Moh. Rizki Maulana S, 2014 Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap
penguasaan keterampilan dasar lob bertahan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permainan bulutangkis cukup digemari oleh masyarakat dan merupakan salah satu cabang olahraga yang mempunyai peluang untuk menghasilkan medali
dalam kejuaraan nasional maupun internasional seperti: Olympiade, Sea Games, Asian Games, dan Pekan Olahraga Nasional, karena olahraga bulutangkis selalu
diandalkan dan dibanggakan seluruh warga negara Indonesia. Namun dewasa ini prestasi bulutangkis Indonesia sedang menurun dikarenakan persaingan antar atlet
dan jenjang pembinaan bulutangkis Indonesia yang terhambat. Untuk mencapai prestasi dalam cabang olahraga bulutangkis, diperlukan
perpaduan beberapa faktor dari individu. Adapun faktor-faktor utama yang dapat menunjang dan diperlukan dalam permainan bulutangkis untuk mencapai prestasi
maksimal adalah: aspek fisik, aspek teknik, aspek taktik, dan aspek mental. Faktor kondisi fisik meliputi: kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan,
keseimbangan, stamina, power. Faktor teknik meliputi: foot work,ready stance, grips, dan strokes. Faktor taktik meliputi: pola penyerangan dan pertahanan.
Faktor mental meliputi: persepsi, kondisi, motivasi, kepercayaan diri. Apabila salah satu aspek tersebut kurang mendapat perhatian, prestasi atlet tidak dapat
berkembang secara optimal. Mengenai pentingnya aspek-aspek tersebut, Harsono 1988, dalam Satriya,
Sidik, dan Imanudin, 2007:49 mengatakan bahwa “Ada empat aspek yang perlu
diperhatikan dan dilatihkan secara seksama oleh atlet, yaitu: a latihan fisik, b
latihan teknik, c latihan taktik, dan d latihan mental ”.
Menjadi seorang pemain bulutangkis yang berprestasi tidaklah mudah sebab dituntut memahami dan menguasai sejumlah keterampilan fisik, teknik, taktik,
dan psikologi secara efektif, efisien, dan simultan. Sebagaimana Tohar menjelaskan 1991, dalam Subarjah d
an Hidayat, 2007:31 bahwa “Keterampilan
Moh. Rizki Maulana S, 2014 Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap
penguasaan keterampilan dasar lob bertahan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2
dasar merupakan salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai dan dipahami oleh setiap pemain dalam melakukan kegiatan bermain bulutangkis”. Sebab
merupakan salah satu pendukung pokok prestasi untuk meraih. Secara umum keterampilan dasar permainan bulutangkis dapat dikelompokkan kedalam empat
bagian yaitu cara memegang raket grips, sikap siap stance atau ready position, gerakan kaki footwork, gerakan memukul strokes.
Salah satu keterampilan dasar memukul yang harus dikuasai atlet bulutangkis adalah lob bertahan clear lob. Subarjah dan Hidayat 2007:67
mengartikan lob bertahan sebagai “Pukulan yang melambung sangat tinggi dengan tujuan untuk mempersiapkan diri dengan memperbaiki posisi untuk
selanjutnya memiliki cukup waktu untuk menerima serangan berikutnya”. Begitu
pula menurut Kumar, 2006; Subarjah, 2009, dalam Hidayat, 2012:26 yang mengatakan bahwa: “Lob bertahan merupakan jenis keterampilan teknik dasar
yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan arah kok melambung tinggi ke bagian belakang lapangan lawan dengan tujuan untuk
bertahan atau mendapatkan paritas ke posisi semula”. Lob bertahan termasuk jenis pukulan yang pertama kali harus dipelajari dan dikuasai oleh atlet pemula karena
paling mudah dipelajari dan dikuasai. Mengenai pentingnya lob bertahan, Hidayat 2012:26 mengungkapkan
bahwa “Lob bertahan overhead forehand defensive clear termasuk jenis pukulan yang sering digunakan dan berperan penting terutama dalam permainan tun
ggal”. Dari kutipan-kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa lob bertahan adalah jenis
pukulan overhead dengan arah kok melambung tinggi ke bagian belakang daerah permainan lawan.
Kemudian latihan mental yang dikenal dengan metode latihan keterampilan psikologis psychological skill trainingPST, memegang peranan yang sangat
penting dalam pencapaian prestasi yang tinggi, kita selalu mendengar kata-kata mental juara, ini artinya bahwa seorang juara memiliki mental yang berbeda
dengan atlet yang bukan juara. Mental biasanya berperan ketika aspek fisik,
Moh. Rizki Maulana S, 2014 Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap
penguasaan keterampilan dasar lob bertahan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3
teknik, taktik, yang dimliki oleh kedua atlet sama, maka yang berperan dalam penentuan siapa yang juara ialah mental atlet itu sendiri. Disinilah peran mental,
sehingga aspek mental perlu dilatihkan pada atlet. Sebagaimana menurut Wann 2002, dalam Hidayat, 2012 bahwa:
Latihan keterampilan psikologis Psychology skill trainningPST adalah program latihan yang disusun secara metodis sistematis dan komprehensif
sebagai sebuah metode atau teknik belajar yang ditujukan untuk membina dan mengembangkan keterampilan teknik, taktik, fisiologis, dan psikologis
secara simultan pada saat yang bersamaan.
Kemudian Hardy dan Jones 1994, dalam Hidayat, 2012:49 berpendapat: PST dibedakan menjadi advanced skill dan basic skill techniques. Advanced
skillditujukan untuk atlet-atlet elit, terdiri atas pengendalian kecemasan, pengandalian aktivasi, kepercayaan diri, pemeliharaan motivasi, dan
pengelolaan perhatian, sementara basic skilltechniques lebih ditujukan untuk atlet-atlet pemula, meliputi penetapan tujuan goal setting, self-talk,
mental imajeri imagery mental, rileksasi ataurelaxation.
Dalam hal ini, penulis khawatir atlet-atlet tidak akan berkembang terutama dari sisi psikologis jika para pelatih tidak mengetahui bagaimana cara melatih
mental atlet. Hanya saja hal ini sangat disayangkan, mengingat kenyataan bahwa pentingnya aspek mental pada umumnya dan kepercayaan diri atlet pada
khususnya belum disadari oleh para pembina ataupun pelatih olahraga terutama bulutangkis. Atlet diberikan proses latihan fisik maupun teknik secara dominan
dibandingkan dengan latihan mental. Gunarsa 2004, dalam Dimyati, 2004:26 menjelaskan bahwa “Pelatih dan pembina olahraga di Indonesia lebih dominan
memberikan latihan fisik dan teknik, tetapi melupakan latihan mental yang sesungguhnya merupakan faktor yang sangat penting”. Pelatih dalam
hubungannya dengan atlet, tanpa didukung dengan pengetahuan mengenai tingkat kepercayaan diri atlet dapat menjadi kendala dalam upayanya membina atlet
untuk meraih prestasi puncak. Begitu juga atlet yang tidak mampu mengendalikan kepercayaan dirinya akan berdampak negatif.
Moh. Rizki Maulana S, 2014 Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap
penguasaan keterampilan dasar lob bertahan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
4
Jelaslah bahwa pengetahuan mengenai aspek mental atlet sangatlah penting bagi para pembina atau pelatih cabang olahraga terutama bulutangkis. Para pelatih
yang mengenal kondisi mental atletnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses latihannya secara optimal, yang pada gilirannya akan bertujuan pada
prestasi puncak. Oleh karena itu, penulis mencoba mengungkapkan beberapa cara alternatif pemecahan masalah tersebut dalam kaitannya dengan latihan mental.
Ada beberapa cara metode latihan mental yang menurut penulis dapat menjadi alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan penguasaan ketermpilan gerak
dan penampilan dalam beragam cabang olahraga terutama bulutangkis, baik untuk atlet pemula, atlet muda dan dewasa, individual dan beregu, atlet elit maupun non
elit, termasuk memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan mental, salah satunya kepercayaan diri. Metode latihan mental tersebut
diantaranya self-talk dan imajeri mental. Komarudin 2013:127 menjelaskan bahwa Self-Talk
adalah “Verbalisasi atlet yang ditujukan pada diri sendiri, bersifat multidimensional dalam bentuk
terbuka atau tertutup, positif atau negatif, dan memiliki fungsi motivasi dan instruksi”. Sedangkan dilihat dari perspektif terapan, Hanton dan Jones 1999,
dalam Hidayat, 2011:80 mengungkapkan bahwa “Self-talk merupakan bagian integral dari komponen intervensi psikologi”. Kemudian menurut Zinsser,
Bunker, dan Williams 2006, dalam Hidayat, 2011:80 bahwa “Self-
talkmerupakan program latihan keterampilan mental yang diajukan oleh para psikolog olahraga dengan tujuan untuk meregulasi kognisi, emosi, perilaku, dan
penampilan”. Lebih lanjut lagi Hardy 2006, dalam Hidayat, 20011:81 mengemukakan
bahwa : Ada lima aspek penting dalam self-talk yaitu: 1 verbalisasi atau pernyataan
yang ditujukan pada diri sendiri, 2 bersifat multi-dimensional, 3 memiliki unsur-unsur interpretif berkaitan dengan isi pernyataan yang
digunakan, 4 kadang-kadang bersifat dinamik, 5 memiliki dua fungsi pokok, yakni fungsi instruksional dan motivasional.
Moh. Rizki Maulana S, 2014 Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap
penguasaan keterampilan dasar lob bertahan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
5
Dalam hal ini, penulis menggunakan metode latihan mental self-talk motivasional. Sebagaimana menurut Theodorakis, Stamou, Kokaridas, Perkos,
dan Kessanopoulou 2000, dalam Hidayat, 2011 :83 bahwa “Self-talk
motivasional berkenaan dengan pernyataan-pernyataan yang didesain untuk membantu penampilan melalui peningkatan kepercayaan diri, usaha, energi yang
dikeluarkan, dan penciptaan mood positif”.
Mengenai metode latihan imajeri mental, Hidayat 2010:1 berpendapat bahwa “Imajeri mental adalah sebuah metode keterampilan psikologis dalam
preoses pembelajaran atau pelatihan olahraga yang memainkan peranan penting dalam meningkatkan keterampilan motorik dan aspek mental atlet”. Sedangkan
Paivio 1985, dalam Hidayat, 2012 telah mengembangkan sebuah kerangka kerja penggunaan imajeri mental dalam aktivitas olahraga yang memfostulasi bahwa
imajeri mental dapat digunakan untuk fungsi kognitif dan motivasional. Mengenai hal ini Hidayat 2012:126 menjelaskan bahwa:
Imajeri kognitif adalah jenis imajeri mental yang berfungsi untuk mengembangkan dan melakukan keterampilan gerak yang spesifik sebaik
mungkin dalam situasi latihan atau pertandingan secara jelas dan benar dengan menggunakan beragam metode latihan yang sesuai dan dilakukan
baik dari perspektif eksternal maupun internal. Adanya dua metode latihan mental diatas yang berbeda baik cara
melakukan, penerapannya, maka akan menghasilkan pengaruh yang berbeda pula terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan, ini merupakan faktor yang
cukup dominan dalam mendukung kegiatan olahraga prestasi terutama dalam pembinaan olahraga bulutangkis
Bertitik tolak dari latar belakang inilah penulis ingin mencoba meneliti tentang pengaruh metode latihan mental antara self-talk motivasional dan imajeri
instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan.
B. Rumusan Masalah