Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikannya. Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah : 1.1 Untuk dapat mengetahui Tatacara Penagihan Aktif di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. 1.2 Untuk mengetahui kontribusi pelaksaaan penagihan aktif terhadap penerimaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota 1.3 Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan penagihan aktif di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. 1.4 Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

2.1 Manfaat bagi mahasiswa yaitu : a. Menerapkan teori yang di dapat selama dibangku kuliah ke dalam dunia kerja. b. Hasil praktik dapat dijadikan sebagai sumber pengembangan ilmu khususnya di bidang Penagihan Pajak. c. Menempah mahasiswa menjadi tenaga kerja yang terampil dalam menghadapi dunia kerja. d. Meningkatkan kemampuan, memperluas, memantapkan keterampilan mahasiswa dalam menjalin hubungan yang baik. Universitas Sumatera Utara 2.2 Bagi Program Studi Diploma III FISIP USU yaitu : a. Membuat dan mengaplikasikan kurikulum yang nyata. b. Membuka interaksi antara dosen, Program Diploma III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dan mahasiswa dengan instansi dalam hal ini Kantor Pajak Pratama Medan Kota. c. Mempromosikan kegunaan dan kualitas sumber daya mahasiswa. d. Memperbaiki pandangan masyarakat atas kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan khususnya Universitas Sumatera Utara. e. Memberi bukti yang nyata atas disiplin ilmu yang telah diterapkan selama dibangku kuliah. 2.3 Bagi Kantor Pajak Pratama Medan Kota a. Menjalin hubungan baik dengan Universitas Sumatera Utara, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. b. Meningkatkan dan mendorong pemunculan pemikiran-pemikiran baru untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. c. Mempromosikan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota kepada Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. d. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam hal meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Universitas Sumatera Utara C. Uraian Teoritis Gambaran penagihan aktif pajak meliputi : 1. Pengertian penagihan pajak. Menurut Undang-Undang No. 19 Tahun 2000, Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar Penangung Pajak melunasi Utang Pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau mengingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Mardiasmo, 2008:46 2. Dasar-dasar Hukum Penagihan Pajak Dasar hukum pelaksanaan pelaksanaan penagihan pajak diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 85PMK.032010 Tentang Tata Cara Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa. 3. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Jurusita Tugas Jurusita Pajak : a. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus. b. Memberitahukan Surat Paksa. c. Melaksanakan penyitaan barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat Universitas Sumatera Utara Perintah Melaksanakan Penyitaan. d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Jurusita harus dilengkapi dengan Kartu Tanda Pengenal Jurusita pajak dan harus diperlihatkan kepada Penanggung Pajak. Jurusita Pajak juga dapat meminta bantuan Kepolisian, Kejaksaan, Departemen yang membidangi hukum dan perundang-undangan, Pemerintahan Daerah setempat, Badan Pertahanan Nasional, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pengadilan Negeri, Bank, atau pihak lain. Wewenang Jurusita Pajak antara lain : a. Memasuki dan memeriksa semua ruangan termasuk membuka lemari, laci, dan tempat lain untuk menemukan objek sita di tempat usaha, di tempat kedudukan, atau di tempat tinggal Penanggung Pajak, atau di tempat lain yang dapat diduga sebagai tempat penyimpanan objek sita. b. Meminta bantuan kepada Kepolisian, Kejaksaan, Departemen yang membidangi hukum dan perundang-undangan, Pemerintah Daerah setempat, Badan Pertahanan Nasional, Bea cukai, dan Lembaga lainnya. c. Menjelaskan tugasnya serta memberitahu maksud dan tujuan penyitaan. Universitas Sumatera Utara Sedangkan Kewajiban Jurusita Pajak adalah : a. Memperlihatkan kartu tanda pengenal Jurusita pajak. b. Memperlihatkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan sekaligusSurat PaksaSPMPSurat Perintah penyanderaan gizjeling. c. Memberitahukan maksud dan tujuan menyampaikan Surat Perintah Penagihan Seketika dan sekaligusSurat PaksaSPMPSurat Perintah penyanderaan gizjeling. d. Memberitahukan dengan pernyataan dan penyerahan salinan Surat Paksa. e. Membuat Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa. f. Menempelkan Surat Paksa salinan pada papan pengumuman kantor pejabat yang menerbitkannya, mengumuman melalui media massa, atau cara lain dalam hal Wajib Pajak atau Penanggung Pajak tidak diketahui tempat tinggalnya, tempat usaha, atau tempat kedudukannya. g. Meninggalkan Surat Paksa salinan dan mencatatnya dalam Berita Acara apabila Wajib Pajak menolak menerima salinan Surat Paksa dan Surat Paksa tersebut dianggap telah diberitahukan. h. Memperlihatkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP. Universitas Sumatera Utara i. Membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita BPAS, dan ditandatangani oleh Jurusita Pajak, saksi-saksi, dan Penanggung Pajak. j. Menempelkan segel sita pada barang-barang yang disita. 4. Proses Penagihan Pajak a. Surat Teguran b. Surat Paksa c. Penyitaan d. Lelang. D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun yang menjadi ruang lingkup dari PKLM ini yang paling mendasar antara lain : 1. Tatacara pelaksanaan Penagihan Aktif kepada Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, pada seksi Penagihan. 2. Kontribusi pelaksaaan penagihan aktif terhadap penerimaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. 3. Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan penagihan aktif di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. 4. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. Universitas Sumatera Utara E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, penulis melakukan metode- metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Adapun metode yang digunakan penulis adalah :

1. Tahap Persiapan