Dasar Hukum TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI

xlvii yang makin menaik maupun yang makin menurun, ataupun secara kombinasi. Maksud penjualan dimuka umum ini ialah untuk memperoleh hasil setinggi mungkin. Penjualan ini dilangsungkan menurut kebiasaan setempat dan kebanyakan dilakukan dihadapan seorang notaris atau jurusita. Harus dibedakan dari perjanjian jual beli ialah kesanggupan membeli yang singkatnya ialah bahwa pihak pertama mengikat diri menjual kepada pihak lainnya, apabila yang terakhir ini menghendaki yang demikian itu. Jadi, disitu lantas ada suatu penawaran mengikat, sering disebut opsi, seperti misalnya pada perjanjian-perjanjian sewa menyewa, dimana orang yang menyewakan menyatakan bersedia untuk menjual benda yang disewakan kepada penyewa atau pula membiarkan penyewa itu menikmati pengutamaan, jika bendanya dijual. 11

B. Dasar Hukum

Dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan perumahan dengan harga yang dapat dijangkau oleh setiap lapisan masyarakat, khususnya masyarakat ekonomi lemah yang benar-benar sangat membutuhkan perumahan sebagai tempat tinggal sehingga apa yang menjadi tujuan pembangunan tersebut dapat tercapai dengan baik. Pembangunan perumahan adalah usaha yang secara sadar dilaksanakan oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah dalam rangka pertumbuhan dan perubahan yang berencana menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa terlepas dari sistem politik dan ekonomi yang dianut oleh suatu negara, khususnya negara Indonesia yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan 11 H.F.A. Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, Jilid II, Penerbit Rajawali, Jakarta, 1984, hal. 274-275. xlviii keadilan bagi seluruh warganya. Maka tampak jelaslah disini tujuan dilaksanakannya pembangunan perumahan, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah serta untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Untuk dapat terlaksananya pembangunan perumahan dan pemukiman yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat telah diundangkan oleh pemerintah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan hal itu, yaitu : 1. PMDN No. 5 Tahun1973 tentang Ketentuan-ketentuan Mengenai Tata Cara Pemberian Hak Atas Tanah. 2. PMDN No. 5 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Mengenai Penyediaan dan Pemberian Tanah untuk Keperluan Perusahaan. 3. PMDN No. 15 Tahun 1975 tentang Ketentuan-ketentuan Mengenai Tata Cara Pembebasan Tanah yang telah diubah dengan Keppres No. 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum. 4. PMDN No. 1 Tahun 1977 tanggal 17 Pebruari 1977 tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Hak atas Bagian-bagian Tanah Hak Pengelolaan serta Pendaftarannya. 5. Surat keputusan bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 959KPTS1983 6. PMDN No.2 Tahun 1984 tanggal 28 Januari 1984 tentang Penyediaan Tanah untuk Keperluan Perusahaan Pembangunan Perumahan. tentang Penanganan Bidang Perumahan Rakyat No. 3KPTS1983 7. UU No. 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun. xlix 8. PMDN No. 3 Tahun 1987 tentang Penyediaan dan Pemberian Hak Atas Tanah untuk Keperluan Perusahaan Pembangunan Perumahan. 9. PP No. 4 Tahun 1988 tentang Rumah Susun. 10. Kepmen. Pekerjaan Umum No. 01KPTS1989 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Kapling Siap Bangun KSB. 11. Kepmen Perumahan Rakyat No. 11KPTS1989 tentang Pedoman Pengadaan Perumahan dan Pemukiman dengan Fasilitas KPR-BTN oleh Koperasi. 12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 41PRT1989 tentang Pengesahan 25 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia Menjadi Standar Pembangunan Nasional Indonesia. 13. UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman. 14. UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. 15. Surat Edaran Menteri Negara AgrariaKBPN No. 500-1988 tanggal 29 Juni 1994 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keppres No. 55 Tahun 1993. 16. Peraturan Menteri Negara AgrariaKBPN No. 1 Tahun 1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Keppres No. 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. 17. Keputusan Menteri Negara AgrariaKBPN No. 9 Tahun 1997 tentang Pemberian Hak Milik atas RSS dan RS, yang kemudian dirubah dengan Keputusan Menteri Negara AgrariaKBPN No. 15 Tahun 1997, kemudian diperluas lagi dengan Keputusan Menteri Negara AgrariaKBPN No. 1 Tahun 1998. l 18. Surat Edaran Menteri Negara AgrariaKBPN No. 500-1567 tanggal 2 Juli Tahun 1997 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Hak Milik atas Tanah RSS dan RS.

C. Hak dan Kewajiban Dalam Jual Beli