Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota Pengertian Penagihan Pajak

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan pecahan dari kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang berdasarkan kepada : a. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 443KMK.012001 Tanggal 23 Juli 2001. b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 58kmk.012002 tanggal 26 Februari 2002. c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 58KMK.012002 tanggal 26 Februari 2002.

B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Kantor Pelayanan Pajak KPPPratama Medan Kota membawahi 1satu bagian dan 6 enam seksi, ditambah kelompok jabatan fungsional. Adapun bidang-bidang yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota antara lain adalah sebagai berikut: 1. Sub Bagian Umum 2. Seksi Ekstensifikasi 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI 4. Seksi Pelayanan 5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi WASKON I, II, III,IV 6. Seksi Pemeriksaan 7. Seksi Penagihan 8. Kelompok Jabatan Fungsional Universitas Sumatera Utara

C. Bidang-bidang Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

1. Sub Bagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

2. Seksi Ekstensifikasi

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendapatan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakn, urusan tata usaha angka penerimaan pajak, pengalokasia dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja.

4. Seksi Pelayanan

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian Universitas Sumatera Utara dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi WP, serta kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. 5. Seksi Pengawasan dan Konsultan WASKON I, II, III, IV Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan Wajib pajak PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak lainnya, bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajb Pajak, analis kinerja Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 empat Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayahterritorial tertentu

6. Seksi Pemeriksaan

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikanpelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

7. Seksi Penagihan

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan danpenatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. Universitas Sumatera Utara

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama.Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi, integrasi,sinkronisasi, dan simplifikasi dengan Seksi Ekstensifikasi.Selain itu, teknologi informatika dan sistem informasi dimanfaatkan secara optimal. Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN DATA PENAGIHAN PAJAK

A. Pengertian Penagihan Pajak

Menurut Pasal 1angka 9 Undang-Undang No. 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, yang mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2001 selanjutnya disebut Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, yang dimaksud penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar Penangung Pajak melunasi Utang Pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau mengingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Selain itu juga perlu diketahui beberapa pengertian lain yang terdapat pada Pasal 1 Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, antara lain : a. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Utang Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan c. Biaya Penagihan Pajak adalah biaya pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Pengumuman Lelang, Pembatalan Universitas Sumatera Utara Lelang, Jasa Penilai dan biaya lainnya sehubungan dengan penagihan pajak. d. Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh Pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajak. e. Penagihan Seketika dan Sekaligus adalah tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh Utang Pajak dari semua jenis, Masa Pajak dan Tahun Pajak. f. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. g. Penyitaan adalah tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai barang Penanggung Pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut peraturan perundang-undang perpajakan. h. Lelang adalah setiap penjualan barang dimuka umum dengan cara penawaran harga secara lisan dan atau tertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli. i. Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap Penanggung Pajak tertentu untuk keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. j. Penyanderaan adalah pengekangan sementara waktu kebeasan Penanggung Pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu. Universitas Sumatera Utara k. Jurusita Pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan penyanderaan.

B. Dasar-dasar Hukum Penagihan Pajak