Instumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

Laily Herni Kurniawati, 2014 STUDI KOMPARASI TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE PENEMUAN DAN SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pada desain ini, terlihat bahwa kedua kelompok masing-masing diberi pretest dan setelah mendapatkan pembelajaran diukur dengan postes. Perbedaan antara pretes dan postes diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen.

B. Populasi dan Sampel

Penelitian ini telah dilaksanakan di salah satu Madrasah Aliyah Negeri di Kota Bandung kelas X tahun ajaran 20132014 semester ganjil. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X. Penentuan atau pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan pihak kesiswaan dan guru matematika. Sampel penelitian ini dipilih dari kelompok kelas yang telah ada, ada dua kelas yang dipilih yaitu kelas X –G dan kelas X–H. Dari kedua kelas sampel itu, kelas X–G memperoleh pembelajaran ekspositori kelas kontrol dan kelas X –H memperoleh pembelajaran matematika dengan metode penemuan kelas eksperimen.

C. Instumen Penelitian

Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat instrumen. Adapun instrumen yang dikembangkan dan digunakan dalam seluruh rangkaian kegiatan penelitian ini, terdiri atas dua jenis, yaitu: 1. Instrumen Data Kuantitatif Soal tes ini terdiri dari beberapa soal uraian yang memunculkan indikator- indikator kemampuan pemahaman matematis. Soal tes kemampuan pemahaman matematis diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di awal perlakuan sebagai pretes dan di akhir perlakuan sebagai postes. Bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman matematis siswa adalah tes tertulis berbentuk uraian sebanyak 7 butir soal. Soal-soal yang terdapat pada pretes sama dengan soal-soal yang terdapat pada postes. Sebelum tes kemampuan pemahaman matematis diberikan pada siswa, terlebih dahulu Laily Herni Kurniawati, 2014 STUDI KOMPARASI TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE PENEMUAN DAN SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilakukan uji coba instrumen kepada siswa di luar sampel yang telah mempelajari materi fungsi kuadrat. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen yang meliputi validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda dari instrumen tes. Uji coba instrumen tes kemampuan pemahaman matematis telah dilakukan kepada siswa kelas XI di salah satu SMA Negeri kota Bandung. Hasil tes kemampuan pemahaman matematis diberi skor sesuai penskoran. Setelah data skor hasil uji coba instrumen diperoleh data tersebut di analisis untuk diketahui validitas butir soal, reliabilitas tes, indeks kesukaran butir soal, dan daya pembeda butir soal. a. Validitas tes Suherman 2003:102 mengungkapkan bahwa suatu alat evaluasi disebut valid absah atau sahih apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Validitas dihitung menggunakan rumus koefisien korelasi menggunakan angka kasar raw score. Untuk menghitung validitas butir tiap soal menggunakan rumus Korelasi Product Moment Karl Pearson, yaitu: ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Dengan: : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y : Jumlah siswa : Skor siswa pada tiap butir soal : Skor total tiap siswa Kemudian kita bandingkan hasil dengan tabel r Product Moment dengan dan taraf signifikansi 5 sehingga didapatkan . Suatu instrumen dikatakan valid apabila Menurut Guilford Laily Herni Kurniawati, 2014 STUDI KOMPARASI TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE PENEMUAN DAN SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Suherman, 2003: 112 koefisien validitas r xy diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.1 Klasifikasi Validitas Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan software Anates Uraian 4 dalam menentukan daya validitas untuk setiap butir soal, maka diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 3.2 Hasil Validitas Butir Soal Keterangan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y Untuk n = 23 dengan 0,05 didapat nilai tabel Product Moment = 0,413. Karena nilai koefisien korelasi untuk semua butir soal lebih besar dari Koefisien Validitas r xy Kriteria 0,90 r xy 1,00 Validitas sangat tinggi 0,70 r xy 0,90 Validitas tinggi 0,40 r xy 0,70 Validitas sedang 0,20 r xy 0,40 Validitas rendah r xy 0,20 Validitas sangat rendah Nomor Soal Nilai r xy tabel Keterangan Kriteria 1 0,577 0,413 Valid Validitas sedang 2 0,632 0,413 Valid Validitas sedang 3 0,702 0,413 Valid Validitas tinggi 4 0,685 0,413 Valid Validitas sedang 5 0,722 0,413 Valid Validitas tinggi 6 0, 728 0,413 Valid Validitas tinggi 7 0, 645 0,413 Valid Validitas sedang Laily Herni Kurniawati, 2014 STUDI KOMPARASI TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE PENEMUAN DAN SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,413, maka semua soal mempunyai korelasi biserial yang signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar. b. Reliabilitas tes Menurut Sugiono 2005 reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan konsistensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Untuk mencari koefisien reliabilitas soal tipe uraian dihitung dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha karena soal tes berbentuk uraian dan skornya bukan berbentuk dikotomi yaitu 1 dan 0 . Rumus reliabilitas Cronbach Alpha adalah sebagai berikut: 2 11 2 1 1 i t s n r n s                Keterangan: : Koefisien reliabilitas : Banyak butir soal ∑ : Jumlah varians skor tiap soal : Varians skor total Dimana,   2 2 2 X X n s n     Keterangan: : Varians : Skor tiap butir soal : Jumlah siswa Laily Herni Kurniawati, 2014 STUDI KOMPARASI TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE PENEMUAN DAN SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kemudian kita bandingkan hasil dengan koefisien reliabilitas menurut Sekaran Zulganef, 2006 yang menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan koefisien korelasi reliabilitas menurut Nurgana Sudjana, 2010:160 yang disajikan dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan software Anates Uraian 4, reliabilitas data hasil tes siswa adalah 0, 76. Ini artinya, semua butir tes telah reliabel. Menurut kriteria dari Nurgana, koefisien reliabilitas termasuk ke kriteria reliabilitas tinggi. c. Indeks Kesukaran Suherman 1990:212 mengungkapkan bahwa derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut Indeks Kesukaran difficulty index. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval kontinum 0,00 sampai 1,00. Alat evaluasi yang baik akan menghasilkan skor yang berdistribusi normal. Jika suatu alat evaluasi terlalu sukar, maka sebagian besar siswa akan mendapat nilai yang jelek. Jika alat evaluasi seperti ini maka akan mengakibatkan siswa menjadi putus asa, sebaliknya jika soal yang diberikan terlalu mudah, maka hal ini kurang merangsang siswa untuk berpikir tinggi. Suatu soal dikatakan memiliki derajat kesukaran yang baik bila soal Koefisien Reliabilitas Kriteria r 11 Reliabilitas tak berkorelasi 0 r 11 0,20 Reliabilitas sangat rendah 0,20 ≤ r 11 0,40 Reliabilitas rendah 0,40 ≤ r 11 0,60 Reliabilitas sedang 0,6 0 ≤ r 11 0,80 Reliabilitas tinggi 0,8 0 ≤ r 11 1,00 Reliabilitas sangat tinggi r 11 1 Reliabilitas sempurna Laily Herni Kurniawati, 2014 STUDI KOMPARASI TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE PENEMUAN DAN SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Rumus menentukan Indeks Kesukaran soal uraian sebagai berikut Suherman, 2003:45 atau Keterangan: IK : Indeks Kesukaran : Jawaban benar kelompok atas : Jawaban benar kelompok bawah : Jumlah siswa kelompok atas : Jumlah siswa kelompok bawah Klasifikasi indeks kesukaran tiap butir soal Suherman, 2003:170 dikategorikan sebagai berikut: Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan software Anates Uraian 4 dalam menentukan indeks kesukaran untuk setiap butir soal, maka diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 3.5 Hasil Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran IK Kriteria IK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 ≤ IK 0,30 Soal sukar 0,30 ≤ IK 0,70 Soal sedang 0,70 ≤ IK1,00 Soal mudah IK = 1,00 Soal terlalu mudah Nomor Soal Indeks Kesukaran IK Kriteria 1 0,75 Mudah 2 0,62 Sedang Laily Herni Kurniawati, 2014 STUDI KOMPARASI TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE PENEMUAN DAN SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Daya Pembeda Tujuan dari daya pembeda adalah untuk mengkategorikan apakah sebuah soal mampu untuk membedakan siswa dengan kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Untuk menganalisis daya pembeda soal, digunakan rumus menurut Arikunto 2007:213 atau Keterangan : P : Daya Pembeda : Banyaknya subjek kelompok atas yang menjawab benar : Banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab benar : Banyaknya subjek kelompok atas : Banyaknya subjek kelompok bawah Kriteria untuk daya pembeda Suherman, 2003:161 diinterpretasikan sebagai berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda 3 0,47 Sedang 4 0,45 Sedang 5 0,40 Sedang 6 0,29 Sukar 7 0, 40 Sedang Daya Pembeda DP Kriteria DP 0,00 Sangat jelek 0,00 DP 0,20 Jelek 0,20 DP 0,40 Cukup 0,40 DP 0,70 Baik 0,70 DP 1,00 Sangat baik Laily Herni Kurniawati, 2014 STUDI KOMPARASI TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE PENEMUAN DAN SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan software Anates Uraian 4 dalam menentukan daya pembeda untuk setiap butir soal, maka diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 3.7 Hasil Daya Pembeda Berikut ini adalah rekapitulasi olah data hasil uji instrumen menggunakan software Anates Uraian Versi 4 yang meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran. Tabel 3.8 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Reliabilitas tes = 0, 76 Interpretasi = reliabilitas instrumen tinggi Nomor Soal Daya Pembeda DP Kriteria 1 0,48 Baik 2 0,31 Cukup 3 0,34 Cukup 4 0,35 Cukup 5 0,30 Cukup 6 0,47 Baik 7 0,71 Sangat baik No. Soal Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran Keterangan Koef. Kriteria Status Koef. Kriteria Koef. Kriteria 1 0,577 Sedang Valid 0,48 Baik 0,75 Mudah Digunakan 2 0,632 Sedang Valid 0,31 Cukup 0,62 Sedang Digunakan 3 0,702 Tinggi Valid 0,34 Cukup 0,47 Sedang Digunakan Laily Herni Kurniawati, 2014 STUDI KOMPARASI TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE PENEMUAN DAN SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Instrumen soal seluruhnya berjumlah 7 butir soal. Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, maka instrumen yang digunakan adalah seluruhnya karena memenuhi syarat sebagai instrumen penelitian. 2. Instrumen Data Kualitatif Instrumen data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan wawancara. Lembar observasi dan wawancara merupakan data pendukung yang dinilai pada saat penelitian berlangsung. Lembar observasi harus diisi oleh seorang pengamat yang bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan metode penemuan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan harapan hal-hal yang tidak teramati oleh peneliti ketika penelitian berlangsung dapat ditemukan. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian yaitu lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan metode penemuan dan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data yang sering kita gunakan untuk menggali informasi lebih lanjut, apabila dengan cara angket atau cara lainnya belum bisa terungkapkan atau belum jelas Ruseffendi, 2010:123. Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara setelah dilakukannya postes dengan tujuan untuk memperjelas sesuatu yang dirasakan menggangu, aneh, tidak serupa dengan yang lainnya, atau mengungkap sikap siswa sesungguhnya.

D. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

Minat belajar siswa pada pembelajaran sastra dengan metode demonstrasi di kelas X Madrasah Aliyah Negeri XI Jakarta

0 8 109

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas IV

0 13 196

Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda Dan Sifatnya (Quasi Eksperimen)

0 11 193

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui metode eksperimen: penelitian tindakan kelas di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al-Mukhlisin Pasar Minggu Jakarta Selatan

0 12 182

STUDI KOMPARATIF TENTANG KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA YANG BELAJAR DENGAN PENDEKATAN TEMATIK INTEGRATIF MELALUI MODEL WEBBED DAN SISWA YANG BELAJAR MELALUI DIRECT INSTRUCTION : Kuasi Eksperimen Di Kelas Iv Sdn Cimincrang Kota Bandung.

1 3 45

STUDI KOMPARATIF TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN RELASIONAL DAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DENGAN SISWA YANG BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN LANGSUNG: kuasi eksperimen pada kelas vii sal

0 2 55

EFEKTIFITAS METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PEMBELAJARAN INSYA STUDI EKSPERIMEN KUASI TERHADAP SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH AL-IHSAN BALEENDAH BANDUNG.

0 0 34

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PEMBELAJARAN ISYA : Studi eksperimen kuasi terhadap siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Insan Baleendah Bandung.

0 0 29