commit to user 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium kuasi.
B. Subjek Penelitian
Biakan Trichophyton mentagrophytes yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi Surakarta
C. Lokasi Penelitian
Laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi Surakarta
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel untuk pembuatan media subkultur dilakukan secara random, yaitu dengan mengambil koloni jamur Trichophyton mentagrophytes
dalam Saboraud Dextrose Agar Slant
E. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas : a. konsentrasi perasan kulit jeruk purut
b. flukonazol 25 µg 2. Variabel tergantung
: zona hambatan 3. Variabel luar yang terkendali : a. Umur jamur
b. Jumlah koloni Trichophyton mentagrophytes
c. Kuman kontaminan d. Suhu inkubasi
commit to user 25
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : a. Konsentrasi perasan kulit jeruk purut
Air perasan berwujud larutan dalam air dan mengandung seluruh komponen senyawa dalam tumbuhan segarnya. Jumlah air perasan
sebanding dengan material awal, dan hanya bahan yang tidak terlarut yang tetap tinggal Nopianti, 2008 cit Voigt, 1995.
Perasan kulit jeruk purut didapatkan dengan cara melumatkan kulit jeruk purut dan menyaringnya dua kali. Penyaringan pertama
dilakukan dengan saringan plastik yang dilapisi kain, kemudian penyaringan berikutnya dengan kertas saring untuk mendapatkan hasil
perasan air yang bagus dan tanpa endapan. Air hasil saringan dianggap konsentrasi 100. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
interval. Konsentrasi perasan kulit jeruk purut yang digunakan dalam uji
pendahuluan adalah konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100. Hal ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayah dan
Subakir 2010 mengenai efektifitas air perasan buah jeruk purut pada konsentrasi 25 terhadap pertumbuhan Malassezia sp. Berdasarkan
hasil uji pendahuluan, maka pada uji penelitian menggunakan konsentrasi perasan kulit jeruk purut 70, 80, 90, dan 100. Uji
penelitian diulang sebanyak 3 kali dengan perasan kulit jeruk purut yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk memperkecil penyimpangan
kualitas perasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
commit to user 26
b. Flukonazol 25 µg Flukonazol adalah obat antifungi derivat triazol yang digunakan
sebagai kontrol positif. Flukonazol dengan merek dagang diflucan yang mengandung 50 mg flukonazol. Flukonazol yang digunakan
sebesar 25 µg karena sudah terbukti sebagai obat antifungi. Skala ukuran variabel ini adalah nominal.
2. Variabel tergantung : Variabel tergantung pada penelitian ini adalah zona hambatan. Zona
hambatan merupakan daerah lingkaran jernih melingkar yang terbentuk karena efek antifungi terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton
mentagrophytes. Diameter diukur dalam milimeter menggunakan penggaris. Zona hambatan yang sesungguhnya adalah rerata dari jumlah
diameter terbesar dan diameter terkecil zona hambatan. Skala ukuran variabel ini adalah rasio.
3. Variabel luar terkendali a. Umur Jamur
Umur jamur dapat dikendalikan dengan subkultur Trichophyton mentagrophytes yang berumur 5 hari pada Sabouraud Dextrose Agar.
b. Jumlah Koloni Trichophyton mentagrophytes Penanaman jamur menggunakan standar Mc. Farland. Standar Mc
Farland ini dipakai agar diperoleh jumlah koloni jamur yang seragam sebelum ditanam pada Saboraud Dextrose Agar. 0,5 standar Mr
Farland terdiri dari 1x10
7
sampai 1x10
8
koloni mL Quelab, 2005.
commit to user 27
c. Kuman kontaminan Kuman kontaminan adalah tumbuhnya kuman lain yang dapat
terkontaminasi pada Sabouraud Dextrose Agar. Tumbuhnya kuman ini dapat dikendalikan dengan memberi kloramfenikol Mansjoer et al,
2000. Setiap 1000 ml Sabouraud Dextrose Agar cair memerlukan 400 mg kloramfenikol Bridson, 1998.
d. Suhu inkubasi Suhu yang dipakai untuk inkubasi jamur. Jamur diinkubasi pada
suhu kamar selama 4 hari.
commit to user 28
G. Rancangan Penelitian