Rancangan Penelitian Alat dan Bahan

commit to user 28

G. Rancangan Penelitian

1. Uji Pendahuluan Gambar 2 . Skema Uji Pendahuluan Biakan Trichophyton mentagrophytes diinokulasikan pada media Sabouroud Dextrosa Agar 5 cawan Petri Dibuat 4 sumuran dengan diameter 6 mm pada setiap cawan untuk pemberian perlakuan Kontrol - Akuades Perasan kulit jeruk purut dengan konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100 Diinkubasikan selama 4 hari pada suhu kamar Diameter zona hambat diukur Kontrol + Flukonazol 25 µg commit to user 29 2. Uji Penelitian Gambar 3 . Skema Uji Penelitian Catatan: Uji penelitian diulang sebanyak 3 kali dengan perasan kulit jeruk purut yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk memperkecil penyimpangan kualitas perasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Dibuat 5 sumuran dengan diameter 6 mm pada setiap cawan untuk pemberian perlakuan Kontrol - Akuades Perasan kulit jeruk purut dengan konsentrasi 70, 80, 90, dan 100. Masing- masing diulang 5 kali Diinkubasikan selama 4 hari pada suhu kamar Diameter zona hambat diukur Kontrol + Flukonazol 25 µg Biakan Trichophyton mentagrophytes diinokulasikan pada media Sabouroud Dextrosa Agar 7 cawan Petri Uji Kruskal Wallis Uji Mann Whitney commit to user 30

H. Alat dan Bahan

1. Alat Penelitian a. Cawan Petri dengan diameter 10 cm b. Oshe kolong c. Tabung reaksi d. Beaker glass e. Alat pembuat sumuran berdiameter 6 mm f. Pipet g. Mikropipet h. Penggaris i. 0,5 standar Mc Farland j. Autoklaf k. Lampu spiritus l. Kertas saring m. Saringan plastik n. Blender 2. Bahan Penelitian a. Biakan Trichophyton mentagrophytes b. Sabouroud Dextrose Agar SDA c. Perasan kulit jeruk purut d. Akuades e. Diflucan yang mengandung 50 mg flukonazol 1 kapsul f. Alkohol 96 g. NaCl 0,9 commit to user 31 h. Kloramfenikol

I. Cara Kerja

1. Uji Pendahuluan a. Tahap Persiapan 1 Perasan Kulit Jeruk Purut Mencuci bersih jeruk purut terlebih dahulu dengan menggunakan air mengalir, tujuannya untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Kemudian merendamnya di dalam alkohol 96 agar jeruk purut lebih steril dan bebas dari kontaminasi. Mengupas jeruk purut untuk diambil bagian kulitnya saja. Selanjutnya melumatkan 100 gram irisan kulit jeruk purut tersebut menggunakan blender dengan dicampur 100 ml akuades. Hasil dari proses pelumatan kemudian diperas dan disaring dua kali. Penyaringan pertama dilakukan dengan saringan plastik yang dilapisi kain, kemudian penyaringan berikutnya dengan kertas saring untuk mendapatkan hasil perasan air yang bagus dan tanpa endapan. Air hasil saringan dianggap konsentrasi 100. 2 Pembiakan Trichophyton mentagrophytes Biakan jamur diperoleh dari laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi Surakarta. Trichophyton mentagrophytes yang diperoleh merupakan biakan subkultur 5 hari dalam Sabouraud Dextrosa Agar Slant. commit to user 32 b. Tahap Uji Pendahuluan 1 Persiapan preparat obat flukonazol 25 µg Preparat flukonazol yang dipakai adalah Diflucan. Satu kapsul Diflucan mengandung 50 mg flukonazol. Satu kapsul flukonazol 50 mg dilarutkan dengan 100 ml akuades. Pengenceran ini adalah pengenceran pertama. ó 50 mg dlm 100 ml ó 0,5 mg 1 ml ó 500 µg 1 ml Kemudian dengan rumus : N 1 · V 1 = N 2 · V 2 500 · V 1 = 25 · 100 V 1 = 5 ml Jadi, untuk mendapatkan kadar flukonazol 25 µg, 5 ml dari hasil pengenceran pertama dilarutkan ke dalam 100 ml akuades V 2 . Zona sensitivitas flukonazol 25 µg berdasarkan standar yang ada adalah sebagai berikut: Flukonazol : ≥ 19 mm = sensitif : 13 – 18 mm = intermediate : ≤ 12 = resisten Barry Brown, 1996 2 Pembuatan Sabouraud Dextrose Agar Menyiapkan Sabouraud Dextrose Agar bubuk 10 gram kemudian menambahkannya dengan akuades 150 ml, lalu V1 = Volume yang tersedia N1 = Kadar flukonazol awal V2 = Volume yang akan digunakan N2 = Kadar flukonazol akhir commit to user 33 memanaskan sambil mengaduk sampai tercampur homogen. Menambahkan kloramfenikol pada media cair untuk mencegah tumbuhnya kuman kontaminan. Setiap 1000 ml Sabouraud Dextrose Agar cair memerlukan 400 mg kloramfenikol, maka: Kloramfenikol yang diperlukan untuk 150 ml Sabouraud Dextrose Agar = 150 ml x 400mg = 60 mg 1000 ml Setiap 250 mg kloramfenikol dilarutkan dalam 10 ml NaCl 0,9. Maka: NaCl 0,9 yang diperlukan = 60 mg x 10 ml = 2,4 ml 250 mg Bridson, 1998 Jadi memerlukan 60 mg kloramfenikol untuk melarutkan dalam 2,4 ml NaCl 0,9. Kemudian setelah itu mensterilkan media cair yang telah ditambah larutan kloramfenikol dengan autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit bersama dengan peralatan penelitian lain yang dibutuhkan. Menuangkan Sabouraud Dextrosa Agar cair dalam 5 cawan Petri yang telah disterilkan dan membiarkan sampai dingin. 3 Pembuatan suspensi dan inokulum Trichophyton mentagrophytes Mengambil biakan Trichophyton mentagrophytes dengan menggunakan oshe steril kemudian memasukkan ke dalam larutan NaCl 0,9 sampai mencapai kekeruhan yang ekivalen dengan 0,5 standart Mc Farland. Menginokulasikan sampel cair Trichophyton commit to user 34 mentagrophytes sebanyak 0,2 ml ke dalam tiap-tiap cawan Petri yang berisi Sabouraud Dextrose Agar. Menggoyang agar untuk meratakan sampel Trichophyton mentagrophytes. 4 Pengenceran perasan kulit jeruk purut Mengencerkan hasil perasan kulit jeruk purut yang telah disiapkan saat tahap persiapan uji pendahuluan. Perasan diencerkan dengan akuades sehingga diperoleh konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100. Penentuan konsentrasi tersebut berdasar dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayah dan Subakir 2010 mengenai efektifitas air perasan buah jeruk purut 25 terhadap pertumbuhan Malassezia sp. Pembuatan perasan konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100 tersebut berasal dari pengenceran air perasan konsentrasi 100. Adapun cara pengencerannya menurut Ahmad 1996 sebagai berikut: - Perasan konsentrasi 20 berasal dari 20 ml perasan konsentrasi 100 + akuades 100ml. - Perasan konsentrasi 40 berasal dari 40 ml perasan konsentrasi 100 + akuades 100ml. - Perasan konsentrasi 60 berasal dari 60 ml perasan konsentrasi 100 + akuades 100ml. - Perasan konsentrasi 80 berasal dari 80 ml perasan konsentrasi 100 + akuades 100ml. - Perasan konsentrasi 100 merupakan perasan asli yang tidak perlu diencerkan commit to user 35 5 Memberi perlakuan ke dalam 5 cawan Petri dengan perasan kulit jeruk purut, akuades, flukonazol 25 µg Langkah pertama dalam tahap ini adalah membuat 4 sumuran berdiameter 6 mm pada masing-masing cawan Petri. Pada masing- masing sumuran diisi 0,05 ml akuades sebagai kontrol negatif, 0,05 ml flukonazol 25 µg sebagai kontrol positif, dan 0,05 ml perasan kulit jeruk purut dengan konsentrasi berbeda-beda, yaitu 20, 40, 60, 80, dan 100. Selanjutnya diinkubasi pada suhu kamar selama 4 hari. Setelah diinkubasi, dilakukan pengukur diamater daerah yang bening zona hambatan dengan menggunakan penggaris melewati pusat sumuran. 2. Uji Penelitian a. Tahap Persiapan 1 Perasan Kulit Jeruk Purut Mencuci bersih jeruk purut terlebih dahulu dengan menggunakan air mengalir, tujuannya untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Kemudian merendamnya di dalam alkohol 96 agar jeruk purut lebih steril dan bebas dari kontaminasi. Mengupas jeruk purut untuk diambil bagian kulitnya saja. Selanjutnya melumatkan 100 gram irisan kulit jeruk purut tersebut menggunakan blender dengan dicampur 100 ml akuades. Hasil dari proses pelumatan kemudian diperas dan disaring dua kali. Penyaringan pertama dilakukan dengan saringan plastik yang commit to user 36 dilapisi kain, kemudian penyaringan berikutnya dengan kertas saring untuk mendapatkan hasil perasan air yang bagus dan tanpa endapan. Air hasil saringan dianggap konsentrasi 100. 2 Pembiakan Trichophyton mentagrophytes Memperoleh biakan jamur diperoleh dari laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi Surakarta. Trichophyton mentagrophytes yang diperoleh merupakan biakan subkultur 5 hari dalam Sabouraud Dextrosa Agar Slant. b. Tahap Uji Penelitian 1 Penentuan besar ulangan Dihitung dengan rumus Federer n-1 t-1 15 Keterangan n : besar ulangan t : jumlah kelompok perlakuan Karena pada penelitian ini menggunakan 6 kelompok perlakuan, maka : n-1 t-1 15 n-1 6-1 15 5n 20 n 4 Jadi, untuk setiap kelompok, jumlah pengulangan harus lebih dari 4. Dalam penelitian ini menggunakan 5 kali ulangan dalam setiap kelompok. commit to user 37 2 Pembuatan Sabouraud Dextrose Agar Menyiapan Sabouraud Dextrose Agar bubuk 13 gram dan menambahkan akuades 200 ml, lalu memanaskan sambil mengaduk sampai tercampur homogen. Menambahkan kloramfenikol pada media cair untuk mencegah tumbuhnya kuman kontaminan. Setiap 1000 ml Sabouraud Dextrose Agar cair memerlukan 400 mg kloramfenikol, maka: Kloramfenikol yang diperlukan untuk 150 ml Sabouraud Dextrose Agar = 200 ml x 400mg = 80 mg 1000 ml Setiap 250 mg kloramfenikol dilarutkan dalam 10 ml NaCl 0,9, Maka: NaCl 0,9 yang diperlukan = 80 mg x 10 ml = 3,2 ml 250 mg Bridson, 1998 Jadi diperlukan 80 mg kloramfenikol dilarutkan dalam 3,2 ml NaCl 0,9. Kemudian mensterilkan media cair yang telah ditambah larutan kloramfenikol dengan autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit bersama dengan peralatan penelitian lain yang dibutuhkan. Menuangkan Sabouraud Dextrosa Agar cair dalam 5 cawan Petri yang telah disterilkan dan membiarkan sampai dingin. commit to user 38 3 Pembuatan suspensi dan inokulum Trichophyton mentagrophytes Memperoleh biakan jamur dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi Surakarta. Trichophyton mentagrophytes yang diperoleh merupakan biakan sub kultur 5 hari dalam Sabouraud Dextrose Agar miring. Mengambil biakan dengan menggunakan oshe steril kemudian memasukkan ke dalam larutan NaCl 0,9 sampai mencapai kekeruhan yang ekivalen dengan 0,5 standart Mc Farland. Menginokulasikan sampel cair Trichophyton mentagrophytes sebanyak 0,2 ml ke dalam tiap-tiap cawan petri yang berisi Sabouraud Dextrose Agar. Menggoyang agar untuk meratakan sampel Trichophyton mentagrophytes. 4 Pengenceran perasan kulit jeruk purut Mengencerkan hasil perasan kulit jeruk purut yang telah disiapkan pada saat tahap persiapan uji pendahuluan sehingga diperoleh konsentrasi 70, 80, 90 dan 100. 5 Memberi perlakuan ke dalam 7 cawan Petri dengan perasan kulit jeruk purut, akuades dan flukonazol 25 µg Langkah pertama dalam tahap ini adalah membuat 5 sumuran berdiameter 6 mm pada masing-masing cawan Petri. Pada masing- masing sumuran diisi 0,05 ml akuades sebagai kontrol negatif, 0,05 ml flukonazol 25 µg sebagai kontrol positif, dan 0,05 ml perasan kulit jeruk purut dengan konsentrasi 70, 80, 90, 100. Selanjutnya diiinkubasi pada suhu kamar selama 4 hari. Setelah diinkubasi, dilakukan pengukuran diamater daerah yang bening commit to user 39 zona hambatan dengan menggunakan penggaris melewati pusat sumuran. Mengulang tahap penelitian poin a dan b dengan perasan kulit jeruk purut yang berbeda. Pengulangan perasan dilakukan sebanyak 3 kali.

J. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia (Chrism.) Swingle) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis Secara In Vitro

9 149 61

Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Porphyromonas gingivalis secara in Vitro

15 175 58

Uji Daya Hambat Ekstrak Kulit Batang Rhizophora MUCRONATA Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aeromonas HYDROPHILA, Streptococcus AGALACTIAE Dan Jamur Saprolegnia SP. Secara In Vitro

9 60 98

Daya Antibakteri Air Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Pertumbuhan Stapylococcus aureus dan Escherichia coli yang Diuji Secara In Vitro

14 137 47

Pertubuhan Eksplan Kotileon Jeruk Keprok ( Citrus Nobilis Lour.) Dengan Kultur In Vitro Pada Media MS (Murahige & Skoog) Dengan BAP (Benzyl Amino Purin)

0 33 80

Pengaruh Konsentrasi Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Pyogenes Secara in vitro

7 71 67

Efektivitas Infusa Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix DC.) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans Penyebab Sariawan Secara in vitro

0 4 7

Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Terhadap Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans Secara In Vitro

6 26 70

Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Terhadap Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans Secara In Vitro

0 0 16

Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Porphyromonas gingivalis secara in Vitro

0 0 16