PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung:.
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY
TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL
PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi
Oleh
Irsan Taufik Munadi NIM 1005684
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY
TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL
PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung)
Oleh
Irsan Taufik Munadi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Irsan Taufik Munadi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
IRSAN TAUFIK MUNADI
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY
TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL
PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung) disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
PEMBIMBING I
Dr. Hj. EponNingrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001
PEMBIMBING II
Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 001
Mengetahui
KetuaJurusanPendidikanGeografi
Dr. Hj. EponNingrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001
(4)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY
TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL
PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung)
ABSTRAK
Keterampilan sosial merupakan modal dasarbagi peserta didik dalam mengembangkan belajar mandiri-nya baik di sekolah maupun di luar sekolah.Terdapat tiga keterampilan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu kemampuan memperoleh informasi, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerjasama. Ketiga keterampilan sosial tersebut dilatihkan melalui penerapan metode cooperative learning tipe two stay two stray pada pembelajaran geografi di Kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung. Model cooperative
learningmenuntut peserta didik untuk berinteraksi secara aktif dalam melakukan
pambelajaran secara berkelompok. Selain itu, metode two stay two stray memiliki stuktur kegiatan yang dapat secara maksimal melatih keterampilan sosial yang dimaksud.Metode penelitan yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas model John Elliot. Pada penelitian ini, dilakukan satu siklus dengan tiga kali tindakan kelas. Subjek penelitian adalah peserta didik Kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi dan analisis data dilakukan dengan tiga kali tahapan yaitu reduksi data, beberan (display) datadan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1)Proses pembelajaran metode twostay two stray dikategorikan sangat baik dengan persentase tindakan ke-satu 90,9%, tindakan ke-dua 100%, dan tindakan ke-tiga 100%. (2) Terdapat peningkatan kemampuan memperoleh informasi pada setiap tindakan di kelas XI-C1 dengan selisih peningkatan skor untuk tindakan ke-satu ke tindakan ke-dua yaitu 1 dan tindakan ke-dua ke tindakan ke-tiga yaitu 1. (3) Terdapat peningkatan kemampuan berkomunikasi pada setiap tindakan di kelas XI-C1 dengan selisih peningkatan skor untuk tindakan satu ke tindakan dua yaitu 10, dan tindakan dua ke tindakan ke-tiga yaitu 5. (4)Terdapat peningkatan kemampuan bekerjasama pada setiap tindakan di kelas XI-C1 dengan selisih peningkatan skor untuk tindakan ke-satu ke tindakan ke-dua yaitu 6, dan tindakan ke-dua ke tindakan ke-tiga yaitu 6. Pada akhir tindakan, indikator keberhasilan penelitian telah tercapai, yaitu 89% atau 41 peserta didik memiliki keterampilan sosial. Disimpulkan bahwa,penerapan metode cooperative learning tipe two stay two stray dapat meningkatkan keterampilan sosial peserta didik di kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung.
(5)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(6)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD TYPE TWO STAY TWO STRAY TO IMPROVE SOCIAL SKILL OF STUDENTS IN
GEOGRAPHY LEARNING
(Classroom Action Research on Class XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung)
ABSTRACT
Social skill is the basic skill for students in their self learning both in school and outside of school. There are three social skills referred to in this research, that is the ability to obtain information, communication skills and the ability to cooperate. These three social skillsis trainedthrough the implementation of cooperative learning methods type two stay two stray on learning geography in Class XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung. Model of cooperative learning, demandedstudents to actively interact in learning process in group. In addition two stay two stray method hasactivity structure that can be maximally train social skills. Research method used is the John Eliot model of study class action method. In this research, performed one cycle with three times class action. The Subject is student of XI-C1 Class of SMA Pasundan 1 Bandung. Instrument in this study is the observation sheet and the analysis data is performed with three stages, that is data reduction, displayof data, and drawing conclusions. The result showed that: (1) Implementation of learning process with two stay two stray method was very good, with the percentage of first actions is 90.9%, the second action is 100% and third action is 100%. (2) There is an improvement of ability to obtain information on any action in class XI-C1, with the difference in improvement scores for first action to second action is 1 and second action to third action is 1. (3) There is an improvement of ability to communicate with each act in XI - C1 class with the difference in improvement scores for first action to second action is 10 and second action to third action action is 5. (4) There is an improvement of ability to cooperate with each action in XI-C1 class, with the difference in improvement scores for the first action to second action is 6and second action to third action is 6. At the final action, succes indicator of the research has achieved which is 89% or 41 students have social skill. Conclusionis, the implementation of cooperative learning methods type two stay two stray can improve social skills of students in class XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung.
Key Word : Cooperative learning method, two stay two stray, social skills
(7)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Stuktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Belajar dan Pembelajaran Geografi ... 10
1. Pengertian Belajar ... 10
2. Pengertian Pembelajaran ... 11
3. Belajar dan Pembelajaran untuk Geografi ... 11
B. Cooperative LearninguntukMeningkatkanKeterampilanSosial ... 13
1. Pengertian Cooperative Learning ... 13
2. Tujuan Cooperative Learning ... 14
3. Unsuur-unsur Cooperative Learning ... 15
4. Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray ... 24
C. Keterampilan Sosial ... 27
(8)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Ciri-ciri Keterampilan Sosial ... 28
3. Melatih Keterampilan Sosial di Sekolah ... 30
D. Penelitian yang Relevan ... 33
E. Kerangka Berfikir ... 36
F. Hipotesis Tindakan ... 37
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 38
A. Setting Penelitian ... 38
B. Metode Penelitian ... 38
C. Objek Kajian ... 40
D. Penjelasan Istilah ... 40
1. Keterampilan Sosial ... 40
2. Metode Two Stay Two Stray ... 41
E. Rencana Tindakan ... 41
1. Tindakan 1 ... 42
2. Tindakan 2 ... 45
3. Tindakan 3 ... 48
F. Alat Pengumpul Data ... 51
1. Lembar Observasi Peserta Didik ... 51
2. Lembar Observasi Pendidik ... 52
G. Validasi Data ... 53
1. Member Check ... 53
2. Expert Opinion ... 53
H. Teknik Pengumpulan Data ... 53
1. Observasi ... 53
2. Tugas ... 54
I. Teknik Analisi Data ... 54
1. Reduksi Data ... 55
2. Beberan (Display) Data ... 58
(9)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
J. Indikator Keberhasilan ... 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 61
A. Hasil Penelitian... 60
1. Tindakan 1 ... 60
2. Tindakan 2 ... 79
3. Tindakan 3 ... 98
B. Pembahasan ... 117
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 126
A. Kesimpulan ... 126
B. Saran ... 128
DAFTAR PUSTAKA ... 130
(10)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Nilai-nilai angka yang diperoleh peserta didik dalam suatu kegiatan pembelajaran, bukanlah satu-satunya hasil proses pendidikan yang ada di negara kita.Keterampilan-keterampilan yang diperoleh peserta didik dalam suatu pembelajaran, sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, juga merupakan hasil dari proses pendidikan kita.
Salah satu keterampilan yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah adalah keterampilan sosial. Menurut Mu’tadin (Sebayang, 2007:16) “Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai seseorang pada usia remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki keterampilan sosial”. Ketika peserta didik memiliki keterampilan sosial, maka dia dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sosialnya.
Selain itu, menurut Dahar (1989: 158) keterampilan sosial merupakan salah satu faktor penting yang menunjang, “Perkembangan intelektual, trutama kemampuan berbahasa, memperoleh informasi, dan kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya”. Hal tersebut memang sesuai dengan salah satu dasar falsafah pendidikan yaitu “Homo homini socius” (Lie, 2008: 28),
yang berarti manusia adalah mahluk sosial. Ketika keterampilan yang dimiliki menunjang kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial, maka perkembangan intlektualnya-pun akan berkembang dengan pesat.
Dari Departemen Pendidikan Nasional, melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
(11)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Supriatna, 2007: 134), telah merumuskan profil lulusan yang memiliki keterampilan sosial :
(12)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mampu mencari, memilah dan mengolah informasi dari berbagai sumber.
2. Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-hari.
3. Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. 4. Memahami, menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang
lain yang majemuk.
5. Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasi dengan perkembangan masyarakat, lingkungan dan perkembangan global serta aturan-aturan yang melingkupinya. Dari kriteria diatas dapat tergambar bahwa, peserta didik dengan keterampilan sosial, akan memiliki kematangan dalam memperoleh informasi. Kematangan yang dimaksud, yaitu kematangan dalam mencari, memilah, serta mengolah informasi dari sumber-sumber informasi yang ada. Kematangan dalam menyikapi informasi ini, menjadikan keberadaan media masa sebagai salah satu media penyebaran ilmu pengetahuan, akan sangat bermanfaat bagi peserta didik dalam menunjang kegiatan belajarnya.
Selain itu, peserta didik dengan keterampilan sosial, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berkomunikasi dengan baik akan dimiliki ketika peserta didik meningkatkan intensitasnya dalam berkomunikasi. Dengan kemampuan berkomunikasi ini, maka kegiatan pembelajaran dalam kelas-pun akan jauh lebih aktif, karena peserta didik memiliki kepercayaan diri dalam mengemukakan pendapatnya.
Kemampuan lain yang dimilki peserta didik dengan keterampilan sosial, adalah kemampuan berkerjasama. Kemampuan bekerjasama yang dimaksud menurut Mu’tadin (Sebayang, 2007:16) yaitu,
Menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain,mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dsb.
(13)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Suarma Al Mushtar (Supriatna, 2007:130) “Lembaga pendidikan merupakan tempat paling baik untuk penanaman pengetahuan, nilai, keterampilan-keterampilan bagi para siswa”. Sehingga dengan demikian, keerampian sosial sangat baik dilatihkan di lingkungan sekolah, terutama dalam suatu pembelajaran. Menurut Supardi (2013: 176) “Kegiatan pembelajaran siswa harus dikondisikan dalam suasana interaksi dengan orang lain seperti antara siswa, antara siswa dengan guru, dan siswa dengan masyarakat”. Dengan kata lain, sekolah menjadi tempat yang ideal bagi keterampilan sosial untuk dilatihkan, karena di lingkungan sekolah, peserta didik diberikan kesempatan untuk melatih ketrrampilan sosial yang ada dalam dirinya.
Dalam pembelajaran geografi, keterampilan sosial sangat tepat untuk dikembangkan. Karena pada dasarnya, geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk ke dalam mata pelajaran rumpun sosial. Dimana di dalamnya dibahas mengenai fenomena-fenomena sosial di lngkungan masyarakat.
Menurut Arjana (2010: 197), “Geografi mengkaji berbagai macamfenomena-fenomena geosfer termasuk fenomena fisik maupun sosial, sehingga memberi kontribusi bagi peningkatan kesadaran geografis dan pengembangan modal sosial”. Dengan pengembangan keterampilan sosial dalam pembelajaran geografi, maka peserta didik akan memiliki modal sosial yang sangat berguna bagi kehidupannya dalam bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Namun pada kenyataanya, kondisi ideal ini selalu bersebrangan dengan kondisi di lapangan. “Pembelajaran yang dilakukan di sekolah lebih sering mengejar hasil belajar dari pada proses dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan” (Supriatna, 2007:130), termasuk keterampilan sosial. Sehingga peserta didik pun memiliki paradigma belajar yang sifatnya
(14)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hanya mengejar nilai akhir saja, bukan pada kualitas proses yang dijalani. Pembelajaran hanya berfokus pada transfer of knowledge yang sifatnya pasif, bukan pada learning how to life yang sifatnya jauh lebih bermanfaat bagi peserta didik untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang. Kondisi tersebut memiliki kesamaan dengan proses pembelajaran geografi yang dilakukan Kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung.
Menurut Somantri (Supriatna, 2007: 130), “Keterampilan sosial yang seharusnya dilatihkan, dicontohkan dan dikembangkan oleh guru dalam prosespembelajaran”. Peran pendidik yang mendominasi dalam melatihkan keterampilan sosial adalah dengan pemilihan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan sosial. Menurut Huda (2013: 17 – 18), “Cooverative learningsangat efektif meningkatkan prestasi belajar, keterampilan sosial dan sikap kultural siswa”. Sehingga demikian, salah satu metode pembelajaran yang dapat melatihkan keterampilan sosoal secara efektif adalah metode cooverative learning.
Cooverative learning merupakan metode pembelajaran yang
mengedepankan interaksi belajar dengan kelompok belajar. Ketika peserta didik melakukan interaksi dalam kelompoknya maka disana terjadi pelatihan keterampilan sosial dalam bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik. Selain itu, dengan cooverative learning, peserta didik juga dituntuntut untu memperoleh informasi sendiri, mengenai materi belajar yang sedang dibahas dalam suatu pembelajaran. Sehingga Suprijono (2013: 61), memasukan keterampilan sosial sebagai salah satu unsur yang terdapat dalam metode pembelajaran cooperative learning.
Ada berbagai jenis metode cooperative learning yang tentu semuanya dapat meningkatkan keterampilan sosial (Huda, 2012: 17). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode cooperative learning tipe two stay
(15)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berperan aktif dalam pembelajaran dengan melakukan diskusi pada kelompok-kelompok kecil. Dengan diskusi kelompok, akan dicapai pengalaman belajar sebesar 70% oleh peserta didik (Supardi, 2013: 184). Hal tersebut dikarenakanpeserta didik berperan aktif dalam memahami materi pelajaran yang tentunya dengan bimbingan pendidik.
Selain itu, dalammetode pembelajarantwo stay two stray,terdapat kegiatan dimana dua peserta didik dari satu kelompok saling bertukar informasi dengan kelompok lain untuk melengkapi pembahasan kelompoknya. Dengan kegitan tersebut, metode ini sangat mendukung untuk melatihkan keterampilan sosial, yaitu kemampuan memperoleh informasi, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama.
Berdasarkan uraian diatas maka penuslis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul, “Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Strayuntuk Meningkatkan
Keterampilan Sosial Peserta didik Dalam Pembelajaran Geografi”, yang akan dilaksanakan di kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Dari hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 bandung, penulis mengamati bahwa, pada saat pembelajaran geografi dilakukan, pelatihan keterampilan sosial kurang diterapkan. Untuk kemampuan mencari informasi, hanya sekitar 8 peserta didik yang mempunyai sumber belajar tambahan sebagai pengetahuan awal mereka tentang materi pembelajaran. Kebanyakan peserta didik di kelas XI-C1 hanya mengandalkan materi yang ada di buku LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai bahan belajarnya. Pendidik tidak mendorong peserta didik untuk memiliki sumber belajar lain selain LKS tersebut.
(16)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk kemampuan berkomunikasi, peserta didik masih belum terbiasa dalam mengemukakan pendapatnya, baik dalam bentuk pertanyaan maupun sanggahan. Dari pengamatan yang dilakukan, penulis mengamati hanya ada sekitar 5 peserta didik yang mengemukakan pendapatnya dalam kelas, baik dengan memberi pertanyaan maupun sanggahan.
Selain itu, untuk kemampuan bekerjasama, kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 bandung juga masih kurang. Ketika pendidik memberikan tugas kelompok untuk membuat makalah, beberapa kelompok membagikan tugas kepada masing-masing anggotanya untuk mencari materi tertentu, dan setelahnya disatukan dalam satu makalah. Sehingga tidak ada proses diskusi atau tukar pendapat dalam kelompok ketika mengerjakan tugas tersebut. Bahkan, beberapa kelompok hanya mengandalkan salah satu orang anggota kelompoknya yang dianggap unggul, untuk mengerjakan keseluruhan tugas makalah tersebut. Penulis mengamati hanya sekitar 10 peserta didik yang melakukan diskusi dengan teman satu kelompoknya pada saat pengerjaaan tugas berlangsung.
Berdasarkan pemaparan diatas, telah jelas bahwa yang menjadi titik tolak permasalahan dalam penelitian ini adalah kuragnya keterampilan sosial yang dimiliki oleh peserta didik kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung. Dengan kondisi tersebut, maka penulis ingin meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative
learning tipe two stay two stray pada pembelajaran geografi. Oleh karena itu,
maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu, “Apakah penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe two stay two
straydapat meningkatkan keterampilan sosial di kelas XI-C1 SMA Pasundan
1 Bandung?”.
(17)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari masalah penelitian diatas, maka penulis menyusun beberapa rumusan masalah, sebagai batasan masalah dari penelitin ini. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana penerapan metodecooperative learning tipe two stay two
straydalam pembelajaran geografi untuk meningkatkan kemampuan
memperoleh informasi pada peserta didikkelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung?
2. Bagaimana penerapan metodecooperative learning tipe two stay two
straydalam pembelajaran geografi untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi pada peserta didikkelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung?
3. Bagaimana penerapan metodecooperative learning tipe two stay two
straydalam pembelajaran geografi untuk meningkatkan kemampuan
bekerjasama pada peserta didikkelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Untuk memberikan arahan yang jelas mengenai penelitian tindakan kelas yang dilakukan maka harus terdapat tujuan dalam penelitian. Tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu, untuk :
1. Untuk meningkatan kemampuan memperoleh informasi dalam pembelajaran geografi di kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung melalui penerapan metode cooperative learning tipe two stay two
(18)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Untuk meningkatan kemampuan berkomunikasi dalam pembelajaran geografi di kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung melalui penerapan metode cooperative learning tipe two stay two stray.
3. Untuk meningkatan kemampuan bekerjasama dalam pembelajaran geografi di kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung melalui penerapan metode cooperative learning tipe two stay two stray.
E. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang diharapkan muncul dari penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan metode pembelajaran menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray untuk meningkatkan keterampilan sosial di kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung dalam mata peajaran geografi, yaitu :
1. Bagi peserta didik : memiliki keterampilan sosial (kemampuan
memperoleh informasi, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama) melalui penerepan metode cooperative learning tipe two
stay two stray.
2. Bagi pendidik : meningkatnya pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan pendidik dalam penerapanmetode cooperative learning tipe two stay two stray untuk meningkatkan keterampilan sosial pada peserta didik; memberikan pengalaman bagi pendidik dalam melaksanakan variasi metode; dan meningkatkan profesionalitas pendidik, terutama pada aspek pedagogis.
3. Bagi sekolah : meningkatkan kualitas lulusan SMA Pasundan 1
(19)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bagi pendidik lain : sebagai sumber referensi dan motivasi untuk
memecahkan permasalahan pembelajaran dan peningkatan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
F. Stuktur Organisasi Skripsi
Terdapat lima bab dalam karya tulis ilmiah ini yang menggambarkan tiap-tiap tahapan yang dilakukan dalam penelitian. Berikut stuktur organisasi dalam penulisan karya tulis ilmiah ini :
Bab I, berisi mengenai pendahualuan dalam karya tulis ilmiah ini. Pendahuluan dalam karya tulis ilmiah ini, memaparkan latarbelakang penelitian, identifikasi masalah dalam penelitian, perumusan masalah, tujuan dalam penelitian, manfaat penelitian yang akan diperoleh, serta stuktur organisasi karya tulis ilmiah. Dengan bab pendahuluan ini, penulis memberikan gambaran bagi para pembaca mengenai sebab serta arah penelitian yang dilakukan dalam karya tulis ilmiah ini.
Bab II, berisi tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi tentang konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum, model-model, dan rumus-rumus dalam bidang yang dikaji dalam penelitian ini. Sehingga dengan terdapatnya kajian pustaka pada bab ini, pembaca dapat mengetahui landasan pemikiran yang dimiliki oleh penulis dalam penelitian ini. Selain itu bab ini juga terdapat kerangka pemikiran yang menggambarkan cara berfikir penulis dalam melakukan penelitian ini. Bab ini juga terdapat hipotesis penelitian yang menggambarkan anggapan penulis terhadap penelitian yang diulakukan.
Bab III, berisi tentang metode penelitian yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian. Dalam bab III, penulis menjelaskansetting penelitian, prosedur penelitian, aspek yang diteliti, definisi oprasional, teknik pengumpulan data, alat pengumpul data, teknik analisis data, validasi data,
(20)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan indikator keberhasilan penelitain.Penyusunan bab III- ini, ditujukan supaya pebaca dapat mendapatkan gambaran mengenai cara atau metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini.
Bab IV, berisi tentang hasil penelitian serta pembahasan. Hasil penelitian, memaparkan analisis data yang diperoleh dari lapangan. Pemaparan hasil penelitian disesuaikan dengan pertanyaan penelitian, hipotesis serta tujuan penelitian. Pemaparan hasil penelitian, dapat memberikan gamabaran bagi pembaca, mengenai proses maupun hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, dalam bab ini terdapat pembahasan hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian, berisi tentang analisis temuan yang dikaitkan dengan kajian teori. Dengan dilakukan pembahasan, maka akan diperoleh kesimpulan-kesimpulan kecil dalam penelitian.
Bab V, berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan,memaparkan tentang jawaban dari rumusan masalah yang diajukan. Penarikan kesimpulan biasanya diambil dari pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab IV. Selain itu pada bab ini terdapat saran yang ditujukan untuk berbagai pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Saran bisa berupa sanggahan atau rekomendasi yang berhubungan dengan hasil akhir penelitian. Bab V ini, membantu pembaca untuk melihat jawaban akhir dari penulis, mengenai peneltian ini.
(21)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian inidilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung, pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian tindakan kelas kali ini adalah peserta didik kelas XI-C1, dimana kelas ini merupakan salah satu kelas program IPS di SMA Pasundan 1 Bandung. Peserta didik kelas XI-C1 berjumlah 46 orang, yang terdidri dari 24 peserta didik laki-laki dan 22 peserta didik perempuan.
B. Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini yaitu, “Apakah
penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe two stay two
straydapat meningkatkan keterampilan sosial di kelas XI-C1 SMA Pasundan
1 Bandung?”, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto (2008: 3), penelitian tindakan kelas merupakan,“suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.Pengertian tersebut senada dengan pendapat
Suhardjono (2008: 58) yang mengatakan bahwa, “penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya”. Sehingga dalam penelitian tindakan kelas yang menjadi fokus utama adalah perbaikan langkah-langkah pembelajaran yang dilkukan di kelas untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
(22)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini, model penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh John Elliot. Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:21) menjelaskan bahwa, “dalam satu tindakan (acting) terdiri dari beberapa step atau langkah tindakan, yaitu langkah tindakan 1, langkah tindakan 2 langkah tindakan 3”. Dari pernyataan
(23)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut, dapat diketahui bahwa dalam model penelitian tindakan kelas John Elliot pada setiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan. Bagan yang menunjukan tahapan disetiap siklus model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh John Elliot, ditunjukan pada gambar 3.1.
Monitoring Implementasi dan Efek
Implementasi Langkah Tindakan 3 Penjelasan Kegagalan Tentang Implementasi Monitoring Implementasi
dan Efek Implementasi Langkah
Tindakan 2 Penjelasan Kegagalan Tentang Implementasi Monitoring Implementasi
dan Efek Perencanaan Langkah
Tindakan 1 Temuan dan Analisis
Ide Awal
SIKLUS 1
Implementasi Langkah Tindakan 1
Dilanjut Ke Siklus Selanjutnya Jika Tujuan
Belum Tercapai Revisi Perencanaan
Perencanaan
Perencanaan Langkah Tindakan 2
Revisi Perencanaan Perencanaan
Perencanaan Langkah Tindakan 3
(24)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : Kusumah dan Dwitagama (2010: 22)dengan Modifikasi Penulis Gambar 3.1. Tahapan PTK Model John Elliot
Jika dilihat dari bagan diatas, maka kita dapat ketahui ada lima langkah inti disetiap tindakan pada model John Elliot, yaitu perencanaan, implementasi, monitoring, penjelasan kegagalan dan revisi perencanaan. Namun pada penelitian ini penulis menyederhanakannya menjadi empat langkah, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hal tersebut dikarenakan, penjelasan kegagalan dan revisi perencanaan, bisa dikategorikan sebagai langkah refleksi pada setiap tindakan.
C. Objek Kajian
Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, ada beberapa faktor yang dapat diamati. Berikut faktor yang diamati dalam penelitian ini :
1. Faktor peserta didik, yaitu pengamatan terhadap keterampilan sosial. Peneliti mengambil kriteria peserta didik yang memiliki keterampilan sosial dari Departemen Pendidikan Nasional, melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. Namun penulis hanya menambil 3 kriteria saja dalam penelitian ini yang meliputi, kemampuan memperoleh informasi kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama.
2. Faktor pendidik,yaitu meliputi pengamatan terhadap aktivitas pendidik dalam proses pembelajaran geografi mengguanakan metode
cooperative learning tipe two stay two stray.
D. Penjelasan Istilah 1. Keterampilan sosial
(25)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan kriteria keterampilan sosial yang dikemukakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (Supriatna, 2007: 134), ada lima kriteria peserta didik dengan keterampilan sosial, diantaranya :
a. Mampu mencari, memilah dan mengolah informasi dari berbagai sumber.
b. Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-hari.
c. Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. d. Memahami, menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang
lain yang majemuk.
e. Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasi dengan perkembangan masyarakat, lingkungan dan perkembangan global serta aturan-aturan yang melingkupinya. Namun penulis hanya menggunakan tiga kriteria dari lima kriteria tersebut. Hal tersebut dikarnakan permasalahan yang ditemukan penulis dilapangan sesuai dengan tiga kriria itu. Kritera yang dimaksud yaitu, mampu mencari, memilah dan mengolah informasi dari berbagai sumber; memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan; dan memahami, menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain yang majemuk.
2. Metode Two Stay Two Stray
Metode pembelajaran two stay two stray merupakan metode pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan. Metode
two stay two stray “memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain” (Lie, 2008: 61). Hal ini menjadi dasar bagi penulis bahwa penerapan metode cooperative learning tipe two stay two straylebih efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini, dibandingkan dengan metode
(26)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cooperative learning lainnya. Sebenarnya stuktur kelompok pada metode ini berjumlah 4 orang dengan tugas, 2 orang tinggal dan 2 orang berkunjung. Jumlah peserta didik kelas XI-C1 46 orang, maka jika dibagi dengan stuktur kelompok seperti itu terdapat 10 kelompok yang beberapa kelompok berjumlah 5 orang.
E. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan dalam1 (satu) kali siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari 3 (tiga) tindakan.Pada setiap tindakan dalam siklus, terdapat empat tahapan pokok yang harus dilakukan, yaituperencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Berikut rencana tindakan yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas kali ini:
1. Tindakan 1
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahapan ini, pendidik menyusunan rancangan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan. Menurut Arikunto (2008: 17) pada tahapan ini, peneliti harus terlebih dahulu menentukan objek penelitian, latar belakang penelitian, waktu pelaksanaan penelitian, tempat penelitian, orang yang akan melaksanakan tindakan kelas dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan kelas. Selain itu, peneliti harus menentukan titik fokus peristiwa yang menjadi perhatian dalam penelitian, kemudian membuat sebuah instrumen peneitian yang berfungsi untuk membantu peneliti untuk merekam fakta yang terjadi ketika penelitian berlangsung (Arikunto, 2008: 18).
Berikut langkah-langkah tahap perencanaan yang dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas ini :
1) Membuat lembar observasi penelitian, baik lembar observasi pendidik maupun lembar observasi peserta didik.
(27)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dalam hal ini mengacu pada langkah-langkah pembelajaran metode cooperative
learning tipe two stay two stray.
3) Mempersiapkan bahan ajar dan membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). 4) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat
kegiatan pembelajaran, yaitu format kartu indeks dan ketentuan pembuatannya.
5) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan ke-satu, yaitu tanggal 28 Februari 2014, dilaksanakan selama 90 menit (2 jam pelajaran), yaitu dari pukul 06:30 – 08:00 WIB.
6) Menentukan pembagian tugas pada saat pelaksanaan tindakan, yaitu pendidik mata pelajaran sebagai pelaksana, peneliti bertugas mengawasi serta mendokumentasi pelaksanaan tindakan, serta tiga observer yang bertugas mengamati proses pelaksanaan pembelajaran dan keterampilan sosial peserta didik.
7) Menentukan waktu refleksi untuk tindakan ke-satu, yaitu tanggal 28 Februari 2014, dilaksanakan selama 30 menit, yaitu dari pukul 8:00 – 08:30 WIB.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahapan ini pendidik mengimplementasikan apa yang telah direncanakan pada tahapan perencanaan. Menurut Arikunto (2008: 19) pada
tahapan ini, “...pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang
telah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat-buat”. Maka dari itu, pada tahapan ini pendidik harus berusaha melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan,sekurang-kurangnya pada susunan tahapan pembelajarannya. Hal tersebut dilakukan supaya tretment yang diberikan pada peserta didik,
(28)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tetap mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan dari penelitian tindakan kelas yang sedang dilaksanakan.
Kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini akan dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkahpelaksanaan metode cooperative learning tipe two
stay two stray dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Pelaksanaan
sesuai dengan standar proses pada kurikulum KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang masih dipakai di kelas XI-CI SMA Pasundan1 Bandung, terdiri dari tiga tahapan, yaitu pembukaan (apersepsi dan motivasi), inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi) dan penutup.Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tahapan ini, ditunjukan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Langkah-langkah Kegiatan PembelajaranTindakan ke-1
Kegiatan Deskripsi
Keterampilan Sosial yang
Dilatihkan
P
e
m
b
u
k
a
a
n
Apersepsi Pendidik membuka pertemuan dengan mengucapkan
salam kepada peserta didik. -
Pendidik menanyakan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Kemampuan Memperoleh Informasi Pendidik memberikan beberapa pertanyaan mengenai
materi yang akan dibahas.
Kemampuan Berkomunikasi Motivasi Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan kali ini. -
Pendidik menyebutkan materi pembelajaran pada
(29)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Inti Eksplorasi Pendidik menjelaskan tahapan kegiatan TSTS dan cara
pembuatan kartu indeks. -
Pendidik memberikan bahan pembuatan kartu indeks
dan panduan pembuatannya. -
Pendidik mempersilahkan peserta didik untuk berkumpul dengan teman satu kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
- Elaborasi Kelompok mendiskusikan materi yang telah
ditugaskan, berdasarkan sumber belajar yang telah ditentukan (Kelompok 1-5 buku paket, dan kelompok 6-10 internet). Kemampuan Memperoleh Informasi, Berkomunikasi dan Bekerjasama Kelompok membuat kartu-kartu indeks mengenai
materi yang dibahas. Kartu indeks dibuat dengan menuliskan kata-kata kunci mengenai suatu konsep pada kartu-kartu.
Pendidik mempersilahkan kepada setiap kelompok untuk menentukan dua orang anggota tinggal dan dua orang lainnya yang bertamu.
- Dua orang yang bertugas sebagai tamu, membawa
kartu indeks yang telah dibuat dan memberikannya satu persatu kekelompok lain. Dalam proses penjelasan tersebut tamu diperbolehkan untuk menyanggah atau menambahkan penjelasan dari kelompok yang dikunjungi.
Kemampuan Berkomunikasi
Dua orang yang tinggal bertugas untuk menjelaskan
kartu indeks yang dibawa oleh „tamu‟. Berkomunikasi Kemampuan Konfirma
si
Pendidik menginstruksikan peserta didik yang
bertuagas sebagai „tamu‟, kembali ke kelompok
asalanya dan melaporkan hasil diskusinya dengan kelompok yang dikunjungi.
Kemampuan Berkomunikasi Penutup Pendidik dan peserta didik melakukan penyimpulan
materi yang telah dibahas besama-sama. Berkomunikasi Kemampuan Pendidik memberikan tugas kepada peserta didik untuk
mencari materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
- Pendidik menutup pertemuan dengan mengucapkan
salam. -
Sumber : Penelitaiin 2014
c. Pengamatan (Observing)
Menurut Arikunto (2008: 19), tahap pengamatan (observing) “...yaitu
kegiatan pengamatan yang dilakukan pengamat”.Pengamatan (observing) akan dilakukan oleh peneliti dan2 orang pengamat lainnya yang akan membantu dalam proses pengamatan. Tahap Pengmatan ini, dilakukan untuk
(30)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memperoleh fakta-fakta yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran, yang tercatat secara lengkap danaktual. Pada pengamat akan dibantu dengan alat (instrumen) yang telah dipersiapkan sebelumnya, yaitu lembar observasi pendidik, untuk mengamati tahapan pelaksanaan metode two stay two stray, dan lembar observasi peserta didik, untuk mengamati keterampilan sosial peserta didik. Hasil pengamatan ini sangat penting, karena akan menjadi bahan refleksiuntuk perencanaan siklus ke-dua.
d. Refleksi (Reflecting)
Menurut Arikunto (2008: 20) tahaprefleksi (reflecting), “guru pelaku tindakan siap mengatakan pada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan dengan baik dan bagian mana yang belum”.Sehingga pada tahapan ini dilakukan proses evaluasi pelaksanaan pembelajaran, dengan cara menanalisis fakta-fakta lapangan yang ditemukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.Evaluasi tersebut akan dilakukan oleh pendidik sebagai pelaksana, peneliti, dan para pengamat. Selain itu, pada tahapan ini juga dilakukan dialog untuk memecahkan kendala-kendala dalam proses pelaksanaan.Semua hal yang dilakukan pada tahapan ini merupakan
bentuk karakteristik PTK menurut Kunandar (2012: 59), “problem-solving orienteddan improvment-oriented” (berorientasi pada pemecahan masalah
dan berorientasi pada peningkatan mutu). Hasil refleksi pada tindakan ke-1(satu) ini, akan diiterapkan pada pelaksanaan tindakan ke-2(dua).
2. Tindakan 2
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahapan ini, peneliti menyusunan rancangan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan. Berikut langkah-langkah tahap perencanaan yang dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas ini :
(31)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dalam hal ini mengacu pada langkah-langkah pembelajaran metode cooperative
learning tipe two stay two stray.
2) Mempersiapkan bahan ajar dan membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). 3) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat
kegiatan pembelajaran, yaitu format kartu indeks dan ketentuan pembuatannya.
4) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan ke-dua, yaitu tanggal 7Maret 2014, dilaksanakan selama 90 menit (2 jam pelajaran), yaitu dari pukul 06:30 – 08:00 WIB.
5) Menentukan pembagian tugas pada saat pelaksanaan tindakan, yaitu pendidik mata pelajaran sebagai pelaksana, peneliti bertugas mengawasi serta mendokumentasi pelaksanaan tindakan, serta tiga observer yang bertugas mengamati proses pelaksanaan pembelajaran dan keterampilan sosial peserta didik.
6) Menentukan waktu refleksi untuk tindakan ke-dua, yaitu tanggal 7Maret 2014, dilaksanakan selama 30 menit, yaitu dari pukul 8:00 – 08:30 WIB.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahapan ini pendidik mengimplementasikan apa yang telah direncanakan pada tahapan perencanaan. Kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini akan dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah metode cooperative
learning tipe two stay two stray. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
(32)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tindakan ke-2
Kegiatan Deskripsi
Keterampilan Sosial yang Dilatihkan P e m b u k a a n
Apersepsi Pendidik membuka pertemuan dengan mengucapkan
salam kepada peserta didik. -
Pendidik menanyakan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Kemampuan Memperoleh Informasi Pendidik memberikan beberapa pertanyaan mengenai
materi yang akan dibahas.
Kemampuan Berkomunikasi Motivasi Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan kali ini. -
Pendidik menyebutkan materi pembelajaran pada
pertemuan kali ini. -
Inti Eksplorasi Pendidik menjelaskan tahapan kegiatan TSTS dan cara
pembuatan kartu indeks. -
Pendidik memberikan bahan pembuatan kartu indeks
dan panduan pembuatannya. -
Pendidik mempersilahkan peserta didik untuk berkumpul dengan teman satu kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
- Elaborasi Kelompok mendiskusikan materi yang telah
ditugaskan, berdasarkan sumber belajar yang telah ditentukan (Kelompok 1-5 buku paket, dan kelompok 6-10 internet). Kemampuan Memperoleh Informasi, Berkomunikasi dan Bekerjasama Kelompok membuat kartu-kartu indeks mengenai
materi yang dibahas. Kartu indeks dibuat dengan menuliskan kata-kata kunci mengenai suatu konsep pada kartu-kartu.
Pendidik mempersilahkan kepada setiap kelompok untuk menentukan dua orang anggota tinggal dan dua orang lainnya yang bertamu.
- Dua orang yang bertugas sebagai tamu, membawa
kartu indeks yang telah dibuat dan memberikannya satu persatu kekelompok lain. Dalam proses penjelasan tersebut tamu diperbolehkan untuk menyanggah atau menambahkan penjelasan dari kelompok yang dikunjungi.
Kemampuan Berkomunikasi
Dua orang yang tinggal bertugas untuk menjelaskan
kartu indeks yang dibawa oleh „tamu‟. Berkomunikasi Kemampuan Konfirma Pendidik menginstruksikan peserta didik yang Kemampuan
(33)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu si bertuagas sebagai „tamu‟, kembali ke kelompok
asalanya dan melaporkan hasil diskusinya dengan kelompok yang dikunjungi.
Berkomunikasi
Penutup Pendidik dan peserta didik melakukan penyimpulan
materi yang telah dibahas besama-sama. Berkomunikasi Kemampuan Pendidik memberikan tugas kepada peserta didik untuk
mencari materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
- Pendidik menutup pertemuan dengan mengucapkan
salam. -
Sumber : Penelitaiin 2014
c. Pengamatan (Observing)
Pada tahapan ini, akan dilakukan pengamatan terhadap kegitan pembelajaran yang dilaksanakan. Pengamatan (observing) akan dilakukan oleh peneliti dan2 orang pengamat lainnya yang akan membantu dalam proses pengamatan. Tahap Pengmatan ini, dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran, yang tercatat secara lengkap danaktual. Pada Pengamat akan dibantu dengan alat (instrumen) yang telah dipersiapkan sebelumnya, yaitu lembar observasi pendidik, untuk mengamati tahapan pelaksanaan metode two stay two stray, dan lembar observasi peserta didik, untuk mengamati keterampilan sosial peserta didik. Hasil pengamatan ini sangat penting, karena akan menjadi bahan refleksi untuk perencanaan siklus ke-dua.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahapan ini, dilakukan proses evaluasi pelaksanaan pembelajaran, dengan cara menanalisis fakta-fakta lapangan yang ditemukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Evaluasi tersebut akan dilakukan oleh pendidik sebagai pelaksana, peneliti, dan para pengamat. Selain itu, pada tahapan ini juga dilakukan dialog untuk memecahkan kendala-kendala dalam proses pelaksanaan. Hasil refleksi pada tindakan ke-2 (dua) ini, akan diiterapkan pada pelaksanaan tindakan ke-3 (tiga).
(34)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tindakan 3
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahapan ini, peneliti menyusunan rancangan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan. Berikut langkah-langkah tahap perencanaan yang dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas ini :
1) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dalam hal ini mengacu pada langkah-langkah pembelajaran metode cooperative
learning tipe two stay two stray.
2) Mempersiapkan bahan ajar dan membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). 3) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat
kegiatan pembelajaran, yaitu format kartu indeks dan ketentuan pembuatannya.
4) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan ke-tiga, yaitu tanggal 14Maret 2014, dilaksanakan selama 90 menit (2 jam pelajaran), yaitu dari pukul 06:30 – 08:00 WIB.
5) Menentukan pembagian tugas pada saat pelaksanaan tindakan, yaitu pendidik mata pelajaran sebagai pelaksana, peneliti bertugas mengawasi serta mendokumentasi pelaksanaan tindakan, serta tiga observer yang bertugas mengamati proses pelaksanaan pembelajaran dan keterampilan sosial peserta didik.
6) Menentukan waktu refleksi untuk tindakan ke-tiga, yaitu tanggal 14Maret 2014, dilaksanakan selama 30 menit, yaitu dari pukul 8:00 – 08:30 WIB.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahapan ini pendidik mengimplementasikan apa yang telah direncanakan pada tahapan perencanaan. Kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini akan dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah metode cooperative
(35)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
learning tipe two stay two stray. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan pada tahapan ini, ditunjukan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tindakan ke-3
Kegiatan Deskripsi
Keterampilan Sosial yang Dilatihkan P e m b u k a a n
Apersepsi Pendidik membuka pertemuan dengan mengucapkan
salam kepada peserta didik. -
Pendidik menanyakan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Kemampuan Memperoleh Informasi Pendidik memberikan beberapa pertanyaan mengenai
materi yang akan dibahas.
Kemampuan Berkomunikasi Motivasi Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan kali ini. -
Pendidik menyebutkan materi pembelajaran pada
pertemuan kali ini. -
Inti Eksplorasi Pendidik menjelaskan tahapan kegiatan TSTS dan cara
pembuatan kartu indeks. -
Pendidik memberikan bahan pembuatan kartu indeks
dan panduan pembuatannya. -
Pendidik mempersilahkan peserta didik untuk berkumpul dengan teman satu kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
- Elaborasi Kelompok mendiskusikan materi yang telah
ditugaskan, berdasarkan sumber belajar yang telah
Kemampuan Memperoleh
(36)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ditentukan (Kelompok 1-5 buku paket, dan kelompok 6-10 internet).
Informasi, Berkomunikasi
dan Bekerjasama Kelompok membuat kartu-kartu indeks mengenai
materi yang dibahas. Kartu indeks dibuat dengan menuliskan kata-kata kunci mengenai suatu konsep pada kartu-kartu.
Pendidik mempersilahkan kepada setiap kelompok untuk menentukan dua orang anggota tinggal dan dua orang lainnya yang bertamu.
- Dua orang yang bertugas sebagai tamu, membawa
kartu indeks yang telah dibuat dan memberikannya satu persatu kekelompok lain. Dalam proses penjelasan tersebut tamu diperbolehkan untuk menyanggah atau menambahkan penjelasan dari kelompok yang dikunjungi.
Kemampuan Berkomunikasi
Dua orang yang tinggal bertugas untuk menjelaskan
kartu indeks yang dibawa oleh „tamu‟. Berkomunikasi Kemampuan Konfirma
si
Pendidik menginstruksikan peserta didik yang
bertuagas sebagai „tamu‟, kembali ke kelompok
asalanya dan melaporkan hasil diskusinya dengan kelompok yang dikunjungi.
Kemampuan Berkomunikasi Penutup Pendidik dan peserta didik melakukan penyimpulan
materi yang telah dibahas besama-sama. Berkomunikasi Kemampuan Pendidik memberikan tugas kepada peserta didik untuk
mencari materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
- Pendidik menutup pertemuan dengan mengucapkan
salam. -
Sumber : Penelitaiin 2014
c. Pengamatan (Observing)
Pada tahapan ini, akan dilakukan pengamatan terhadap kegitan pembelajaran yang dilaksanakan. Pengamatan (observing) akan dilakukan oleh peneliti dan2 orang pengamat lainnya yang akan membantu dalam proses pengamatan. Tahap Pengmatan ini, dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran, yang tercatat secara lengkap danaktual. Pada Pengamat akan dibantu dengan alat (instrumen) yang telah dipersiapkan sebelumnya, yaitu lembar observasi pendidik, untuk mengamati tahapan pelaksanaan metode two stay two stray, dan lembar observasi peserta didik, untuk mengamati keterampilan sosial peserta didik.
(37)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil pengamatan ini sangat penting, karena akan menjadi bahan refleksi untuk perencanaan siklus ke-dua.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahapan ini, dilakukan proses evaluasi pelaksanaan pembelajaran, dengan cara menanalisis fakta-fakta lapangan yang ditemukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Evaluasi tersebut akan dilakukan oleh pendidik sebagai pelaksana, peneliti, dan para pengamat. Pada tindakanke 3 (tiga), diharapkan indikator ketercapaiansiklus yang telah ditetapkan, akan tercapai secara keseluruhan.
F. Alat Pengumpul Data
Untuk membantu peneliti dalam memperoleh data dalam penelitian maka dibuatlah alat pengumpul data atau bisa disebut instrumen penelitian. Ada beberapa instrumen dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Lembar Observasi Peserta didik
Lembar observasi peserta didik, berfungsi sebagai alat pengumpul data perkembangan keterampilan sosial yang dimiliki peserta didik. Pada lembar ini perkembangan keterampilan sosial diukur melalui nilai skala pada lembar rubrik. Lembar ini dipergunakan oleh para pengamat, dalam hal ini pendidik dan mitra dalam penelitian ini yang akan membantu dalam proses observasi.
Selain itu, pada lembar observasi ini terdapat lembar kriteria penilaian untuk mengukur keterampilan sosial peserta didik. Yang dimaksud keterampilan sosial dalam penelitian ini adalah :
a. Kemampuan memperoleh informasi
(38)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Memilah informasi dari sumber informasi yang berhubungan dengan materi pelajaran;
3) Mengolah informasi menjadi pengetahuan yang diterima peserta didik.
b. Kemampuan berkomunikasi
1) Mengemukakan pendapatnya dalam diskusi kelompok; 2) Menggunakan bahasa formal, yaitu bahasa Indonesia;
3) Memaparkan uraian materi (memaparkan kartu indeks yang diberikan oleh tamu; dan memberikan sanggahannya pada saat berkunjung).
4) Membuat kartu indeks dari informasi yang telah diperoleh. c. Kemampuan bekerjasama
1) Menghargai pendapat orang lain, dengan tidak memotong pembicaraan;
2) Mengemukakan penolakan atau sanggahannya pada orang lain dengan baik.
3) Berpartisipasi dalam membuat kartu indeks yang ditugaskan.
2. Lembar Observasi Pendidik
Lembar observasi pendidik, berfungsi sebagai alat pengumpul data pelaksanaan penerapan metode cooperative learning tipe twostay two stray. Lembar observasi ini berisi tentang tahapan pembelajaran yang akan dilakukan oleh pendidik dalam penerapan metode cooperative learning tipe
twostay two stray pada pembelajaran geografi.
(39)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menguji kebenaran dari data-data yang telah diperoleh dalam suatu penelitian, maka peneliti harus melakukan validasi data. Dalam penelitian ini dilakukan tiga teknik validasi data yang dikemukakan oleh Hopkins (Wiriaatmadja, 2012: 168 – 171), diantaranya :
1. Member Check
Menurut Wiriaatmadja (2012: 168) validasi data memeber check
adalah dengan, “memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, apakah keterangan, atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau
tidak berubah”. Maka dalam penelitian ini, data-data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh observer tidak mengalami perubahan sehingga dapat dipastikan kebenarannya. Tindakan ini dilakukan dengan mengadakan refleksi terhadap data hasil observasi yang dilakukan oleh pendidik sebagai pelaksana, peneliti, dan observer.
2. Expert Opinion
Menurut Wiriaatmadja (2012: 171) validasi data expert opinion,
adalah, “perbaikan, modifikasi atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar atau pembimbing”. Dalam penelitian ini expert opinion, akan
dilakukan oleh para pembimbing untuk mendapat pembenaran dari analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti.
H. Teknik Pengumpulan Data
Untuk membantu penulis dalam menentukan dan menyusun instrumen penelitian yang akan digunakan, maka penulis terlebih dahulu menentukan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Berikut teknik pengumpulan data yang akan digunakan :
(40)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Observasi
Menurut Arikunto (2006: 156), observasi merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indara, baik yang dilakukan dengan instrumen pengamatan (Observasi sistematis) maupun tidak dengan instrumen pengamatan (Observasi non-sistematis). Dengan mengguanakan teknik observasi pada penelitian tindakan kelas, maka penelti bisa melihat fakta-fakta yang terjadi dalam penerapan metode cooperative learning tipe two stay two stray untuk meningkatkan keterampilan sosial.
Dalam penelitain ini kedua jenis observasi yang disebutkan, dilakukan oleh penulis. Ketika melakukan pra-penelitian, penulis melakukan observasi non-sistematis untuk mengamati kegiatan kelas XI-C1 SMA Pasundan 1 Bandung. Sedangkan observasi sistematis akan dilakukan pada saat penelitian tindakan kelas berlangsung, dengan tujuan yang telah disebutkan diatas.
2. Tugas
Dalam penelitian tindakan kelas ini, tugas yang akan diteliti yaitu, kartu-kartu indeks dan lembar uraian rangkuman materi kelompok. Lembar uraian materi kelompok dan kartu indeks, digunakan untuk mendapatkan data dalam kemampuan berkomunikasi secara tulisan. Kartu indeks digunakan untuk memudahkan peserta didik dalam menghapal suatu konsep dalam materi, dengan pengkodean. Pengkodean yang dilakukan dilakukan dengan menuliskan kata-kata kunci mengenai konsep yang telah ditentukan. Menurut
Dahar (1989: 35) “Informasi dalam memori kerja dapat dikode; kemudian disimpan dalam memori jangka panjang”. Dengan kata lain pengkodean ini
merupakan situmulan yang sederhana, dan bisa menjadikan pengetahuan yang diperoleh peserta didik menjadi memori jangka panjangnya.
(41)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
I. Teknik Analis Data
Unruk membantu penulis dalam menginterpretasi data mentah yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi, maka diperlukan teknik analisis data. Dalam penelitain ini penulis akan mengguanakan teknik analisis kualitatif model interaktif yang dikembangkan oleh Huberman. Teknik analisis interaktif ini terdiri dari tiga komponen yang saling berkatan satu sama lain, yaitu reduksi data, beberan (display) data, dan penarikan kesimpulan (Kunandar, 2012:102). Berikut penjelasan mengenai teknik analisi data yang dilakukan pada penelitian ini :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan “proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan” (Kunandar, 2012: 102). Selain itu menurut Kunandar (2012:102), “dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat
ditarik dan diverifikasi”. Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan mengolah datayang didapatkan dari setiap tindakan, untuk dijadikan data yang lebih sederhana. Pengolahan data, dilakukan pada kedua variabel dalam penelitian tindakan ini. Berikut pemaparan mengenai pengolahan data yang dilakukan pada kedua variabel tersebut :
a. ProsesPembelajaran dengan Metode Two Stay Two Stray
Pada variabel ini, data diperoleh dari lembar observasi dengan menggunakan teknik check-list. Terdapat 22 tahapan dengan 5 tahapan inti pada proses pembelajaran dengan metode two stay two stray yang diobservasi pada saat tindakan. Data yang diperoleh pada saat observasi ini, akan di
(42)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
klasifikasikan tingkat keberhasilnnya dengan mempersentasekannya terlebih dahulu menggunakan rumus sebagai berikut :
% � � = � ℎ � �
� ℎ ℎ × 100
Setelah diperoleh persentase pelaksanaan metode pembelajaran pada tindakan yang dilakukan, maka hasilnya akan diklasifikasikan tingkat keberhasilnnya. Klasifikasi tingkat keberhasilan proses pembelajaran dengan metode two stay two stray, ditunjukan pada tabel 3.4.
Tabel 3.4. Klasifikasi Keberhasilan Proses Pembelajaran Dengan Metode
Two Stay Two Stray
Prsentase rata-rata (%) Klasifikasi
0 – 25 Sangat Kurang
26 – 51 Kurang
52 – 76 Baik
77 – 100 Sangat Baik
Sumber : Penelitian 2014
b. Ketrampilan Sosial
Keterampilan sosial yang diamati pada penelitian ini dibatasi pada tiga keterampilan sosial, yaitu kemampuan memperoleh informasi, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama. Untukaktivitas peserta didik dari setiap keterampilan sosial yang diamati pada saat tindakan, ditunjukan pada tabel 3.5.
Tabel 3.5. Keterampilan Sosial
No Keterampilan Sosial Aktivitas Peserta dididk
1 Kemampuan Memperoleh (1) Memiliki sumber materi atau informasi dari semua konsep.
(43)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Informasi (2) Mampu membuat semua kartu indeks yang ditugaskan.
(3) Mampu mengidentifikasi kartu indeks yang telah dibuat keompoknya.
2 Kemampuan Berkomunikasi
(4) Mampu mengemukakan pendapatnya pada saat diskusi kelompok.
(5) Mampu menggunakan bahasa formal, yaitu bahasa Indonesia.
(6) Mampu memaparkan dan memberikan sanggahan.
(7) Mampu membuat kartu indeks.
3 Kemampuan Bekerjasama
(8) Mampu menghargai pendapat orang lain. (9) Mampu mengemukakan penolakan atau
sanggahan.
(10) Mampu bekerjasama dalam membuat kartu indeks.
Sumber: Penelitian 2014
Pada lembar observasi keterampilan sosial, setiap aktivitas peserta didik diatas, dibagi ke-dalam empat kriteria yang menunjukan besar skor yang didapat oleh setiap kelompok. Skor tertinggi untuk setiap aktivitas peserta didik adalah „4‟, dan sekor terendahnya adalah „1‟.Untuk kamampuan berkomunikasi dan bekerjasama, skor akan menunjukan kuantitas atau jumlah peserta didik yang sudah memiliki kriteria yang dimaksuddalam satu kelompok. Sedangkan untuk kemampuan memperoleh informasi, skor lebih diarahkan ke-kualitas saja, sehingga tidak menunjukan jumlah peserta didik yang sudah memiliki kriteria yang dimaksud. Sehingga untuk kemampuan memperoleh informasi, kuantitas diambil dari jumlah semua anggota dalam satu kelompok.
Selain itu, pada setiap tindakannnya akan diketahui jumlah peserta didik yang sudah memiliki keterampilan sosial secara utuh (mencakup ketiga kemampuan). Jumlah tersebut, diambil dari skor terendah dari keseluruhan pengamatan keterampilan sosial peserta didik, khususnya pada kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerjasama. Jika kelompok sudah mencapai
(44)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dianggap kelima orang tersebut sudah memiliki keterampilan sosial secara utuh. Jumlah peserta didik yang sudah memiliki keterampilan secara utuh, merupakan indikasi yang menunjukan keberhasilan setiap tindakan dalam satu siklus.
Setelah skor pada setiap aktivitas peserta didik untuk keterampilan sosial didapatkan, maka diperoleh-lah skor kumulatif yang didapatkan dari setiap kelompok. Skor ini akan menunjukanklasifikasi setiap kelompokuntuk keterampilan sosial secara utuh (mencakup ketiga kemampuan) pada setiap tindakanya.
Selain klasifikasi yang dilakukan pada setiap kelompok, dalam penelitian ini juga dilakukan klasifikasi keterampilan sosial secara keseluruhan kelas, namun tetap berdasarkan penskoran kelompok. Ada dua klasifikasi secara keseluruhan kelas, yaitu klasifikasi skor pada setiap keterampilan sosial, dan klasifikasi skor kumulatif keterampilan sosial kelas. Untuk klasifikasi skor pada setiap keterampilan sosial, dilakukan berdasarkan jumlah skor kelas yang didapatkan pada setiap keterampilan sosial. Klasifikasi skor keterampilan sosial, ditunjukan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6.Skor Kelas Keterampilan Sosial Skor Kumulatif Kelas Klasifikasi
10 – 19 Sangat Kurang
20 – 29 Kurang
30 – 39 Baik
40 Sangat Baik
Sumber: Penelitian 2014
Sedangkan untuk klasifikasi skor kumulatif keterampilan sosial kelas, diambil dari jumlah skor kelas mencakup ketiga keterampilan sosial yang dimaksud. Klasifikasi skor kumulatif keterampilan sosial keseluruhan kelas ditunjukan pada tabel 3.7.
(45)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7.Skor Kumulatif Kelas untuk Keterampilan Sosial Skor Kumulatif Kelas Klasifikasi
< 100 Sangat Kurang 100 – 200 Kurang
201 – 300 Baik
> 300 Sangat Baik
Sumber: Penelitian 2014
2. Beberan (Display) Data
Beberan (display) dapat diartikan sebagai penyajian data setelah dilakukan proses reduksi data. Beberan (display) dapat disajaikan dengan narasi yang ditambah dengan matrik, grafik ataupun diagram. Menurut
Kunandar (2012: 103), “pembeberan data yang sistematis dan interaktif akan sangat membantu dalam penarikan kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya”.
3. Penarikan Kesimpulan
Menurut Kunandar (2012: 103), “penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang dilakukan pada akhir siklus dan sampai kesimpulan terakhir siklus terakhir”. Penarikan kesimpulan dilakukan pada tahap refleksi penelitian tindakan kelas disetiap siklus.
J. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil ketika peserta didik memiliki kemampuan dalam, mencari, memilah dan mengolah informasi dari berbagai sumber; memiliki kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan; dan memahami, menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain yang majemuk. Indikator pencapaian keterampilan sosial peserta didik, ditunjukan pada tabel 3.8.
(1)
129
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitianserupa, yaitu sebagai berikut :
1. Pada tindakan kelas yang dilakukan pada penelitian ini, pembagian anggota kelompok dibagi 5 orang setiap kelompoknya. Hal ini dikarenakan peneliti harus mendapatkan jumlah genap dari jumlah kelas 46 peserta didik, untuk mempasangkan kelompok dalam proses bertamu. Sehingga dalam pelaksanaannya di kelompok yang jumlah anggota kelompok 5 orang, beberapa anggota cenderung diam pada saat diskusi kelompok maupun proses bertamu. Maka dalam menerapkan metode
cooperative learning tipe two stay two strayuntuk meningkatkan
keterampilan sosial peserta didik, sebaiknya pendidik membagi jumlah anggota setiap kelompok dengan 4 orang setiap kelompoknya. Hal ini dikarenakan jumlah kelompok berempat untuk penerapan metode
cooperative learning tipe two stay two stray, sangat baik untuk
pembagian tugas kerja dalam kelompok serta peningkatan intensitas kerjasama dan komunikasi peserta didik dalam kelompok.
2. Pada tindakan kelas yang dilakukan pada penelitian ini, peserta didik merasa nyaman dengan jenis tugas yang diberikan yaitu pembuatan kartu indeks, dikarenakan memiliki waktu pengerjaan yang relatif singkat. Penggunaan kartu indeks sebagai tugas dalam pembelajaran ini, memberikan peserta didik waktu yang lebih banyak untuk berdiskusi mengenai materi yang dibahas dalam tugas. Sehingga dalam menerapkan metode cooperative learningtipe two stay two strayuntuk meningkatkan keterampilan sosial peserta didik, sebaiknya pendidik memperhatikan pemilihan jenis kegiatan tugas yang dikerjakan peserta didik dengan alokasi waktu yang ada, supaya pembelajaram dapat berlangsung dengan baik dan pelatihan keterampilan sosial dapat berjalan secara efektif.
(2)
130
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pada awal tindakan kelas yang dilakukan pada penelitian ini, penulis kurang mengantisipasi mobilitas peserta didik pada saat pembelajaran. Sehingga karena hal tersebut, banyak alokasi waktu kegiatan yang terganggu karena peserta didik yang ricuh pada saat mencari kelompoknya sendiri maupun pada saat bertamu. Sehingga dalam menerapkan metode cooperative learning tipe two stay two strayuntuk meningkatkan keterampilan sosial peserta didik, sebaiknya pendidik memperhatikan pengaturan tempat duduk serta penyedian papan nama kelompok. Hal ini dikarenakan mobilitas peserta didik pada beberapa kegiatan. Sehingga dengan pengaturan tempat duduk serta penyediaan papan nama tersebut, proses bertamu akan jauh lebih efektif dan efisien.
(3)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Presedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S., Suhardjono., dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arjana, I Gusti Bagus. (2010). “Geografi Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Mengembangkan Modal Sosial”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 43,
(3), 192 – 198.
Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Hasanudin. (2011). Hubungan Antara Keterampilan Sosial dan Sikap Kreatif
Dengan Religiusitas Sebagai Variabel Mediator. Tesis, Program Studi
Kajian Timur Tengah Dan Islam Kekhususan Kajian Islam dan Psikologi, Universitas Indonesia Jakarta.
Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing.
Huda, M. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Kartawidjaya, Omi. 1988. Metoda Mengajar Geografi. Jakarta: Departeman pendidikan dan kebudayaan, Jakarta: 1988
Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
(4)
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kusumah, W dan Dwitagama, D. (2010). Mengenai Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Indeks.
L’Abate, L and Milan, M.A. (1885). Hanbook of Social Skills Training and Research. Canada: John Wiley & Sons.
(5)
131
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lie, A. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Megandari, Irma. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi Program Studi Pensisikan Geografi Universitas Pendidikan
Indonesia.
Mardiana, Yosep. 2013. Penerapan Metode Role Playing Dalam Pengembangan
Keterampilan Sosial Peserta Didik Dalam Pembelajaran IPS. Tesis,
Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Naim, Ngainun. 2011. Dasar Dasar Komunikasi Pendidikan. Yogyakrta: Ar-Ruzz Media.
Riyanto, Y . 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik/Pendidik Dalam Impementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Sebayang, E. 2007. Perbedaan Keterampilan Sosial antara Siswa Homeschooling
dan Siswa Yang Mengikuti Program Reguler. Skripsi, Program Studi
Psikologi, Universitas Sumatera Utara Medan.
Sukajati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.
Supardi. (2013). Sekolah Efektif : Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Supriatna, N. (2007). Kontruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press.
(6)
132
Irsan Taufik Munadi, 2014
Penerapan Metode Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006). Kurikulum dan
Pembelajaran. Bandung : UPI PRESS.
Yogaswara, Bismar. (2012). “Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Purwosari Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer Semester Genap 2011/2012”. Jurnal Online Universitas Negeri Malang, 1, (2), 1 – 6. Wiriatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja