ProsesPembelajaran dengan Metode Two Stay Two Stray Ketrampilan Sosial

Irsan Taufik Munadi, 2014 Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Teknik Analis Data

Unruk membantu penulis dalam menginterpretasi data mentah yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi, maka diperlukan teknik analisis data. Dalam penelitain ini penulis akan mengguanakan teknik analisis kualitatif model interaktif yang dikembangkan oleh Huberman. Teknik analisis interaktif ini terdiri dari tiga komponen yang saling berkatan satu sama lain, yaitu reduksi data, beberan display data, dan penarikan kesimpulan Kunandar, 2012:102. Berikut penjelasan mengenai teknik analisi data yang dilakukan pada penelitian ini :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan “proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan ” Kunandar, 2012: 102. Selain itu menurut Kunandar 2012:102, “dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi”. Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan mengolah datayang didapatkan dari setiap tindakan, untuk dijadikan data yang lebih sederhana. Pengolahan data, dilakukan pada kedua variabel dalam penelitian tindakan ini. Berikut pemaparan mengenai pengolahan data yang dilakukan pada kedua variabel tersebut :

a. ProsesPembelajaran dengan Metode Two Stay Two Stray

Pada variabel ini, data diperoleh dari lembar observasi dengan menggunakan teknik check-list. Terdapat 22 tahapan dengan 5 tahapan inti pada proses pembelajaran dengan metode two stay two stray yang diobservasi pada saat tindakan. Data yang diperoleh pada saat observasi ini, akan di Irsan Taufik Munadi, 2014 Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu klasifikasikan tingkat keberhasilnnya dengan mempersentasekannya terlebih dahulu menggunakan rumus sebagai berikut : � � = � ℎ � � � ℎ ℎ × 100 Setelah diperoleh persentase pelaksanaan metode pembelajaran pada tindakan yang dilakukan, maka hasilnya akan diklasifikasikan tingkat keberhasilnnya. Klasifikasi tingkat keberhasilan proses pembelajaran dengan metode two stay two stray, ditunjukan pada tabel 3.4. Tabel 3.4. Klasifikasi Keberhasilan Proses Pembelajaran Dengan Metode Two Stay Two Stray Prsentase rata-rata Klasifikasi – 25 Sangat Kurang 26 – 51 Kurang 52 – 76 Baik 77 – 100 Sangat Baik Sumber : Penelitian 2014

b. Ketrampilan Sosial

Keterampilan sosial yang diamati pada penelitian ini dibatasi pada tiga keterampilan sosial, yaitu kemampuan memperoleh informasi, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama. Untukaktivitas peserta didik dari setiap keterampilan sosial yang diamati pada saat tindakan, ditunjukan pada tabel 3.5. Tabel 3.5. Keterampilan Sosial No Keterampilan Sosial Aktivitas Peserta dididk 1 Kemampuan Memperoleh 1 Memiliki sumber materi atau informasi dari semua konsep. Irsan Taufik Munadi, 2014 Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Informasi 2 Mampu membuat semua kartu indeks yang ditugaskan. 3 Mampu mengidentifikasi kartu indeks yang telah dibuat keompoknya. 2 Kemampuan Berkomunikasi 4 Mampu mengemukakan pendapatnya pada saat diskusi kelompok. 5 Mampu menggunakan bahasa formal, yaitu bahasa Indonesia. 6 Mampu memaparkan dan memberikan sanggahan. 7 Mampu membuat kartu indeks. 3 Kemampuan Bekerjasama 8 Mampu menghargai pendapat orang lain. 9 Mampu mengemukakan penolakan atau sanggahan. 10 Mampu bekerjasama dalam membuat kartu indeks. Sumber: Penelitian 2014 Pada lembar observasi keterampilan sosial, setiap aktivitas peserta didik diatas, dibagi ke-dalam empat kriteria yang menunjukan besar skor yang didapat oleh setiap kelompok. Skor tertinggi untuk setiap aktivitas peserta didik adalah „4‟, dan sekor terendahnya adalah „1‟.Untuk kamampuan berkomunikasi dan bekerjasama, skor akan menunjukan kuantitas atau jumlah peserta didik yang sudah memiliki kriteria yang dimaksuddalam satu kelompok. Sedangkan untuk kemampuan memperoleh informasi, skor lebih diarahkan ke-kualitas saja, sehingga tidak menunjukan jumlah peserta didik yang sudah memiliki kriteria yang dimaksud. Sehingga untuk kemampuan memperoleh informasi, kuantitas diambil dari jumlah semua anggota dalam satu kelompok. Selain itu, pada setiap tindakannnya akan diketahui jumlah peserta didik yang sudah memiliki keterampilan sosial secara utuh mencakup ketiga kemampuan. Jumlah tersebut, diambil dari skor terendah dari keseluruhan pengamatan keterampilan sosial peserta didik, khususnya pada kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerjasama. Jika kelompok sudah mencapai skor tertinggi, yaitu „4‟, maka untuk kelompok yang beranggotakan 5 orang, Irsan Taufik Munadi, 2014 Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dianggap kelima orang tersebut sudah memiliki keterampilan sosial secara utuh. Jumlah peserta didik yang sudah memiliki keterampilan secara utuh, merupakan indikasi yang menunjukan keberhasilan setiap tindakan dalam satu siklus. Setelah skor pada setiap aktivitas peserta didik untuk keterampilan sosial didapatkan, maka diperoleh-lah skor kumulatif yang didapatkan dari setiap kelompok. Skor ini akan menunjukanklasifikasi setiap kelompokuntuk keterampilan sosial secara utuh mencakup ketiga kemampuan pada setiap tindakanya. Selain klasifikasi yang dilakukan pada setiap kelompok, dalam penelitian ini juga dilakukan klasifikasi keterampilan sosial secara keseluruhan kelas, namun tetap berdasarkan penskoran kelompok. Ada dua klasifikasi secara keseluruhan kelas, yaitu klasifikasi skor pada setiap keterampilan sosial, dan klasifikasi skor kumulatif keterampilan sosial kelas. Untuk klasifikasi skor pada setiap keterampilan sosial, dilakukan berdasarkan jumlah skor kelas yang didapatkan pada setiap keterampilan sosial. Klasifikasi skor keterampilan sosial, ditunjukan pada tabel 3.6. Tabel 3.6.Skor Kelas Keterampilan Sosial Skor Kumulatif Kelas Klasifikasi 10 – 19 Sangat Kurang 20 – 29 Kurang 30 – 39 Baik 40 Sangat Baik Sumber: Penelitian 2014 Sedangkan untuk klasifikasi skor kumulatif keterampilan sosial kelas, diambil dari jumlah skor kelas mencakup ketiga keterampilan sosial yang dimaksud. Klasifikasi skor kumulatif keterampilan sosial keseluruhan kelas ditunjukan pada tabel 3.7. Irsan Taufik Munadi, 2014 Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7.Skor Kumulatif Kelas untuk Keterampilan Sosial Skor Kumulatif Kelas Klasifikasi 100 Sangat Kurang 100 – 200 Kurang 201 – 300 Baik 300 Sangat Baik Sumber: Penelitian 2014

2. Beberan Display Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PELATIHAN BERBASIS SIMULASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU MENERAPKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY.

0 3 17

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keaktifan Dalam Pembelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X I Sekolah Menengah

0 2 15

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY – PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY – TWO STRAY (TS-TS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 20

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI.

0 0 38

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Bandung.

0 4 36

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPS 2 SMA PGRI 1 BANDUNG).

0 1 24