xxxi
BAB II TINJAUAN TENTANG HUKUM KONSUMEN
A. Pengertian dan Hak-hak Dasar Konsumen
Istilah konsumen berasal dari bahasa Belanda “konsument”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsumen diartikan sebagai barang-barang hasil
industri bahan pakaian,makanan, dsb. para ahli hukum leguleius, legum peritus pada umumnya sepakat bahwa konsumen diartikan sebagai pemakai terakhir dari
benda dan jasa uiteindelijke gebruiker van goederen en diensten yang diserahkan kepada mereka oleh pengusaha ondernamer. Dari Pengertian tersebut
dapat dipahami bahwa konsumen merupakan pemakai benda dan jasa yang merupakan hasil proses industri dari pihak pengusaha produsen.
Pengertian Yuridis formal ditemukan dalam Pasal 1 angka 2 UUPK dinyatakan bahwa :
3
“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.” Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan
bahwa Konsumen adalah pihak yang memakai, membeli, menikmati, menggunakan barang dan atau jasa dengan tujuan untuk kepentingan pribadi,
keluarga, dan rumah tangganya.
3
Hondius II, Standaardvoorwarden, diss.Leiden, Tahun 1978, hal.240, sebagaimana dikutip oleh Mariam Darus Badrulzaman, Perlindungan Konsumen dilihat dari Sudut Perjanjian
Baku, Makalah yang disajikan pada Simposium Aspek-aspek Hukum Masalah Perlindungan Konsumen 16-18 Oktober 1980 di Jakarta.
xxxii Menurut Pasal 1 angka 2 UUPK dikenal istilah Konsumen akhir dan
Konsumen antara. Konsumen akhir adalah penggunaan atau pemanfaatan akhir dari suatu produk, sedangkan Konsumen antara adalah Konsumen yang
menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian Konsumen dalam UUPK adalah Konsumen
akhir selanjutnya disebut dengan Konsumen. Pengertian Konsumen dalam Pasal 1 angka 2 UUPK mengandung unsur-
unsur sebagai berikut: a. Konsumen adalah setiap orang
Maksudnya adalah orang perorangan dan termasuk juga badan usaha badan hukum atau non badan hukum.
b. Konsumen sebagai pemakai Pasal 1 angka 2 UUPK hendak menegaskan bahwa UUPK menggunakan
kata “pamakai” untuk pengertian Konsumen sebagai Konsumen akhir end user. Hal ini disebabkan karena pengertian pemakai lebih luas, yaitu semua
orang mengkonsumsi barang danatau jasa untuk diri sendiri. c. Barang danjasa
Barang yaitu segala macam benda berdasarkan sifatnya untuk diperdagangkan dan dipergunakan oleh Konsumen. Jasa yaitu layanan berupa
pekerjaan atau prestasi yang tersedia untuk digunakan oleh Konsumen. d. Barang danjasa tersebut tersedia dalam masyarakat
Barang danjasa yang akan diperdagangkan telah tersedia di pasaran, sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk mengkonsumsinya.
xxxiii e. Barang danjasa digunakan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
atau mahluk hidup lain. Dalam hal ini tampak adanya teori kepentingan pribadi terhadap pemakaian
suatu barang danjasa. f. Barang danjasa tidak untuk diperdagangkan
Pengertian Konsumen dalam UUPK dipertegas, yaitu hanya Konsumen akhir, sehingga maksud dari pengertian ini adalah konsumen tidak
memperdagangkan barang danjasa yang telah diperolehnya. Namun, untuk dikonsumsi sendiri.
Az Nasution juga mengklasifikasikan pengertian Konsumen menjadi tiga bagian:
4
a. Konsumen dalam arti umum, yaitu pemakai, pemakai, pengguna danatau pemanfaat danatau jasa untuk tujuan tertentu.
b. Konsumen antara yaitu pemakai, pemakai, pengguna danatau pemanfaat danatau jasa untuk diproduksi menjadi barang danjasa lain untuk
memperdagangkannya distributor dengan tujuan komersial. Konsumen antara ini sama dengan pelaku usaha.
c. Konsumen akhir yaitu, pemakai, pemakai, pengguna danatau pemanfaat danatau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga atau rumah
tangganya dan tidak untuk diperdagangkan kembali. Konsumen akhir inilah yang dengan jelas diatur perlindungannya dalam UUPK.
Konsumen memilki posisi yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi yang juga menjadi faktor penting bagi kelancaran dunia usaha bagi pelaku usaha,
karena Konsumen lah yang akan mengkonsumsi barang danjasa yang diproduksi oleh pelaku usaha tanpa memperdagangkannya kembali, yang mana akan
memberikan keuntungan bagi pelaku usaha untuk kelangsungan usahanya. Konsumen sebagai pemakai barangjasa konsumen memiliki sejumlah hak
dan kewajiban. Pengetahuan tentang hak-hak konsumen sangat penting agar orang
xxxiv bisa bertindak sebagai konsumen yang kritis dan mandiri. Tujuannya, jika
ditengarai adanya tindakan yang tidak adil terhadap dirinya, ia secara spontan menyadari hal tersebut. Konsumen kemudian bisa bertindak lebih jauh untuk
memperjuangkan hak-haknya. Dengan kata lain ia tidak hanya tinggal diam saja ketika menyadari bahwa hak-haknya telah dilanggar oleh pelaku usaha.
Pada tahun 1962 Presiden John F. Kennedy mengemukakan secara tegas hak-hak asasi dasar setiap konsumen. Hak-hak konsumen yang dikemukakan itu
adalah : a. Hak untuk memperoleh keselamatan dan keamanan the right to safety.
Hak ini terutama ditujukan pada perlindungan konsumen terhadap pemasaran barang-barangjasa yang membahayakan keselamatan jiwa atau keselamatan
dirinya. Dalam rangka penggunaan hak ini, pemerintah mempunyai peranan dan tanggungjawab yang sangat penting. Berbagai bentuk perundang-
undangan harus dan telah dibentuk untuk penanggulangannya, sekalipun dibanding dengan meningkatnya produksi karena pembangunan ribuan jenis
barangjasa, dirasakan peraturan-peraturan untuk menjaga keselamatan dan keamanan tersebut masih miskin.
b. Hak memilih the right to choose ; Hak ini bagi konsumen sebenarnya telah ditujukan pada apakah ia akan
membeli atau tidak membeli sesuati barangjasa yang dibutuhkannya. Oleh karena itu tanpa ditunjang oleh hak untuk mendapatkan informasi yang jujur,
tingkat pendidikan yang patut dan penghasilan yang memadai maka hak ini tidak akan banyak artinya. Apalagi dengan meningkatnya teknik penguasaan
pasar, terutama lewat iklan, maka hak untuk memilih ini lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor di luar diri konsumen. Dengan jumlah ribuan
barang-barang yang terdapat di pasar untuk pilihan tanpa digalakkannya faktor penunjang informasi dan keterangan yang jujur mengenai suatu barangjasa
rasanya sukar dilaksanakan hak untuk memilih ini.
c. Hak untuk mendapatkan informasi the right to be informed Dari sudut kepentingankehidupan ekonominya, hak ini mempunyai arti yang
sangat fundamental bagi konsumen. Setiap keterangan mengenai sesuatu barangjasa yang akan dibelinya atau akan mengikat dirinya, haruslah
diberikan selengkap mungkin dan dengan penuh kejujuran, informasi baik secara langsung maupun secara umum melalui berbagai media komunikasi,
seharusnya disepakati bersama untuk tidak menyesatkan, berlebih-lebihan apalagi kalau memuat unsur-unsur yang membahayakan
keselamatankeamanan diri konsumen tersebut.
d. Hak untuk didengar pendapatnya the right to be heard
4
AZ.Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen, Daya Widya, Jakarta, 1999, hal. 25.
xxxv Hak ini dimaksudkan sebagai jaminan bagi konsumen bahwa kepentingannya
harus diperhatikan dan tercermin dalam pola kebijaksanaan pemerintah termasuk di dalamnya turut didengar dalam pembentukan kebijaksanaan
tersebut. Dewan atau lembaga yang bertanggungjawab dalam penggarisan kebijaksanaan itu tidak hanya “production oriented”, tetapi juga haruslah
“consumers oriented”, tidak hanya memperhatikan peningkatan ekonomiproduksi tetapi juga memperhatikan keamanan, keselamatan dan
kesejahteraan konsumen pada umumnya.
5
Selanjutnya oleh Lembaga Konsumen Indonesia YLKI dilahirkan satu hak konsumen, yaitu hak untuk mendapatkan lingkungan yang baik.
Konsumen mempunyai hak untuk lingkungan yang baik, yaitu udara yang bebas dari pencemaran asap-asap pabrik, kenderaan bermotor, bebas dari
kebisingan, air yang bebas dari pencemaran sampah pabrik-pabrik ataupun sampah rumah tangga. Suasana lingkungan yang baik dalam arti kata kita dapat
menikmati hidup dengan aman dan tenteram. Tetapi ada perbedaan dengan hak- hak konsumen yang lain, hak untuk mendapatkan lingkungan yang baik ini perlu
diikuti dengan tanggungjawab dari konsumen untuk menjaga lingkungannya misalnya tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencemari air sungai
dengan membuang sampah ke dalamnya, tidak melakukan penggundulan hutan dan lain-lain. Kelima hak-hak tersebut di atas merupakan hak-hak konsumen yang
bersifat universal. Selanjutnya dalam UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 pada
pasal 4 ditegaskan hak-hak konsumen, yaitu : 1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang danatau jasa ;
5
Ari Purwadi, Aspek Hukum Perdata dan Perlindungan Konsumen, Gramedia, Jakarta, 2002, hal. 49-50.
xxxvi 2. Hak untuk memilih barang danatau jasa serta mendapatkan barang danatau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan ;
3. hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa ;
4. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan.
5. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen 7. hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif. 8. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau penggantian apabila
barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
9. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
B. Dasar Hukum