Sifat-sifat Aspal Aspal Aspal dihasilkan dari minyak mentah yang dipilih melalui proses destilasi minyak

Aspal alamiah ini berasal dari berbagai sumber,seperti pulau Trinidad. Aspal dari Trinidad mengandung kira – kira 40 organic dan zat – zat anorganik yang tidak dapat larut. Dengan pengembangan aspal minyak bumi,aspal alamiah relative tidak penting. 2. Aspal batuan Aspal batuan ini adalah endapan alamiah batu kapur atau batu pasir yang diperpadat dengan bahan – bahan berbitumen. Aspal ini terjadi ini diberbagai bagian di Amerika Serikat. Aspal ini umumnya membuat permukaan jalan yang sangat lama dan stabil ,tetapi kebutuhan transportasi yang tinggi membuat aspal terbatas pada daerah – daerah tertentu. 3. Aspal minyak bumi Aspal minyak bumi pertama kali digunakan di Amerika Serikat untuk perlakuan jalan pada tahun 1894. Bahan – bahan pengeras jalan aspal sekarang berasal dari minyak mentah domestic bermula dari ladang – ladang di Kentucky, Ohio , Michigan, Illinois , Mid-Continent, Gulf-Coastal, Rocky Mountain, California, dan Alaska. Sumbar – sumber asing termasuk Meksiko, Venezuela, Colombia, dan Timur Tengah. Sebasar 32 juta ton telah digunakan pada tahun 1980 Oglesby,C.H.,1996 4. Aspal iran Aspal iran merupakan salah satu jenis aspal yang di impor dari Iran – Teheran. Aspal jenis ini sangat sesuai dan direkomendasikan untuk Negara beriklim tropis seperti di Indonesia, karena ini desain untuk bisa elastis menyesuaikan suhu yang naik dan turun, contohnya aspal yang dipergunakan sebagai bahan utama dalam penelitihan ini yaitu aspal dengan angka penetrasi 6070.

2.2.2. Sifat-sifat Aspal

Aspal mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung dari waktu pembebanan. Pada proses pencampuran dan proses pemadatan sifat aspal dapat ditunjukkan dari nilai viscositasnya,sedangkan pada sebagian besar kondisi saat masa pelayanan, aspal mempunyai sifat viscositas yang diwujudkan dalam suatu nilai modulus kekakuan. Shell, 2010 Sedangkan sifat-sifat aspal lainnya adalah : 1. Aspal mempunyai sifat mekanis Rheologic , yaitu hubungan antara tegangan stress dan regangan strain dipengaruhi oleh waktu. Apabila mengalami pembebanan dengan jangka waktu pembebanan yang sangat cepat, maka aspal akan bersifat elastis, tetapi jika pembebanannya terjadi dalam jangka waktu yang lambat maka sifat aspal menjadi plastis viscous . 2. Aspal adalah bahan yang Thermoplastis, yaitu konsistensinya atau viskositasnya akan berubah sesuai dengan perubahan temperatur yang terjadi. Semakin tinggi temperatur aspal, maka viskositasnya akan semakin rendah atau semakin encer demikian pula sebaliknya. Dari segi pelaksanaan lapis keras, aspal dengan viskositas yang rendah akan menguntungkan karena aspal akan menyelimuti batuan dengan lebih baik dan merata.Akan tetapi dengan pemanasan yang berlebihan maka akan merusak molekul-molekul dari aspal, aspal menjadi getas dan rapuh. 3. Aspal mempunyai sifat Thixotropy, yaitu jika dibiarkan tanpa mengalami tegangan regangan akan berakibat aspal menjadi mengeras sesuai dengan jalannya waktu. Meskipun aspal hanya merupakan bagian yang kecil dari komponen campuran beraspal, namun merupakan bagian terpenting untuk menyediakan ikatan yang awettahan lama durable dan menjaga campuran tetap dalam kondisi kental yang elastis. Brown dkk, 1992. 2.2.3. Kemurnian Aspal Aspal-aspal disuling dan biasanya lebih dari 99,5 persen yang dapat larut di dalam disulfida karbon. Secara normal, aspal bebas dari air atau embun karena diperoleh dari instalasi penyulingan. Bagaimanapun, tangki aspal pemuatan dan pengangkutan mungkin punya beberapa uap air ditank mereka. Bila ada air pada aspal, dapat menyebabkan aspal itu untuk berbusa ketika aspal dipanaskan atau diaduk di atas 212°F 100°C. 2.2.4. Keselamatan Pembusaan aspal bisa merupakan suatu resiko keselamatan. Spesifikasi biasanya memerlukan temperatur aspal tanpa busa pada temperatur sampai ke 350°F 177°C. Aspal jika dipanaskan pada temperatur cukup akan menyambar percikan nyala api. Temperatur saat hal ini terjadi berada di atas temperatur-temperatur yang secara normal digunakan di dalam operasi pengaspalan. Bagaimanapun, untuk memastikan suatu batas aman yang cukup, titik nyala dari aspal itu harus diketahui.

2.2.5. Kepekaan Temperatur