Dasar-dasar Hukum Penagihan Pajak Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Jurusita Pajak

k. Jurusita Pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan penyanderaan.

B. Dasar-dasar Hukum Penagihan Pajak

Dasar hukum pelaksanaan penagihan pajak diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 85PMK.032010 Tentang Tata Cara Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa. Dasar-dasar penagihan pajak adalah : a. Surat Tagihan Pajak STP b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT d. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.

C. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Jurusita Pajak

Menurut Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Penagihan dengan Surat Paksa, Jurusita Pajak Bertugas : a. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus. Universitas Sumatera Utara b. Memberitahukan Surat Paksa. c. Melaksanakan penyitaan barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan. d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Jurusita harus dilengkapi dengan Kartu Tanda Pengenal Jurusita pajak dan harus diperlihatkan kepada Penanggung Pajak. Jurusita Pajak juga dapat meminta bantuan Kepolisian, Kejaksaan, Departemen yang membidangi hukum dan perundang-undangan, Pemerintahan Daerah setempat, Badan Pertahanan Nasional, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pengadilan Negeri, Bank, atau pihak lain. Wewenang Jurusita Pajak antara lain : a. Memasuki dan memeriksa semua ruangan termasuk membuka lemari, laci,dan tempat lain untuk menemukan objek sita di tempat usaha, di tempat kedudukan, atau di tempat tinggal Penanggung Pajak, atau di tempat lain yang dapat diduga sebagai tempat penyimpanan objek sita. b. Meminta bantuan kepada Kepolisian, Kejaksaan, Departemen yang membidangi hukum dan perundang-undangan, Pemerintah Daerah Universitas Sumatera Utara setempat, Badan Pertahanan Nasional, Bea cukai, dan Lembaga lainnya. c. Menjelaskan tugasnya serta memberitahu maksud dan tujuan penyitaan. Sedangkan Kewajiban Jurusita Pajak adalah : a. Memperlihatkan kartu tanda pengenal Jurusita pajak. b. Memperlihatkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan sekaligusSurat PaksaSPMPSurat Perintah penyanderaan gizjeling. c. Memberitahukan maksud dan tujuan menyampaikan Surat Perintah Penagihan Seketika dan sekaligusSurat PaksaSPMPSurat Perintah penyanderaan gizjeling. d. Memberitahukan dengan pernyataan dan penyerahan salinan Surat Paksa. e. Membuat Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa. f. Menempelkan Surat Paksa salinan pada papan pengumuman kantor pejabat yang menerbitkannya, mengumuman melalui media massa, atau cara lain dalam hal Wajib Pajak atau Penanggung Pajak tidak diketahui tempat tinggalnya, tempat usaha, atau tempat kedudukannya. Universitas Sumatera Utara g. Meninggalkan Surat Paksa salinan dan mencatatnya dalam Berita Acara apabila Wajib Pajak menolak menerima salinan Surat Paksa dan Surat Paksa tersebut dianggap telah diberitahukan. h. Memperlihatkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP. i. Membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita BPAS, dan ditandatangani oleh Jurusita Pajak, saksi-saksi, dan Penanggung Pajak.\ j. Menempelkan segel sita pada barang-barang yang disita.

D. Proses Penagihan Aktif