Proses Produksi Semen. Aspek Teknis Dan Kelayakan Ekonomis Pemanfaatan Kayu Sebagai Bahan Bakar Substitusi Di Pabrik Semen Studi Kasus di PT. Holcim Narogong

Thailand, kayu titi, biti Indonesia, yamane, yemane Myanmar. Sebaran di negara asia tenggara diantaranya ditemukan di India, Myanmar, sebagian Vietman. Gmelina merupakan tanaman yang dapat hidup pada habitat yang sangat beragam, bervariasi dari hutan hujan sampai hutan kering dengan ketinggian sampai 1.300 meter dpl. Kayu gmelina dapat mencapai tinggi 30 meter dengan diameter rata-rata 5 cm dan kadang mencapai 140 cm. Kayu dimanfaatkan untuk perabotan rumah tangga, plywood, bodi truk dan bagian kapal serta dibuat peti dalam pengangkutan hasil-hasil pertanian Soerianegara dan Lemmens, 1990. Kayu gmelina memiliki warna yang tidak kontras antara gubal dan teras. Kayu teras berwarna kuning pucat sampai coklat muda pada saat segar dan semakin gelap sampai mendekati coklat jika telah kering. Kayu gmelina bertekstur halus. Pori kadang ditemukan zat berwana gelap. Jumlah pori per mm 2 antara 5 – 20 buah dengan perforasi sederhana. Jari-jari tidak homogen, frekuensi sel jari-jari 4 – 10 buah per mm dengan tinggi lebih dari 1 mm dan lebar 50 – 100 µ . Kayu gmelina merupakan kayu yang tidak awet, bagian teras lebih awet dibandingkan dengan gubal. Kayu teras sulit untuk dimasuki bahan pengawet Soerianegara dan Lemmens, 1990. Kayu gmelina memiliki berat jenis antara 0,46 sampai 0,5 dengan penyusutan arah tangensial, radial dan volume masing-masing sebesar 6,3 dan 3,1 dan 8,3. Keteguhan lentur MOE kayu gmelina sebesar 634 kgcm 2 dan keteguhan patah MOR sebesar 83.812 kgcm 2 . Keteguhan tekan sejajar serat sebesar 338 kgcm 2 dan keteguhan tekan tegak lurus serat sebesar 30 kgcm 2 ITTO, 1997.

2.4. Proses Produksi Semen.

Kegiatan utama di pabrik semen terdiri dari tiga tahap, yaitu penambangan bahan baku, proses produksi semen dan proses pemasaran, baik untuk dalam maupun luar negeri. Proses produksi semen secara khusus terdiri dari empat tahapan, yaitu proses produksi campuran bahan baku kegiatan penambangan dan penggilingan bahan baku, proses produksi klinker pembakaran campuran bahan baku dan batu bara sebagai bahan bakar utama, proses produksi semen penggilingan akhir dan pengantongan semen. Tiap tahapan proses produksi tersebut memerlukan bahan baku dan alat produksi yang khusus, demikan juga masing – masing proses menghasilkan produk yang berbeda Gambar 2. Gambar 2 Proses produksi semen. Tahapan seperti yang disajikan pada Gambar 2 antara lain adalah : 1. Penambangan bahan mentah batu kapur, tanah liat, pasir besi, copper slag. 2. Penggilingan awal bahan mentah. 3. Pengangkutan bahan mentah. 4. Pencampuran dan penimbangan bahan mentah. 5. Tahap penggilingan bahan mentah. Proses ini memerlukan mill tegak atau mill jenis tabung sebagai mesin utama untuk grinding dan pengeringan. Bahan baku yang dimasukkan terdiri dari batu kapur, batu silika, tanah liat, slag kerak tembaga dengan komposisinya masing-masing dan produknya adalah campuran bahan baku. Energi listrik digunakan untuk grinding dan gas panas gas buang kiln digunakan untuk pengeringan. 6. Pembuang Emisi Gas. 7. Pemanasan awal pre heater. 8. Pemanasan lanjut dan pembentukan kristal klinker. Alat utama untuk produksi klinker adalah kiln. Proses terdiri dari kalsinasi, pembentukan klinker pada suhu 1.400 o C dan pendinginan. Bahan yang dimasukkan adalah campuran bahan baku dan batu bara sebagai bahan bakar. Proses pemasukan bahan substitusi dilakukan pada unit ini. 9. Pendinginan klinker. 10. Penyimpanan klinker. 11. Penggilingan akhir. Alat utama adalah mill berbentuk tabung untuk menghaluskan klinker dan gypsum. Sistem ini menggunakan listrik untuk menjalatkan alat. 12. Pengeluaran Semen dalam bentuk curah maupun kemasan. Proses pembakaran merupakan proses inti dalam pembuatan semen, karena sebagian besar energi yang diperlukan digunakan dalam proses ini. Ditinjau dari pengaruh lingkungan maka proses ini termasuk salah satu yang paling berpotensi selain proses pertambangan dalam mempengaruhi kualitas lingkungan. Titik keluaran dari proses ini stack kiln dan stack cooler menjadi salah satu titik pantau penting dalam kegiatan lingkungan. Gas buang dalam proses ini mengandung polutan debu dan gas lainnya seperti NO x dan SO 2 Bertschinger, 2006.

2.5. Investasi Pengusahaan Hutan