Proses Penagihan Aktif Pelaksanaan Penagihan Aktif dan Kontribusinya Terhadap Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanaan Pajak Pratama Medan Kota

g. Meninggalkan Surat Paksa salinan dan mencatatnya dalam Berita Acara apabila Wajib Pajak menolak menerima salinan Surat Paksa dan Surat Paksa tersebut dianggap telah diberitahukan. h. Memperlihatkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP. i. Membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita BPAS, dan ditandatangani oleh Jurusita Pajak, saksi-saksi, dan Penanggung Pajak.\ j. Menempelkan segel sita pada barang-barang yang disita.

D. Proses Penagihan Aktif

Proses penagihan aktif meliputi : 1. Surat Teguran. Surat Teguran adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan Penanggung Pajak untuk melunasi utang pajaknya yang diterbitkan 7 tujuh hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran utang pajak. Sebagaimana telah disebutkan pada pembahasan diatas yang menjadi dasar penagihan pajak adalah adanya STP, SKPKB, SKPKBT, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang dibayar bertambah. Setelah dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal diterbitkannya surat ketetapan tersebut, Wajib Pajak tetap tidak Universitas Sumatera Utara melunasi utang pajaknya, barulah dilakukan tindakan penagihan aktif berupa Surat Teguran. Surat Teguran diterbitkan oleh Pejabat kepada Wajib Pajak segera setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo pembayaran yang tercantum dalam surat ketetapan. Pejabat yang dimaksud disini adalah Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk penagihan pajak daerah. Penerbitan Surat Teguran dimaksudkan untuk memperingatkan atau menegur Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya. d. Surat Paksa Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Surat Paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Hal ini karena pada bagian kepala Surat Paksa terdapat kata-kata “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”, dimana kata-kata tersebut juga terdapat pada putusan pengadilan yang dikeluarkan oleh lembaga peradilan. Dan karena memiliki kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang tetap, pemberitahuan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak oleh Jurusita Pajak harus disampaikan secara resmi yaitu dengan cara diacakan oleh kedua pihak menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Surat Paksa sebagi pernyataan Surat Paksa telah diberitahukan. Universitas Sumatera Utara Surat paksa memerintahkan kepada Penanggung Pajak untuk melunasi utang pajak, bunga dan biaya penagihan dalam waktu 2 x 24 jam. Bila tidak dilunasi maka akan dilakukan penyitaan. Surat Paksa diterbitkan apabila : a. Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis. b. Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, atau c. Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, Surat Paksa diberitahukan kepada Kurator, Hakim Pengawas atau Balai Harta Peninggalan. Sedangkan dalam hal Wajib Pajak dinyatakan bubar atau dalam likuidasi, Surat Paksa diberitahukan kepada orang atau badan yang dibebani untuk melakukan pemberesan, atau likuidator. 3. Penyitaan. Penyitaan adalah tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai barang Penanggung Pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak Universitas Sumatera Utara menurut peraturan perundang-undangan. Apabila utang pajak tidak dilunasi Penanggung Pajak dalam jangka waktu 2 dua kali 24 dua puluh jam setelah Surat Paksa diberitahukan, pejabat menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan. Penyitaan dilakukan oleh Jurusita Pajak disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh Jurusita Pajak, dan dapat dipercaya. Setiap melaksanakan penyitaan, Jurusita Pajak membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita yang ditandatangani oleh Jurusita Pajak, Penanggung Pajak, dan saksi-saksi. Penyitaan dilaksanakan terhadap barang milik Penanggung Pajak yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau di tempat lain termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak lain atau dijaminkan. Barang yang dapat disita berupa : a. Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai dan deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, obligasi, saham, atau surat berharga lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan lain, dan atau b. Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi kotor tertentu. Universitas Sumatera Utara Barang bergerak yang dikecualikan dari penyitaan adalah : a. Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang digunakan oleh Penenggung Pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya. b. Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta peralatan memasak yang berada di rumah. c. Perlengkapan Penanggung Pajak yang bersifat dinas yang diperoleh dari Negara. d. Buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan Penanggung Pajak dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan, kebudayaan dan keilmuan. e. Peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari Rp. 20.000.000,00 dua puluh juta rupiah. Besarnya nilai peralatan ditetapkandengan Keputusan Menteri Keuangan atau Keputusan Kepala Daerah. f. Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya. Terhadap barang yang disita dilarang untuk dipindahtangankan, disewakan, dipinjamkan, disembunyikan, dihilangkan, dan dirusak. Universitas Sumatera Utara Untuk barang yang disita mudah rusak atau cepat busuk penjualannya guna pelunasan utang pajak dikecualikan dari penjualan secara lelang. Dengan adanya ketentuan tentang pengecualian barang yang dapat disita dimaksudkan agar Penanggung Pajak tetap dapat melangsungkan kehidupannya sehari-hari secara layak, walaupun terhadapnya telah dilakukan tindakan penyitaan. Penanggung Pajak diberi kesempatan untuk tetap melangsungkan pekerjaannya agar ia memperoleh penghasilan yang dapat digunakan untuk melunasi pajak yang tersebut. Pencabutan sita dilakukan apabila Penanggung Pajak telah melunasi biaya Penagihan dan utang pajak atau berdasarkan putusan pengadilan atau putusan pengadilan Pajak atau ditetapkan lain dengan Keputusan Menteri Keuangan atau Keputusan Kepala Daerah. 4. Lelang Lelang adalah setiap penjualan barang di muka umum dengan cara penawaran harga secara lisan atau tertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli. Apabila utang pajak dan atau biaya penagihan pajak tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat 14 hari sejak tanggal pengumuman lelang, Pejabat segera melakukan penjualan barang sitaan Penanggung Pajak melalui Kantor Lelang Negara. Pengumuman lelang itu sendiri dilakukan dalam waktu paling singkat 14 hari setelah tanggal pelaksanaan penyitaan. Universitas Sumatera Utara Pengumuman lelang melalui media massa dilakukan satu kali untuk barang bergerak dan dua kali untuk barang tidak bergerak. Hasil lelang dipergunakan terlebih dahulu untuk membayar biaya penagihan pajak yang belum dibayar dan sisanya untuk membayar utang pajak. Dalam hal penjualan secara lelang,, biaya penagihan ditambah 1 satu persen dari pokok lelang. Apabila hasil lelang sudah mencukupi untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak, maka pelaksanaan lelang dihentikan oleh Pejabat walaupun barang akan dilelang masih ada dan sisa barang beserta kelebihan uang hasil lelang dikembalikan kepada Penanggung Pajak segera setelah pelaksanaan lelang. Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

A. Pelaksanaan Penagihan Aktif di Kantor Pelayanan Pajak Pratama