Akuntansi forensik dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan Ada hubungan akuntansi forensik dengan perkembangan ilmu

4.2.4.4 Akuntansi forensik dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan

akuntansi Strata-1 Dari tabel 4.8 terlihat bahwa rata-rata jawaban akuntansi forensik dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan akuntansi responden S1 dan dosen adalah 1,7500, sedangkan untuk responden S2 dan profesi akuntansi adalah 1,7556. Secara absolut jelas bahwa rata-rata variabel dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan akuntansi berbeda antara responden S1 dan dosen dengan S2 dan profesi akuntansi. Nilai F hitung levene test untuk variabel akuntansi forensik dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan akuntansi S1 adalah sebesar 8,796 dengan probabilitas sebesar 0,004. Oleh karena probabilitasnya sebesar 0,004 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian adalah tidak sama sehingga menggunakan asumsi equal variances not assumed. Oleh karena variannya tidak sama, maka analisis uji beda t-testnya harus menggunakan asumsi equal variances not assumed sebesar -0,033 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,974 two tail. Jadi untuk variabel akuntansi forensik dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan akuntansi, oleh karena probabilitasnya sebesar 0,974 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik kedua rata-rata mean tidak terdapat perbedaan signifikan antara responden S1 dan dosen dengan responden S2 dan profesi akuntansi. Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk variabel akuntansi forensik dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan akuntansi strata satu ditolak. Alasannya karena, secara statistik apabila dilihat signifikansi dari nilai t sebesar 0,974 lebih besar dari α =0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok responden S1 dan dosen dengan responden S2 dan profesi akuntansi tentang akuntansi forensik dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan akuntansi Strata-1.

4.2.4.5 Ada hubungan akuntansi forensik dengan perkembangan ilmu

akuntansi saat ini Dari tabel 4.8 terlihat bahwa rata-rata jawaban ada hubungan akuntansi forensik dengan perkembangan ilmu akuntansi saat ini untuk responden akademisi S1 dan dosen adalah 1,9231, sedangkan untuk responden S2 dan profesi akuntansi adalah 1,7556. Secara absolut jelas bahwa rata-rata variabel ada hubungan akuntansi forensik dengan perkembangan ilmu akuntansi saat ini berbeda antara responden S1 dan dosen dengan S2 dan profesi akuntansi. Nilai F hitung levene test untuk variabel pernah mendengar akuntansi forensik adalah sebesar 11,409 dengan probabilitas sebesar 0,001. Oleh karena probabilitasnya sebesar 0,001 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian adalah tidak sama sehingga menggunakan asumsi equal variances not assumed. Oleh karena variannya tidak sama, maka analisis uji beda t-testnya harus menggunakan asumsi equal variances not assumed sebesar 1,178 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,242 two tail. Jadi untuk variabel ada hubungan akuntansi forensik dengan perkembangan ilmu akuntansi saat ini, oleh karena probabilitasnya sebesar 0,242 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik kedua rata-rata mean tidak terdapat perbedaan signifikan antara responden S1 dan dosen dengan responden S2 dan profesi akuntansi. Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk variabel ada hubungan akuntansi forensik dengan perkembangan ilmu akuntansi saat ini ditolak. Alasannya karena, secara statistik apabila dilihat signifikansi dari nilai t sebesar 0,242 lebih besar dari α =0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok responden S1 dan dosen dengan responden S2 dan profesi akuntansi tentang ada hubungan akuntansi forensik dengan perkembangan ilmu akuntansi saat ini.

4.2.4.6 akuntansi forensik belum mendapatkan perhatian yang serius dari