III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pabrik Semen PT. Holcim, Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor dan Laboratorium Kayu Solid
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Kegiatan Penelitian dimulai dari bulan Juni 2007 sampai bulan Januari 2008.
3.2. Alat dan Bahan
Bahan dan peralatan yang digunakan untuk dapat memenuhi tujuan penelitian tersebut diatas antara lain meliputi :
1. Peralatan analisis nilai kalor kayu, kadar air dan berat jenis kalorimeter,
jangka sorong, cawan petri, oven, timbangan, parafin 2.
Peralatan tulis menulis dan dokumentasi. 3.
Bahan yang digunakan adalah kayu sengon buto, kayu gmelina dan kayu waru yang berumur 2, 4 dan 6 tahun.
3.3. Penetapan Berat Jenis, Nilai Kalor dan Kadar Abu.
Nilai kalor kayu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kadar air dan berat jenis kayu. Tahapan kegiatan pada bagian ini adalah :
3.3.1. Pembuatan contoh uji
Contoh uji diambil pada tiga bagian pohon yaitu bagian teras, gubal dan kulit. Dari setiap bagian ini dibuat contoh uji untuk penentuan berat jenis
dan kadar air dengan panjang 2,5 cm. Demikian juga contoh uji untuk penentuan nilai kalor. Selanjutnya contoh uji dibuat dan disesuaikan
dengan kebutuhan pengujian lanjutan, yaitu contoh uji untuk penetapan nilai kalor proporsi kayu dan kulit.
3.3.2. Pengujian berat jenis
Berat jenis kayu atau kulitnya ditentukan berdasarkan berat contoh kering tanur dibagi dengan volume basah. Contoh kayu atau kulit dalam
penentuan berat jenis ini berukuran lebih kurang 5 x 5 x 2,5 cm untuk kayu dan 5 x 2,5 cm dan tebalnya menurut tebal kulit. Contoh uji kayu dan kulit
ditimbang secara terpisah untuk menentukan berat basahnya, kemudian dicelupkan ke dalam parafin dan ditimbang kembali untuk menentukan
volume parafin. Volume parafin dihitung dengan cara membagi berat parafin yang menempel pada contoh dengan berat jenis parafin. Contoh
kayu atau kulit yang dilapisi parafin ditimbang dalam air untuk menentukan volumenya berdasarkan prinsip Archimedes. Berat jenis kayu
atau kulit dapat ditentukan dengan rumus : Berat Jenis
Berat Kering Oven Volume Basah
3.3.3. Pengujian Nilai Kalor
Contoh kayu atau kulit secara terpisah dibuat serpihan-serpihan kecil dengan menggunakan gergaji. Untuk menetapkan nilai kalor pada kadar air
tertentu, maka serpihan kayu tersebut langsung hitung nilai kalornya. Sedangkan untuk menetapkan nilai kalor ada saat kering tanur, serpihan
kayu dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 103 ±
2
o
C. Serpihan kayu atau kulit seberat lebih kurang satu gram dibuat pelet
berbentuk tablet kemudian ditimbang untuk menentukan beratnya, lalu ditetapkan nilai kalornya dengan bomb kalorimeter. Nilai kalor dihitung
berdasarkan banyaknya kalor yang dilepaskan yang akan sama dengan kalor yang akan diserap oleh air dalam kalorimeter, yang dinyatakan
dalam kalori per gram dan dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut :
Nilai kalor W x t
t A
B Keterangan : W : Nilai air dari alat kalorimeter
t2 : Suhu setelah pembakaran t1 : Suhu mula-mula
A : Berat contoh B : Koreksi panas pada kawat besi
3.3.4. Pengujian Kadar Abu TAPPI T211 om-93
Sebelum dilakukan pengujian kadar abu, perlu dilakukan pengujian kadar air sesuai TAPPI T 264, yaitu :
Sekitar 2 gram sampel mendekati 0,001 g A ditimbang dan dikeringkan selama 2 jam dalam oven pada suhu 102
± 3
o
C. Sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel di oven kembali sampel selama 1 jam,
didinginkan dan ditimbang. Pekerjaan diulang hingga dicapai berat konstan B, yaitu penimbangan tidak berubah lebih dari 0,002 g. Kadar air
kayu yang dinyatakan dalam persen yang mendekati 0,1 : Kadar air A-BB x 100
Sedangkan prosedur penentuan kadar abu dalam kayu TAPPI T 211 om- 93 adalah sebagai berikut :
Cawan abu kosong dibersihkan dan dipanaskan pada suhu 525 ±
25
o
C selama 30-60 menit. Setelah pemanasan, cawan didinginkan dalam
desikator dan ditiimbang. Contoh uji uji ekuivalen 1 g kering tanur dipindahkan kedalam cawan abu. Contoh uji kemudian dipanaskan pada
suhu 100
o
C, lalu ditingkatkan sampai mencapai 525
o
C secara bertahap sehingga terjadi karbonasi tanpa pembakaran. Suhu pengabuan diatur pada
525 ±
25
o
C. Pembakaran selesai jika partikel hitam telah hilang, cawan didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Pembakaran dan
penimbangan dilakukan hingga berat abu konstan hingga ±
0,2 mg. Kadar abu dihitung dengan rumus :
Abu, AB x 100 , dimana :
A = berat abu g B = berat kayu kering g
3.4. Metode Analisis