3. Jenis Imunisasi
Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dan anak dari berbagai penyakit, diharapkan anak atau bayi tetap tumbuh dalam keadaan sehat.
Imunisasi dibagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. a.
Imunisasi Aktif Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifikyang akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori,
seehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons.
Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya.
1 Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa polisakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
2 Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
3 Preservatif, stabiliser, antibiotika yang berguna untuk menghindari
tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen. 4
Adjuvan yang terdiri dari garam alumanium yang berfungsi untuk meningkatkan imonugenitas antigen.
b. Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat imunoglobulin yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat bersal dari plasma manusia atau binatang
yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk ke dalam tubuh yang sudah terinfeksi Hidayat, 2005.
C. Imunisasi Dasar Pada Bayi
1. Macam- macam Imunisasi Dasar pada Bayi
Menurut Maryunani 2010 ada beberapa jenis imunisasi yang perlu di berikan:
a. Imunisasi BCG Bacillus Calmate Guerin
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan da[at
terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Frekuensi pemberian BCG adalah satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan, akan tetapi
pada umunnya diberikan pada umur 2 atau 3 bulan, kemudian pemberian imunisasi BCG melalui intrakutan. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah
suntikan dan dapat terjadi limfadenetis regional, dan reaksi panas. b. Imunisasi DPT Diphteri, Pertusis dan Tetanus
Merupakan imuniasasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri
yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang penbentukan zat anti toksoid. Waktu pemberian imunisasi DPT antara umur 2-11
bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi DPT melaui intra muskular. Efek samping pada DPT biasanya, hanya gejala - gejala ringan, seperti
sedikit demam saja dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan, pembengkakan, agak nyeri atau pegal - pegal pada tempat suntikan, yang akan hilang sendiri dalam
beberapa hari. c. Imunisasi Polio
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak, kandungan vaksin ini
adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian polia dalah 4 kali, waktu