizullah, A. 2010. Rumus molekul divinil benzene C
10
H
10
, titik didih 195
o
C, tidak larut dalam air dan larut dalam etanol dan eter dan titik nyala 76
o
C. Ketika beraksi bersama-sama dengan stirena, divinil benzene dapat digunakan sebagai monomer reaktif dalam resin
polyester. Stiren dan divinil benzene bereaksi secara bersam-sama menghasilkan kopolimer stirena dvinil benzene James, 2005.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 TEMPAT PENELITIAN