Nama lazim dari poliester umum ini adalah polietilen tereftalat. Nama sehari- harinya tergantung pada apakah digunakan sebagai serat atau sebagai material untuk
membuat produk seperti botol untuk minuman ringan. Jika digunakan sebagai serat untuk membuat kain, biasanya sering hanya disebut poliester. Terkadang juga dikenal
dengan nama perdagangannya seperti Terilen. Jika digunakan untuk membuat botol, misalnya, biasanya disebut PET.
2.5.1 Pembuatan poliester sebagai sebuah contoh polimerisasi kondensasi
Pada polimerisasi kondensasi, jika monomer-monomer bergabung bersama, ada sebuah molekul kecil yang hilang. Ini berbeda dengan polimerisasi adisi yang
menghasilkan polimer seperti polieten – dimana pada proses ini tidak ada yang hilang ketika monomer-monomer bergabung bersama.
Sebuah poliester dibuat dengan sebuah reaksi yang melibatkan sebuah asam dengan dua gugus -COOH, dan sebuah alkohol dengan dua gugus -OH.Pada poliester
umum yang digambarkan terdapat: Asam benzen-1,4-dikarboksilat nama lama: asam tereftalat. Alkohol yaitu etana-1,2-diol nama lama: etilen glikol.
Sekarang bayangkan kita menyusun senyawa-senyawa ini secara bergantian dan membuat ester dimana masing-masing gugus asam dan masing-masing gugus
alkohol, kehilangan satu molekul air setiap kali sebuah sambungan ester terbentuk.
2.5.2 Pembuatan polietilen tereftalat dalam skala produksi
Reaksi terjadi dalam dua tahap utama, yaitu: tahap pra-polimerisasi dan polimerisasi sesungguhnya. Pada tahap pertama, sebelum polimerisasi terjadi,
terbentuk sebuah ester yang cukup sederhana dari asam dan dua molekul etana-1,2- diol. Pada tahap polimerisasi, ester sederhana ini dipanaskan pada suhu sekitar 260°C
dan pada tekanan rendah. Dalam hal ini diperlukan sebuah katalis – ada beberapa kemungkinan termasuk senyawa-senyawa antimoni seperti antimoniIII oksida.
Poliester terbentuk dan setengah dari etana-1,2-diol diperbaharui. Ini selanjutnya dilepaskan dan disiklus ulang.
2.5.3 Hidrolisis poliester
Ester-ester sederhana mudah dihidrolisis melalui reaksi dengan asam atau basa encer. Poliester diserang dengan mudah oleh basa, tetapi jauh lebih lambat oleh
asam encer. Hidrolisis dengan air saja sangat lambat sehingga hampir tidak diperhitungkan. Poliester tidak akan terurai menjadi bagian-bagian kecil jika terkena
air hujan. Jika anda menumpahkan basa encer pada sebuah kain yang terbuat dari
poliester, maka sambungan-sambungan esternya akan putus. Etana-1,2-diol terbentuk bersama dengan garam asam karboksilat. Karena dihasilkan molekul-molekul kecil
dan bukan polimer asli, maka serat-serat kain tersebut akan hancur, dan terbentuk sebuah lubang pada kain.
2.6 DIKUMIL PEROKSIDA DCP