PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI.
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI
DAERAH
DALAM KEGIATAN EKONOMI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Taman Baru 2 Kec. Taktakan, Kota Serang, Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: INA MELIANA
NIM 1105029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG
(2)
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Taman Baru 2 Kec. Taktakan, Kota Serang, Tahun Ajaran 2014/2015)
Oleh Ina Meliana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© INA MELIANA
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
(3)
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu INA MELIANA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI
DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
disetujui dan disyahkan oleh pembimbing: Pembimbing I
Drs. Darmawan, M.Pd NIP. 195803281988031001
Pembimbing II
Esya Anesty Mashudi, S.Pd, M.Pd NIP. 198710122014042001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Drs. Ajo Sutarjo, M.Pd NIP. 196201101988031003
(4)
ii
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Ina Meliana (2015), Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Taman Baru 2 Kec. Taktakan Kab. Serang Tahun Ajaran 2014/2015).
Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik pada pelajaran IPS. Kurangnya penggunaan metode, membuat anak cepat bosan sehingga malas memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Untuk itu peneliti melaksanakan penelitian agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik kelas IV di SDN Taman Baru 2 Kec. Taktakan. Dengan jumlah 31 peserta didik, yaitu terdiri dari 17 laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas serta hasil belajar peserta didik pada pelajaran IPS dengan menggunakan model TSTS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi dan tes. Hasil persentase penelitian aktivitas belajar peserta didik pada siklus I adalah 62,5% nilai ini termasuk ke dalam kategori kurang dengan mutu C. Pada siklus II, terjadi peningkatan pada aktivitas belajar peserta didik, yaitu dengan persentase 85% nilai ini termasuk ke dalam kategori sangat baik dalam kriteria penilaian dengan mutu A. Selain aktivitas belajar, hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan. Pada pra siklus hasil belajar peserta didik diperoleh nilai rata-rata yaitu 51,6 nilai ini termasuk ke dalam kategori kurang. Setelah di adakannya tindakan pada siklus I terjadi peningkatan pada hasil belajar peserta didik dengan nilai rata-rata 65,1 nilai ini masih termasuk ke dalam kategori kurang. Setelah mengadakan tidakan kembali pada siklus II peserta didik memperoleh nilai rata-rata yaitu 79,3 nilai tersebut termasuk ke dalam kategori baik sekali dalam kategori penilaian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model TSTS mengalami peningkatan. Rekomendasi kepada para guru jika membuat RPP agar menggunakan model TSTS. Karena dengan model ini dapat membuat peserta didik aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, dan hasil belajarnya pun meningkat.
(5)
ii
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Ina Meliana (2015), Learning Model Cooperative Learning Application Type Two Stay Two Stray (TSTS) to Improve Learning Outcomes of Students at Concept Utilization Potential of Regions in Economic Activities (Classroom Action Research at New Garden Elementary School Fourth Grade 2 Taktakan district, Serang City Academic Year 2014/2015).
This study in the background backs by low learning outcomes of students in social studies. Lack of use of the method, making children get bored quickly so lazy heed the lessons delivered by teachers. To the researchers conducting the study in order to improve the learning outcomes of students. The research was conducted in the fourth grade students at SDN New Park 2 district. Taktakan. With a number of 31 students, which consisted of 17 male and 14 female learners. The purpose of this research is to increase the activity and learning outcomes of students in social studies using models TSTS. The method used in this research is a classroom action research (PTK) Kemmis models and Mc Taggart. This study uses data collection techniques are observation and tests. Results of research activities percentage of learners in the first cycle was 62.5% of this value are included in the category less with quality C. In the second cycle, an increase in the activity of learners, ie by 85% the percentage of this value belongs to the category of very both in the quality assessment criteria with A. In addition to learning activities, learning outcomes of students also increased. In the pre-cycle learning outcomes of students obtained an average value that is 51.6 this value fall into the category of less. Once in action on the first cycle invented an increase in learning outcomes of students with an average value of 65.1 this value still fall into the category of less. After the act of holding back on the second cycle students obtain an average value that is 79.3 the value included in the excellent category in the category of assessment. It can be concluded that the activity of learning and learning outcomes of students in learning social studies using models TSTS increased. Recommendations to teachers when making lesson plans in order to use the model TSTS. Because this model can make learners active in participating in the learning process, and the results of their study increased.
(6)
iv
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHANLEMBAR PERNYATAAN
UCAPAN TERIMA KASIH... i
ABSTRAK. ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL... v
DAFTAR GRAFIK ... vi
DAFTAR GAMBAR. ... vii
DAFTAR LAMPIRAN. ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Kerangka Berfikir ... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 9
A. Kajian Teoritis ... 9
B. Model Pembelajaran Cooperative Tipe TSTS ... 10
C. Definisi Hasil Belajar ... 18
D. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 19
E. Kerangka Berfikir ... ... 22
F. Hipotesis Tindakan ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27
(7)
iv
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Subjek dan Lokasi ... 29
C. Prosedur Penelitian ... 30
D. Definisi Operasional ... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ... 34
F. Teknik Penelitian ... 38
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Hasil Penelitian ... 43
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 80
A. Kesimpulan ... 80
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
(8)
iv
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Observasi ... 30
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal ... 33
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus ... 45
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus I. ... 54
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I ... 57
Tabel 4.4 Nilai Rata-Rata Siklus I ... 58
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus II ... 65
Tabel 4.6 Hasil Belajar Siklus II. ... 68
Tabel 4.7 Nilai Rata-Rata Siklus II. ... 70
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Belajar ... 72
(9)
iv
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Belajar... 72
(10)
iv
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir.. ... 17
Gambar 2.2 Langkah-Langkah Model TSTS. ... 21
(11)
iv
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
A. LAMPIRAN SURAT
1. Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing
2. Surat Permohonan Izin Mengadakan Studi Lapangan Observasi
3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di SDN Taman Baru 2
B. LAMPIRAN SIKLUS I
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
2. Materi Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi 3. Media Gambar
4. Soal Evaluasi Siklus I 5. Kunci Jawaban
6. Hasil Belajar Peserta Didik Terendah Siklus I 7. Hasil Belajar Peserta Didik Sedang Siklus I 8. Hasil Belajar Peserta Didik Tertinggi Siklus I 9. Foto Kegiatan pada Siklus I
C. LAMPIRAN SIKLUS II
(12)
iv
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Materi Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi 3. Media Gambar
4. Soal Evaluasi Siklus II 5. Kunci Jawaban
6. Hasil Belajar Peserta Didik Terendah Siklus II 7. Hasil Belajar Peserta Didik Sedang Siklus II 8. Hasil Belajar Peserta Didik Tertinggi Siklus II 9. Foto Kegiatan pada Siklus II
D. LAMPIRAN OBSERVASI
(13)
1
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan banyak sekali inovasi yang dilakukan tak terkecuali dalam pembelajaran, karena pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengoptimalkan potensi peserta didik agar dapat mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu perlu adanya perencanaan yang matang, dalam perencanaan ini terdapat pendekatan pembelajaran yang meliputi strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini harus dilakukan pembaharuan agar sesuai dengan perkembangan zaman. Salah satu pembaharuan yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah banyaknya metode dan strategi yang dapat digunakan. Pembaruan itu seperti penggunaan model pembelajaran Kooperatif.
Anita Lie (2008, hlm. 12) menyatakan bahwa model pembelajaran Kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan peserta didik lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Dengan demikian belajar kooperatif (cooperative learning) diartikan sebagai suatu pembelajaran yang menggunakan grup kecil dimana peserta didik bekerjasama belajar satu sama lain, berdiskusi dan saling berbagi ilmu pengetahuan, saling berkomunikasi, saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Di dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan anggota-anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terjadi sebuah proses interaksi yaitu antara guru dengan peserta didik, dan peserta didik dengan peserta didik. Dalam interaksi tersebut akan terjadi sebuah proses pembelajaran. Pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat
(14)
2
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia. Namun pada kenyataanya kondisi peserta didik kebanyakan saat mengikuti pembelajaran tidak antusias, bahkan terkadang tidak merespon materi yang di sampaikan oleh guru. Untuk itu diharapkan dengan adanya metode pembelajaran kooperatif ini, dapat memberikan arahan serta motivasi terhadap peserta didik terutama dalam memberikan pengalaman baru dengan adanya pembelajaran kelompok tersebut.
Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. Jerome S. Bruner mempelopori aliran psikologi kognitif yang memberikan dorongan agar pendidikan memberikan perhatian pada pentingnya pengembangan berpikir manusia. Beliau adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli belajar kognitif. Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai pemproses, pemikir dan pencipta informasi. Dalam teori belajarnya Jerome S. Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika peserta didik dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu.
Maka dengan adanya penjelasan dari teori Bruner tersebut dapat memberikan gambaran bagi dunia pendidikan. Bahwa, dalam proses pembelajaran harus memperhatikan perkembangan intelektual anak, alat untuk menyampaikan pengalaman (media), dan teknik atau model yang dapat digunakan agar pelajaran atau materi yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna peserta didik. Untuk itu salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Kelebihan dari model ini adalah dapat diterapkan pada semua kelas atau tingkatan, membuat proses belajar peserta didik lebih bermakna, lebih berorientasi pada keaktifan berpikir peserta didik, meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik,
(15)
3
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman sekelompoknya, serta membiasakan peserta didik untuk bersikap terbuka terhadap teman.
Berdasarkan hasil observasi di SDN Taman Baru 2 diperoleh data bahwa, kemampuan peserta didik pada mata pelajaran IPS masih kurang terlebih pada materi Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi. Setelah mendapat data dari hasil wawancara dengan wali kelas, ternyata hal ini di sebabkan karena ketika guru mengajar hanya menggunakan satu metode saja, yaitu metode ceramah. Kurangnya penggunaan metode dan pendekatan, membuat anak cepat jenuh dan bosan sehingga mereka malas untuk memperhatikan pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Hal lain yang menyebabkan kondisi tersebut adalah kurangnya media pembelajaran yang di gunakan guru, pada saat proses pembelajaran.
Setelah melihat nilai pada pelajaran IPS, diperoleh data bahwa nilai terendah adalah 40 dengan jumlah peserta didik 7 orang, peserta didik yang memperoleh nilai 50 sebanyak 15 orang, peserta didik yang memperoleh nilai 60 yaitu 6 orang, dan yang telah mencapai KKM hanya 3 orang peserta didik. Dengan demikian masih banyaknya peserta didik yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah batas minimal ketercapaian kompetensi setiap indikator, kompetensi dasar, standar kompetensi dan aspek penilaian mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. KKM yang ditetapkan pada pelajaran IPS sendiri di sekolah tersebut adalah 70,0 sedangkan peserta didik yang berjumlah 31 orang terbut hanya beberapa orang saja yang memperoleh nilai yang sesuai dengan KKM.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, membuktikan bahwa masih rendahnya hasil belajar peserta didik pada pelajaran IPS terlebih pada konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi. Maka, untuk memperbaiki hasil belajar IPS di kelas IV peneliti menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TSTS (Two Stray Two Stay). Model Two Stay Two Stray (dua tinggal dua tamu)
(16)
4
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah salah satu model kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Model ini memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah di bahas sebelumnya. Peserta didik diajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif TSTS akan mengarahkan peserta didik untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Adapun keunggulan dari model TSTS menurut Miftahul Huda (2014, hlm. 209) yaitu dapat diterapkan pada semua kelas atau tingkatan, kecenderungan belajar peserta didik menjadi lebih bermakna, lebih berorientasi pada keaktifan, diharapkan peserta didik akan berani mengungkapkan pendapatnya, menambah kekompakan dan rasa percaya diri peserta didik, kemampuan berbicara peserta didik dapat ditingkatkan, dan membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar peserta didik.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Two Stay
Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
pada Konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi di Kelas IV SDN Taman Baru 2 Kec. Taktakan, Kota Serang Tahun Ajaran 2014/2015”.
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah
IPS merupakan studi terintegrasi dari Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) untuk membentuk warga negara yang baik, mampu memahami dan menganalisis kondisi dan masalah sosial serta ikut memecahkannya. Namun, pada kenyataannya peserta didik acuh akan hal tersebut. Hal ini disebabkan oleh kurang diminatinya pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) oleh peserta didik. Faktor lain yang menyebabkan kurang di minatinya pelajaran IPS diantaranya adalah sebagai berikut faktor yang pertama yaitu kurangnya
(17)
5
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesadaran peserta didik terhadap lingkungan sekitar tempat tinggalnya, sehingga ia tidak memperdulikan hal-hal apa saja yang terjadi di daerah sekitar. Faktor yang kedua yaitu kurangnya penjelasaan serta metode yang di gunakan guru saat memberikan pembelajaran yang mengakibatkan peserta didik tidak dapat mencerna dengan mudah pesan apa saja yang sudah disampaikan oleh guru. Faktor yang ketiga adalah kurangnya pendidikan dan bimbingan orangtua terhadap perilaku anak, sehingga anak masa bodo dan acuh terhadap lingkungan tempat tinggalnya.
Pelajaran IPS pada materi Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi di harapkan peserta dapat menguasai empat hal berikut diantaranya adalah peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis kebutuhan hidup yang harus dipenuhi melalui kegiatan ekonomi, menyebutkan jenis-jenis kegiatan ekonomi, menyebutkan potensi-potensi daerah, serta menyebutkan cara pemanfaatan potensi daerah dalam kegiatan ekonomi. Namun, pada kenyataanya peserta didik belum begitu paham dengan materi tersebut. Untuk itu fokus utama dalam penelitian ini adalah bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi pada pelajaran IPS di kelas IV semester 2.
Berdasarkan permasalahan utama tersebut maka dapat di jabarkan mejadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran IPS pada konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi dengan mengggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik pada konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)?
(18)
6
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.Tujuan Penelitian
Tujuan umum pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan tujuan umum maka, tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk:
1. Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
2. Meningkatan hasil belajar peserta didik pada konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi dengan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
D.Manfaat Penelitian
a. Bagi Peserta Didik
Peserta didik dapat lebih memahami dan menguasai materi tentang Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi karena cara belajarnya disesuaikan dengan karakteristik usia anak SD. Dengan model ini diharapkan peserta didik lebih termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, dapat merubah kebiasaan peserta didik dari yang pasif menjadi aktif, dan dapat menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama teman.
b. Bagi Pendidik
Dengan adanya penelitian ini, pendidik dapat menggunakan metode, model, atau pendekatan yang tepat dalam setiap proses pembelajaran. Pendidik dapat menggunakan metode lain selain metode ceramah. Selain itu pendidik juga dapat menambah wawasan
(19)
7
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengenai pembelajaraan Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray dan dapat menggunakannya dalam setiap mata pelajaran.
c. Bagi Civitas Akademika PGSD
Menambah wawasan, apabila kelak mengajar di sarankan untuk menggunakan metode atau model pembelajaran yang disesuaikan
dengan materi ajar yang akan disampaikan dikelas dengan menyesuaikan karakteristik usia anak SD.
(20)
27
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Lewin (dalam Tahir, 2012, hlm. 77) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan siasat dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamanya sendiri atau dengan perbandingan guru lain. Menurut Arikunto dkk (2012, hlm. 3) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Senada dengan Uno dkk (2011, hlm. 63) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Dari uraian dan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas sebagai strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah yang ada. Metode Penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah PTK model Kemmis dan Mc Taggart. Tindakan yang dilakukan yaitu menerapkan model TSTS pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN Taman Baru 2 Kec. Taktakan, Kota Serang dengan materi Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 2008) PTK dilakukan dengan melalui 4 tahap, yaitu: melakukan Perencanaan (planning), Tindakan (action), Pengamatan (observation), dan Refleksi (reflection), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :
(21)
28
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Tagart (Arikunto, 2008)
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan guru (pengajar) melakukan diskusi sehubungan dengan penyusunan rencana pengajaran serta rencana format penilaian dengan menggunakan model TSTS yang akan digunakan selama penelitian berlangsung.
b. Pelaksanaan
Pra siklus
Observasi
Refleksi
Dst …
Siklus I
Rencana
Tindakan
Observasi
Refleksi
Siklus II
Rencana
Tindakan
Observasi
(22)
29
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tahap pelaksanaan ini, guru melaksanakan pembelajaran yang sudah didiskusikan sebelumnya agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
c. Observasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati langsung proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Dan juga untuk mengemukakan hal atau temuan-temuan baru sebagai bahan evaluasi dan refleksi.
d. Refleksi
Pada kegiatan refleksi ini adalah upaya untuk merefleksikan hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus I dan mendiskusikan temuan-temuan serta kesulitan yang dialami. Namun, apabila hasil perolehan dalam siklus satu belum mencapai target maka akan dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus berikutnya sampai mencapai hasil yang diharapkan atau yang telah direncanakan.
B.Subjek dan Lokasi 1. Subjek
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kegiatan belajar mengajar peserta didik di kelas IV SDN Taman Baru 2 dengan jumlah 31 peserta didik yang terdiri dari 17 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik difokuskan dalam pembelajaran IPS pada konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi.
2. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di SDN Taman Baru 2 Kec. Taktakan Kota Serang. Dengan alasan dan pertimbangan lokasi sekolah yang dipilih strategis. Selain itu, jumlah kelas dan guru cukup memadai, fasilitas juga sudah cukup memadai dan SD ini merupakan tempat peneliti melaksanakan kegiatan PPL. Sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
(23)
30
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Prosedur Penelitian 1. Pra Siklus
a. Observasi
Dalam tahap ini peneliti melakukan orientasi dalam bentuk observasi terhadap pembelajaran di kelas, mengamati peserta didik dalam proses pembelajaran serta melakukan wawancara dengan wali kelas seputar kesulitan-kesulitan yang di hadapi dalam menyampaikan materi. Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan yaitu untuk mengetahui kondisi yang dialami guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dimana pada tahap ini saat kegiatan pembelajaran belum menggunakan strategi kooperatif tipe TSTS.
Dalam keadaan ini, keantusiasan peserta didik dalam belajar masih kurang aktif karena guru menggunakan metode ceramah. Peneliti memfokuskan penelitian pada aspek “Penerapan Model TSTS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi di Kelas IV SDN Taman Baru 2”.
b. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan terhadap proses pembelajaran, peneliti telah mengetahui permasalahan yang yang hadapi oleh guru dan peserta didik disekolah tersebut. Oleh karena itu, pada tahap ini peneliti bersama guru berdiskusi mengenai hasil pengamatan terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Setelah itu membahas rencana tindakan yang akan dilakukan untuk menindak lanjuti permasalahan yang diperoleh pada saat observasi sebagai bahan pertimbangan utuk merumuskan siklus 1.
2. Siklus 1
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap rencana ini antara lain : 1) Peneliti menentukan jadwal dan materi pembelajaran.
(24)
31
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Membuat RPP pembelajaran IPS dengan menggunakan pendeketan pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi. 3) Mempersiapkan sarana dan fasillitas pendukung yang
diperlukan seperti media, alat peraga dan bahan ajar.
4) Membuat lembar observasi untuk mengamati keaktifan peserta didik dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe TSTS.
5) Membuat evaluasi yang akan digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan kegiatan pembelajaran.
b. Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap tindakan ini antara lain : 1) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan RPP
yang telah dipersiapkan pada tahap perencanaan yaitu menggunakan model Cooperative Learning tipe TSTS. 2) Melaksanakan evaluasi dalam bentuk tes pada konsep
Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS pada materi Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi. Peneliti dan guru bekerja sama untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas sesuai dengan lembar observasi yang telah dibuat.
d. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi ini, yaitu mendiskusikan dan menganalisis hasil pembelajaran dengan menggunakan model TSTS. Jika pada siklus I ini peneliti menemukan kendala dan kelemahan, maka dapat diajukan untuk diperbaiki pada siklus selanjutnya.
(25)
32
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, peneliti memilih judul “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi di SDN Taman Baru 2 Kec. Taktakan, Kota Serang”. Adapun definisi operasional dari materi dan model akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi
Menurut Morgan (dalam Gino, 1988, hlm. 5) menyatakan bahwa belajar adalah merupakan salah satu yang relatif tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Dengan demikian dapat diketahui bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan manusia melalui pengalaman dan latihan untuk memperoleh kemampuan baru dan merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap, sebagai akibat dari latihan. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh peserta didik setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat menerapkan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Indikator pencapaian kompetensi pada mata pelajaran IPS materi Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi adalah sebagai berikut:
a. Menyebutkan jenis-jenis kebutuhan hidup. b. Menyebutkan jenis-jenis kegiatan ekonomi. c. Menyebutkan jenis-jenis potensi daerah.
d. Mendeskripsikan cara memanfaatkan potensi daerah dalam kegiatan ekonomi.
Dari indikator-indikator ini, KKM yang ditentukan oleh SDN Taman Baru 2 pada pelajaran IPS yaitu 70,0. Oleh karena itu, peserta didik harus mampu mencapai nilai KKM yang sudah ditentukan. Karena hasil belajar peserta didik masih rendah pada materi
(26)
33
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi, maka peneliti akan mencoba untuk menerapkan model Two Stay Two Stray (TSTS).
2. Model Pembelajaran TSTS
Model Two Stay Two Stray (dua tinggal dua tamu) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Dengan tujuan mengarahkan anak untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Dalam pembelajaran ini peserta didik dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak langsung anak akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. Dalam proses ini, akan terjadi kegiatan menyimak materi pada peserta didik.
Langkah-langkah dalam pembelajaran menurut Anita Lie (2007, hlm. 60) Cooperatif tipe TSTS adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok. b. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok.
c. Setelah selesai, masing-masing perwakilan dari kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan bertamu kepada kelompok lain. d. Peserta didik yang tinggal dalam kelompok bertugas
membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu. e. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
f. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka kerjakan.
E. Teknik Pengumpulan Data a. Instrumen Penelitian
(27)
34
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Arikunto, dkk (2012, hlm. 127) menyatakan bahwa “observasi adalah kegiatan pengamatan (penambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”. Adapun pendapat lain menjelaskan bahwa “pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian” (Uno,dkk, 2011, hlm. 90).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa observasi adalah proses pengambilan data untuk mengetahui seberapa jauh tindakan tersebut mencapai tujuan atau sasaran. Pada penelitian ini peneliti mengambil data tentang bagaimana aktivitas peserta didik pada saat proses belajar, bagaimana interaksi peserta didik dengan peserta didik selama proses pembelajaran, dan untuk mengatahui hal-hal apa sajakah yang harus diperbaiki, agar pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal pada pembelajaran selanjutnya.
2) Tes
Menurut Arikunto (2009, hlm.53) “Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Sedangkan menurut Uno, dkk (2011, hlm. 104) mengemukakan bahwa “tes ialah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dijadikan penetapan skor angka”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui atau mendapatkan jawaban yang dijadikan skor angka, dengan cara atau aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan jumlah 10 soal model pihan ganda. Menurut Arikunto (2009, hlm. 168) multiple choice test (pilihan ganda) terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang
(28)
35
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suatu pengertian yang belum lengkap. Untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe TSTS pada Konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi
No. Aspek yang
diamati Indikator
No Item 1. Pengenalan
Topik
a.Peserta didik menyimak topik yang akan dibahas mengenai konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi. b.Peserta didik memahami penjelasan yang
diberikan oleh guru mengenai Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi. c.Peserta didik menyimak penjelasan aturan
pembuatan kelompok.
d.Peserta didik menunjukan tanggung jawab dalam mempelajari materi yang diperoleh.
1
2
3
4
2. Keaktifan peserta didik dalam kegiatan
kelompok
a.Peserta didik mampu mengajarkan teman satu tim tentang materi yang mereka kuasai serta mampu menyebarkan materi kepada setiap kelompok.
b.Peserta didik memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh teman satu kelompoknya. c.Peserta didik mampu melakukan tugas untuk
berjaga, dan menerima setiap tamu yang masuk ke kelompok.
d.Peserta didik antusias saat mengikuti proses belajar dengan menggunakan model TSTS. e.Peserta didik aktif mencatat point-point penting
6
7
8
(29)
36
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria Penilaian dalam Aktivitas Belajar Peserta Didik:
A = Kriteria penilaian dengan nilai A ini adalah sangat baik. Maksud dari kata sangat baik adalah peserta didik memperhatikan dengan sungguh-sungguh selama proses pembelajaran, serta berperan aktif pada saat kegiartan awal hingga akhir pembelajaran.
B = Kriteria penilaian dengan nilai B ini adalah baik. Maksud dari kata baik adalah keaktifan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran tidak berperan secara aktif atau tidak memperhatikan sepenuhnya, namun peserta didik aktif pada kegiatan kelompok.
C = Kriteria Penilaian dengan nilai C ini adalah cukup. Maksud dari kata cukup adalah perhatian peserta didik saat mengikuti kegiatan KBM,
yang disampaikan oleh kelompok tamu.
f. Peserta didik melakukan tanya jawab seputar materi yang disampaikan oleh kelompok lain.
10
11 3. Diskusi a. Peserta didik membahas dan mengungkapkan
temuan-temuan yang mereka dapat dari kelompok lain.
b. Peserta didik mengungkapkan pendapatnya. c. Peserta didik dapat bekerja sama dengan peserta
didik lain.
d. Peserta didik membuat kesimpulan mengenai materi yang didapat dari kelompok lain.
e. Peserta didik antusias dalam mengikuti kegiatan kelompok.
f. Peserta didik bekerjasama saat kegiatan kelompok berlangsung.
g. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan baik.
h. Peserta didik memperhatikan kesimpulan yang dijelaskan oleh guru.
12 13 14 15 16 17 18 19 4. Evaluasi a. Peserta didik mengerjakan soal dengan baik. 20
(30)
37
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sudah mulai berkurang atau kurang memperhatikan. Namun, tetap berpartisipasi ketika kegiatan kelompok sedang di laksanakan.
D = Kriteria Penilaian dengan nilai D adalah kurang. Maksud dari kata kurang adalah peserta didik tidak memperhatikan kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir, bahkan tidak berpartisipasi saat proses pembelajaran berlangsung.
Jumlah skor maksimal adalah 80
Kriteria Penilaian dan Mutu Huruf:
80 – 100% : Sangat Baik (A)
70 – 79% : Baik (B)
50 – 69% : Cukup (C)
40 – 49% : Kurang (D)
<40% : Sangat Kurang (E)
b. Uji Coba Instrumen 1) Uji keterbacaan
Uji keterbacaan merupakan sejauh mana instrumen yang peneliti gunakan terhadap peserta didik dapat terbaca dan bahasa yang di gunakan dapat di pahami. Peneliti mencoba untuk menguji instrumen ke SD lain yaitu SDN Pagadungan 5 yang terletak di Kab. Pandeglang, Banten. Setelah menguji keterbacaan peneliti memperoleh hasil bahwa soal pilihan ganda yang berjumlah 10 soal pada pelajaran IPS dengan materi Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Potensi Daerah, dapat terbaca. Terbukti pada saat peneliti memberikan soal kepada peserta didik di sekolah tersebut. Peneliti mengambil dua sample peserta didik, dan meminta mereka untuk mengisi soal tersebut. Setelah melihat hasil pengujian, ternyata mereka dapat mengerjakan dan memperoleh nilai yang lumyan bagus yaitu 70 dan 80.
2) Uji Validitas
Uji validitas merupakan kulitas ketepatan tes dalam mengukur aspek-aspek materi atau aspek-aspek perilaku yang diukur. Istilah validitas juga sering dikaitkan dengan pengukuran. Dalam konteks ini istilah validitas dapat diartikan sebagai ketepatan suatu tes dalam menghasilkan
(31)
38
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data atau informasi yang relevan dengan tujuan atau keputusan yang akan dibuat.
3) Uji Realibilitas
Istilah realibilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat di percaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Atau dengan kata lain realibilitas menunjukan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/ Semester : IV (Empat)/ 2 (Dua)
Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten I kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar Indikator Tingkat
Kesukaran
C1 C2 C3
Jumlah
PG PG PG
2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang
berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di
daerahnya.
Menyebutkan jenis-jenis kebutuhan hidup.
MD 1 1
SD SK Menyebutkan
jenis-jenis kegiatan ekonomi.
MD 2 1
SD 3 1
SK 7, 8 2
Menyebutkan jenis-jenis potensi daerah.
MD 4 1
SD SK Mendeskripsikan cara
memanfaatkan potensi
MD 9 1
(32)
39
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :
C1 : Pengetahuan MD : Mudah
C2 : Pemahaman SD : Sedang
C3 : Aplikasi SK : Sukar
F. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas ini dibuat dengan prosedur dan langkah-langkah yang ditempuh secara bertahap agar data-data yang diperoleh lebih akurat. Data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes. Penelitan tindakan kelas ini, peneliti menyusun data dari setiap siklusnya. Dimulai dari tahap pra siklus, siklus I, hingga siklus II. Tidak hanya mendeskripsikan siklus, namun peneliti juga mendeskripsikan dan menjabarkan data hasil dari observasi dan tes hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Taman Baru 2 Kec. Taktakan.
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Sugiono (2009, hlm. 15) metode penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut:
daerah dalam kegiatan
ekonomi. SK
6 1
(33)
40
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Memilih topik kajian. Kemudian menentukan topik dengan mengkaji paradigma dan fenomena empirik.
b. Menentukan fokus inkuiri.
c. Instrumentasi (menentukan teknik pengumpulan data), memilih informasi dari tiap unit analisis, dan menyiapkan instrumen pedoman observasi/ partisipasi/ wawancara/ studi dokumentasi. d. Pelaksanaan penelitian, pengurusan izin, menemukan gate keeper
(suatu kendali atau pemantau selama kegiatan penelitian dilaksanakan), observasi partisipasi, wawancara, studi dokumen, triangulasi, mempersiapkan catatan lapangan.
e. Pengolahan dan reduksi data, display penelitian, dan analisis data. f. Hasil penelitian (kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi).
Setelah melihat penjelasan dari teknik penelitian kulaitatif diatas, maka dapat memberikan banyak gambaran pada peneliti dalam membuat rancangan dan proses tindakan yang akan dilakukan pada proses penelitian. Berdasarkan proses yang di gambarkan pula, peneliti akan melakukan langkah-langkah seperti di atas agar data yang peneliti peroleh merupakan data yang akurat. Data yang diperoleh dari pengumpulan hasil belajar peserta didik, dari data yang ada ditafsirkan dan evaluasi dari setiap siklus, untuk lebih jelasnya yaitu sebagai berikut :
1) Observasi
Data yang diperoleh dari hasil observasi, melalui pengamatan aktivitas belajar peserta didik. Setelah memperoleh data yang ada maka peneliti perlu mengolah data tersebut. Proses pengolahan tersebut berhasil atau tidaknya penelitian, berpedoman pada kriteria penilaian yang telah ditentukan. Adapun cara untuk menghitung nilai rata-rata dan persentase pada lembar observasi adalah sebagai berikut:
Nilai Rata-Rata = � ℎ� ℎ� � � �� �
� ℎ� � �� �
Nilai Persentase = �� �� � � − � � 100
(34)
41
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria Penilaian:
80 – 100% : Sangat baik 70 – 79% : Baik 50 – 69% : Kurang 40 – 49% : Kurang
<40 % : Sangat Kurang
2) Tes
Pada pengolahan data ini peneliti memperoleh nilai dari data hasil pra siklus. Dari adanya pra siklus ini, peneliti memperoleh dua jenis data, data yang diperoleh adalah nilai masing-masing peserta didik dan nilai rata-rata kelas. Rumus nilai rata-rata adalah sebagai berikut:
Nilai rata-rata kelas dapat diperoleh dari nilai seluruh peserta didik dibagi jumlah seluruh peserta didik. Nilai rata-rata siklus I dan II dapat dihitung sebagai berikut:
Persentase = � ℎ�� �� 100
� ℎ ℎ
Nilai
=
� ℎ � � � � 100 10Nilai rata-rata kelas = � ℎ�� �� ℎ� � �� �
(35)
80
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil dari penelitian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan bahwa aktivititas belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dengan penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe TSTS Pada Konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi. Dapat dilihat dari hasil observasi peserta didik dalam proses pembelajaran dari setiap siklusnya terus mengalami peningkatan. Hasil observasi aktivitas belajar peserrta didik pada siklus I memperoleh nilai frekuensi aktivitas seluruh peserta didik yaitu 50 dengan persentase 62,5% nilai persentase ini termasuk ke dalam kaategori kurang dengan mutu C, sedangkan pada siklus II perolehan nilai frekuensi aktivitas seluruh peserta didik yaitu 68 dengan pesesentase 85% nilai ini termasuk ke dalam kategori sangat baik dengan mutu A. Dengan demikian penerapan model Cooperative Learning tipe TSTS peserta didik dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Karena semua peserta didik diberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan peserta didik lain.
Aktivitas belajar peserta didik dari setiap siklusnya juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal tersebut dapat dilihat nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yang diperoleh pada Pra Siklus yaitu 51,6 pada Siklus I yakni 65,1 dan pada Siklus II mencapai 79,3. Dengan demikian hasil menunjukkan bahwa Penerapan Model Cooperative Learning tipe TSTS terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi.
B. Rekomendasi
Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas dengan Penerapan Pendekatan Cooperative Learning tipe TSTS dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya mengenai konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi yaitu RPP. Karena pada penelitian ini
(36)
81
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghasilkan RPP, maka peneliti mengemukakan saran untuk beberapa pihak, diantaranya sebagai berikut:
1) Guru hendaknya dapat memanfaatkan RPP yang dihasilkan dari penelitian ini, agar dapat digunakan dalam proses pembelajaran. 2) Peneliti Selanjutnya semoga dengan penelitian ini menghasilkan data,
yang dapat dijadikan referensi/ acuan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian terkait model Cooperative Tipe TSTS.
(37)
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, dkk. (2012). Penelitian Tinadakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Budi, dkk. (2009). Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009.
Novitasari, M. F. (2013). Pengaruh Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray terhadap Kemampuan Komunikasi matematis peserta didik SD. Cilegon: Upi Kampus Serang.
Hisyu, T dan Winardi. (2008). Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.
Huda, M. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ibrahim. (2000). Pembelajaran Cooperative. Surabaya: Surabaya University Press.
Khasanah, N. L. (2014). Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi. (PTK di Kelas IV SD Negeri Kamanisan Kecamatan Curug Kota Serang). Serang: Upi Kampus Serang
Lie, A. (2007). Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Ma'rif, S. Pembahasan Metode Two Stay Two Stray. [online]. Diakses dari:
http://sam-edogawa.blogspot.com/2012/11/metode-pembelajaran-tsts-two-stay-two.html (26 April 2015)
Nur’aeni dan Yusnandar, E. (2013). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Pengembangan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers
(38)
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sapriya. (2011). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta
Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media
Slavin, R. E. (2008). Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media Sugiyono. (2013). Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Suprijono, A. (2013). Coooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : PUSTAKA BELAJAR
Tri, C. (2011). Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray di kelas VII A SMP N 1 bantul. Bantul: Universitas Negeri Yogyakarta
Uno, H. B., Lamatenggo, N., dan Koni, S. M. A. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta : Bumi Aksara
Yusnandar, E., dan Saabighoot, Y. A. (2013). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.
(1)
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Memilih topik kajian. Kemudian menentukan topik dengan mengkaji paradigma dan fenomena empirik.
b. Menentukan fokus inkuiri.
c. Instrumentasi (menentukan teknik pengumpulan data), memilih informasi dari tiap unit analisis, dan menyiapkan instrumen pedoman observasi/ partisipasi/ wawancara/ studi dokumentasi. d. Pelaksanaan penelitian, pengurusan izin, menemukan gate keeper
(suatu kendali atau pemantau selama kegiatan penelitian dilaksanakan), observasi partisipasi, wawancara, studi dokumen, triangulasi, mempersiapkan catatan lapangan.
e. Pengolahan dan reduksi data, display penelitian, dan analisis data. f. Hasil penelitian (kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi).
Setelah melihat penjelasan dari teknik penelitian kulaitatif diatas, maka dapat memberikan banyak gambaran pada peneliti dalam membuat rancangan dan proses tindakan yang akan dilakukan pada proses penelitian. Berdasarkan proses yang di gambarkan pula, peneliti akan melakukan langkah-langkah seperti di atas agar data yang peneliti peroleh merupakan data yang akurat. Data yang diperoleh dari pengumpulan hasil belajar peserta didik, dari data yang ada ditafsirkan dan evaluasi dari setiap siklus, untuk lebih jelasnya yaitu sebagai berikut :
1) Observasi
Data yang diperoleh dari hasil observasi, melalui pengamatan aktivitas belajar peserta didik. Setelah memperoleh data yang ada maka peneliti perlu mengolah data tersebut. Proses pengolahan tersebut berhasil atau tidaknya penelitian, berpedoman pada kriteria penilaian yang telah ditentukan. Adapun cara untuk menghitung nilai rata-rata dan persentase pada lembar observasi adalah sebagai berikut:
Nilai Rata-Rata = � ℎ� ℎ� � � �� � � ℎ� � �� �
Nilai Persentase = �� �� � � − � � 100 � ℎ � �
(2)
41
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria Penilaian:
80 – 100% : Sangat baik 70 – 79% : Baik 50 – 69% : Kurang 40 – 49% : Kurang
<40 % : Sangat Kurang 2) Tes
Pada pengolahan data ini peneliti memperoleh nilai dari data hasil pra siklus. Dari adanya pra siklus ini, peneliti memperoleh dua jenis data, data yang diperoleh adalah nilai masing-masing peserta didik dan nilai rata-rata kelas. Rumus nilai rata-rata adalah sebagai berikut:
Nilai rata-rata kelas dapat diperoleh dari nilai seluruh peserta didik dibagi jumlah seluruh peserta didik. Nilai rata-rata siklus I dan II dapat dihitung sebagai berikut:
Persentase = � ℎ�� �� 100
� ℎ ℎ
Nilai = � ℎ � � � � 100 10
Nilai rata-rata kelas = � ℎ�� �� ℎ� � �� � � ℎ� � �� �
(3)
80
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil dari penelitian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan bahwa aktivititas belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dengan penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe TSTS Pada Konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi. Dapat dilihat dari hasil observasi peserta didik dalam proses pembelajaran dari setiap siklusnya terus mengalami peningkatan. Hasil observasi aktivitas belajar peserrta didik pada siklus I memperoleh nilai frekuensi aktivitas seluruh peserta didik yaitu 50 dengan persentase 62,5% nilai persentase ini termasuk ke dalam kaategori kurang dengan mutu C, sedangkan pada siklus II perolehan nilai frekuensi aktivitas seluruh peserta didik yaitu 68 dengan pesesentase 85% nilai ini termasuk ke dalam kategori sangat baik dengan mutu A. Dengan demikian penerapan model Cooperative Learning tipe TSTS peserta didik dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Karena semua peserta didik diberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan peserta didik lain.
Aktivitas belajar peserta didik dari setiap siklusnya juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal tersebut dapat dilihat nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yang diperoleh pada Pra Siklus yaitu 51,6 pada Siklus I yakni 65,1 dan pada Siklus II mencapai 79,3. Dengan demikian hasil menunjukkan bahwa Penerapan Model Cooperative Learning tipe TSTS terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi.
B. Rekomendasi
Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas dengan Penerapan Pendekatan Cooperative Learning tipe TSTS dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya mengenai konsep Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi yaitu RPP. Karena pada penelitian ini
(4)
81
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghasilkan RPP, maka peneliti mengemukakan saran untuk beberapa pihak, diantaranya sebagai berikut:
1) Guru hendaknya dapat memanfaatkan RPP yang dihasilkan dari penelitian ini, agar dapat digunakan dalam proses pembelajaran. 2) Peneliti Selanjutnya semoga dengan penelitian ini menghasilkan data,
yang dapat dijadikan referensi/ acuan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian terkait model Cooperative Tipe TSTS.
(5)
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, dkk. (2012). Penelitian Tinadakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Budi, dkk. (2009). Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009.
Novitasari, M. F. (2013). Pengaruh Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray terhadap Kemampuan Komunikasi matematis peserta didik SD. Cilegon: Upi Kampus Serang.
Hisyu, T dan Winardi. (2008). Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.
Huda, M. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ibrahim. (2000). Pembelajaran Cooperative. Surabaya: Surabaya University Press.
Khasanah, N. L. (2014). Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi. (PTK di Kelas IV SD Negeri Kamanisan Kecamatan Curug Kota Serang). Serang: Upi Kampus Serang
Lie, A. (2007). Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Ma'rif, S. Pembahasan Metode Two Stay Two Stray. [online]. Diakses dari:
http://sam-edogawa.blogspot.com/2012/11/metode-pembelajaran-tsts-two-stay-two.html (26 April 2015)
Nur’aeni dan Yusnandar, E. (2013). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang:
Ikhwan Mandiri Press.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Pengembangan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers
(6)
Ina Meliana, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PEMANFAATAN POTENSI DAERAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sapriya. (2011). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta
Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media
Slavin, R. E. (2008). Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media Sugiyono. (2013). Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Suprijono, A. (2013). Coooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : PUSTAKA BELAJAR
Tri, C. (2011). Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray di kelas VII A SMP N 1 bantul. Bantul: Universitas Negeri Yogyakarta
Uno, H. B., Lamatenggo, N., dan Koni, S. M. A. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta : Bumi Aksara
Yusnandar, E., dan Saabighoot, Y. A. (2013). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.