Sekitar 2 gram sampel mendekati 0,001 g A ditimbang dan dikeringkan selama 2 jam dalam oven pada suhu 102
± 3
o
C. Sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel di oven kembali sampel selama 1 jam,
didinginkan dan ditimbang. Pekerjaan diulang hingga dicapai berat konstan B, yaitu penimbangan tidak berubah lebih dari 0,002 g. Kadar air
kayu yang dinyatakan dalam persen yang mendekati 0,1 : Kadar air A-BB x 100
Sedangkan prosedur penentuan kadar abu dalam kayu TAPPI T 211 om- 93 adalah sebagai berikut :
Cawan abu kosong dibersihkan dan dipanaskan pada suhu 525 ±
25
o
C selama 30-60 menit. Setelah pemanasan, cawan didinginkan dalam
desikator dan ditiimbang. Contoh uji uji ekuivalen 1 g kering tanur dipindahkan kedalam cawan abu. Contoh uji kemudian dipanaskan pada
suhu 100
o
C, lalu ditingkatkan sampai mencapai 525
o
C secara bertahap sehingga terjadi karbonasi tanpa pembakaran. Suhu pengabuan diatur pada
525 ±
25
o
C. Pembakaran selesai jika partikel hitam telah hilang, cawan didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Pembakaran dan
penimbangan dilakukan hingga berat abu konstan hingga ±
0,2 mg. Kadar abu dihitung dengan rumus :
Abu, AB x 100 , dimana :
A = berat abu g B = berat kayu kering g
3.4. Metode Analisis
Dalam penelitian ini dipakai rancangan percobaan faktorial dalam kelompok dengan subsampling, dengan model umum sebagai berikut :
Y
ijkl
µ +
ρ
k
+ α
i
+ β
j
+ αβ
ij
+ ε
ijk
+ S
ijkl
Dengan, Y
ijkl
= nilai pengamatan µ
= nilai rataan umum ρ
k
= pengaruh kelompok jenis ke k α
i
= pengaruh faktor umur ke i
β
j
= pengaruh faktor letak dalam pohon ke j αβ
ij
= pengaruh interaksi faktor umur ke i dengan faktor letak dalam pohon ke j
ε
ijk
= kesalahan percobaan karena faktor umur ke i, letak ke j dalam kelompok ke k
S
ijkl
= kesalahan sampling pada satuan pengamatan ke l karena faktor umum ke i, faktor letak ke j dalam kelompok ke k
Sebagai kelompok dalam penelitian ini berupa jenis kayu berikut lingkungannya
ρ
k
, k = 1,2,3. Sedangkan sebagai faktor terdiri atas umur α
i
, i = 2, 4, 6 dan letak dalam pohon
β
j
, j = 1, 2, 3 yaitu teras, gubal dan kulit.
Untuk mengetahui hubungan kadar air dengan nilai kalor, dibuat persaman regresi untuk mencari kesesuaian dengan rumus :
NKB NKT [1 – kadar air 100 ] Keterangan :
NKB = Nilai Kalor Bersih
NKT = Nilai Kalor Tertinggi
3.5. Analisis Persentase Bahan Bakar yang dapat di Substitusi oleh Kayu.
Analisis persentase bahan bakar dilakukan dengan beberapa tahap kegiatan berikut :
1. Penentuan riap kayu dengan studi pustaka.
2. Penetapan Volume tebang tahunan secara lestari, menggunakan rumus
Cotta, yaitu : Ay
V + 0,5I R
Keterangan : Ay
= Panen tahunan m
3
ha V
= Volume totaltegakan persediaan m
3
I = Riap total dari volumeriap nyata m
3
ha R
= Daur tahun 3.
Menghitung jumlah kalor yang dapat disubstitusi oleh kayu per tahun. Dilakukan dalam dua tahap, yaitu :
a. Menghitung nilai kalor rata-rata berdasarkan proporsi kayu dan kulit.
NKr A x A
1
+ B x B
1
Keterangan : NKr = Nilai kalor rata-rata
A = Nilai kalor kayu
A
1
= Proporsi kayu B
= Nilai kalor kulit Bb
1
= Proporsi kulit b.
Menghitung nilai kalor kayu per tahun. NKt M x NKr
Keterangan : M
= Berat kayu berdasarkan perhitungan volume tebangan lestari
NKr = Nilai kalor rata-rata berdasarkan proporsi kayu dan kulit. 4.
Menghitung persentase nilai kalor kayu yang terhadap kebutuhan nilai kalor batu bara selama setahun.
N NKt
NKb x100
Keterangan : N
= Persentase nilai kalor kayu terhadap nilai kalor batu bara NKt
= Nilai kalor kayu per tahun kkal NKb
= Nilai kalor batu bara per tahun kkal
3.6. Analisis Ekonomis