3.3 PROSEDUR PENELITIAN 3.3.1. Proses pembuatan Aspal polimer
1. Aspal dimasukkan ke dalam beaker glass dan dipanaskan dengan suhu
100
o
C. 2.
Ditambahkan pasir dan poliester kemudian di aduk dengan spatula sampai campuran menyatu.
3. Ditambahkan polyester 35gr, katalis 5gr, DCP 1, dan DVB 1 kedalam
campuran kemudian diaduk selama 10 menit. 4.
Ditambahkan serat gelas ke dalam campuran bahan tersebut dan diaduk kembali selama 10 menit.
5. Hasil pencampuran tersebut dibuat kedalam cetakan. 6. Hasil cetakan didinginkan pada suhu kamar,kemudian dikeluarkan dari
cetakan untuk diuji.
0,28 mm 70 mm
150 mm
Gambar 3.1. Ukuran Sampel hasil cetakan
7. Perlakuan yang sama dilakukan untuk dengan perbandingan masing masing pada serat gelas terhadap pasir, 0:40gr, 2,5:37,5gr, 5:35gr,
7,5:32,5gr, 10:30gr, 12,5:27,5gr, 15:25gr, 17,5:22,5gr.
3.3.2 Uji Daya Serap Air
Pengujian daya serap air ini mengacu pada ASTM C-20-00-2005 tentang prosedur pengujian , dimana bertujuan untuk menentukan besarnya persentase air
yang terserap oleh sampel yang direndam dengan perendaman selama 24 jam.
Pengujian daya serap air telah dilakukan terhadap semua jenis variasi sampel yang ada, berikut data hasil penimbangan berat sampel kering dan berat sampel basah.
Pengujian daya serap air Water absorbtion dilakukan pada masing – masing sampel pengeringan.lama perendaman dalam air adalah selama 24 jam dalam suhu
kamar . Massa awal sebelum direndam diukur dan massa sesudah perendaman.Untuk mendapatkan nilai penyerapan air dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut : Daya serap air Water absorbtion =
100 x
M M
M
k k
j
−
.......................................2.2
Dimana : M
b
= Massa basah ,gr M
k
= Massa kering ,gr
3.3.3 Uji Kuat Lentur
Pengujian kekuatan lentur dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan genteng terhadap pembebanan pada tiga titik lentur. Disamping itu pengujian ini juga
dimaksudkan untuk mengetahui keelastisan suatu bahan. Pada permukaan bagian atas yang dibebani akan terjadi kompresi, sedangkan pada bagian permukaan bawah akan
terjadi tarikan.
Gambar. 3.2. Defleksi
Gambar 3.2. Pengujian kuat lentur
Prosedur pengujian kuat lentur : 1.
Dihitung beban maksimum sampel. 2.
Dihitung jarak penyangga dan lebar benda uji serta tebal benda uji. 3.
Kemudian diuji nilai kuat lentur sampel.
2
2 3
bd PL
UFS =
..................................................................... 3.3 Dengan :
P = Load beban
L = Jarak Span 10cm = 0,1m
b = Lebar mm
d = Tebal mm
3.3.4 Uji Impak
Pengujian impak ini bertujuan untuk menentukan ketangguhan sampel terhadap perbebanan dinamis. Metode impak ini disesuaikan dengan metode
pengujian Izod dan Charpy, dimana sampel dengan bentuk dan ukuran menurut standar, dengan kedua ujung sampel diletakkan pada penumpu lalu melepaskan beban
dinamis dengan tiba-tiba dengan menuju sampel berdasarkan ASTM D 638. Dalam urutan untuk mempunyai sebuah perbedaan energi impak, pendulum
dapat dibebaskan dari keadaan yang berbeda. Energi yang hilang oleh impaktor dikacaukan oleh kehilangan dalam mesin itu sendiri. Pada energi kinetik dari bahan
yang rusak dalam proses mikromekanik yang terjadi dalam material selama deformasi dan fracture patahan.
Sementara kekuatan impak I
s
yang dihasilkan merupakan perbandingan antara energi serap E
s
dengan luas penampang awal. I
s
= E
s
................................................................. 3.4 A
Dengan : E
s
= Energy Serap Joule A
= Luas Penampang m
2
I
s
= Kekuatan Impak Joulem
2
Gambar 3.2 Uji kekuatan Impak
3.4. DIAGRAM ALIR