Akuntansi Forensik sebagai alat untuk mempercepat pemberantasan

probabilitasnya sebesar 0,886 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian adalah sama sehingga menggunakan asumsi equal variances assumed. Oleh karena variannya sama, maka analisis uji beda t-testnya harus menggunakan asumsi equal variances assumed sebesar 4,527 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,000 two tail. Jadi untuk variabel peluang karir yang menjanjikan di masa yang akan datang, oleh karena probabilitasnya sebesar 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik kedua rata-rata mean terdapat perbedaan signifikan antara responden strata-1 dan dosen dengan responden S2 dan profesi akuntansi. Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk variabel akuntansi forensik sangat berperan terhadap sebuah peluang karir yang menjanjikan di masa yang akan datang diterima. Alasannya karena, secara statistik apabila dilihat signifikansi dari nilai t sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok responden S1 dan dosen dengan responden S2 dan profesi akuntansi tentang akuntansi forensik sangat berperan terhadap sebuah peluang karir yang menjanjikan di masa yang akan datang.

4.2.4.3 Akuntansi Forensik sebagai alat untuk mempercepat pemberantasan

korupsi dan penanggulangan tindak penipuan. Dari tabel 4.8 terlihat bahwa rata-rata jawaban sebagai alat untuk mempercepat pemberantasan korupsi dan penanggulangan tindak penipuan untuk responden S1 dan dosen adalah 2,0192, sedangkan untuk responden S2 dan Profesi Akuntansi adalah 2,0000. Secara absolut jelas bahwa rata-rata variabel akuntansi forensik sebagai alat untuk mempercepat pemberantaan korupsi dan penanggulangan tindak penipuan berbeda antara responden S1 dan dosen dengan S2 dan profesi akuntansi. Nilai F hitung levene test untuk variabel akuntansi forensik sebagai alat untuk mempercepat pemberantasan korupsi dan penanggulangan tindak penipuan adalah sebesar 14,197dengan probabilitas sebesar 0,000. Oleh karena probabilitasnya sebesar 0,001 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian adalah tidak sama sehingga menggunakan asumsi equal variances not assumed. Oleh karena variannya tidak sama, maka analisis uji beda t-testnya harus menggunakan asumsi equal variances not assumed sebesar 0,111 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,912 two tail. Sebagai alat untuk mempercepat pemberantasan korupsi dan penanggulangan tindak penipuan, oleh karena probabilitasnya sebesar 0,912 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik kedua rata-rata mean tidak terdapat perbedaan signifikan antara responden S1 dan dosen dengan responden S2 dan profesi akuntansi. Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk variabel akuntansi forensik sebagai alat mempercepat pemberantasan korupsi dan penanggulangan tindak penipuan ditolak. Alasannya karena, secara statistik apabila dilihat signifikansi dari nilai t sebesar 0,912 lebih besar dari α =0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok responden S1 dan dosen dengan responden S2 dan profesi akuntansi tentang sebagai alat untuk mempercepat pemberantasan korupsi dan penanggulangan tindak penipuan.

4.2.4.4 Akuntansi forensik dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan