Investasi Pengusahaan Hutan Aspek Teknis Dan Kelayakan Ekonomis Pemanfaatan Kayu Sebagai Bahan Bakar Substitusi Di Pabrik Semen Studi Kasus di PT. Holcim Narogong

Proses pembakaran merupakan proses inti dalam pembuatan semen, karena sebagian besar energi yang diperlukan digunakan dalam proses ini. Ditinjau dari pengaruh lingkungan maka proses ini termasuk salah satu yang paling berpotensi selain proses pertambangan dalam mempengaruhi kualitas lingkungan. Titik keluaran dari proses ini stack kiln dan stack cooler menjadi salah satu titik pantau penting dalam kegiatan lingkungan. Gas buang dalam proses ini mengandung polutan debu dan gas lainnya seperti NO x dan SO 2 Bertschinger, 2006.

2.5. Investasi Pengusahaan Hutan

Kegiatan penanaman hutan adalah investasi tipikal, yaitu pembiayaan besar pada awal tahun, proses produksi yang lamanya bertahun-tahun dan dibayangi oleh ancaman kegagalan, serta hasil kegiatannya baru diperoleh sekian tahun setelah ditunggu. Masukan tetap untuk hutan tanaman antara lain pembibitan, penanaman dan pemeliharaan yang dikeluarkan pada awal-awal tahun, biaya tahunan berupa gaji, pajak dan lain-lain yang dikeluarkan tiap tahun; sedangkan biaya variabelnya adalah waktu dari saat penanaman sampai pemanenan Sumitro, 2003. Investasi di hutan tanaman dapat dipantau tiap tahun mengenai volume, tinggi dan diameter pohon. Volume dari pohon merupakan suatu yang unik, karena akan berbeda pada tiap tapak tempat tumbuh yang berbeda, sehingga pengukuran real pada areal perlu dilakukan. Bila produk fisik dikalikan dengan harganya, makan akan didapat kurva pendapatan. Harga yang dimaksud adalah harga kayu pada saat masih berdiri stumpage value dan akan semakin meningkat dengan umur atau diameter yang lebih besar. Harga yang valid adalah harga yang diperoleh pada pasar yang bersaing banyak penjual dan pembeli. Nilai stumpage value dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : S = R – M + C, Keterangan : S = stumpage value, R = harga pasar pabrik, C = biaya pemungutan yaitu pengangkutan, penyaradan dan penebangan, dan M = Margin untuk keuntungan resiko perusahaan . Setelah diketahui harga pohon berdiri, maka pendapatan dapat diperoleh dengan mengalikan volume per ha m 3 ha. Volume kayu meningkat dengan bertambahnya umur kayu sehingga harga kayu akan semakin tinggi dengan meningkatnya umur kayu Tabel 5. Tabel 5 Pendapatan Acacia mangium sejak umur komersial 4-8 tahun Umur th Volume kayu komersial m3ha Harga kayu berdiri SVm3 Rp. 1000 Pendapatan Rp x 1000Ha 4 107 119.5 12.786 5 141 129.5 18.259 6 168 139.5 23.436 7 192 139.5 26.784 8 212 139.5 29.574 Pendapatan pada hutan tanaman tidak diperoleh setiap tahun, melainkan menunggu sampai pohon ditebang, yaitu memungut akumulasi riap pertumbuhan. Jadi dalam periode menunggu tersebut tidak ada pendapatan cash in flow , kecuali ada kegiatan antara seperti penjarangan pada tahun tertenu, kegiatan tumpang sari dengan tanaman buah-buahan atau hasil hutan non kayu dan kegiatan ekowisata Sumitro, 2003. III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian