42 a.
Visi dan misi sekolah b.
Lingkungan sekolah c.
Kepemimpinan Kepala sekolah d.
Dukungan masyarakat e.
Rancangan dan program sekolah f.
Siswa peserta didik g.
Guru dan proses belajar mengajar h.
Kurikulum sekolah
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai sumbangan pemikiran
terhadap penyelenggaraan Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional pada Sekolah Menengah Pertama Negeri SMP di Jawa Barat yang dirintis untuk menjadi
Sekolah Bertaraf Internasional. Hal ini sangat diperlukan mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini begitu cepat, sehingga
diperlukan kajian - kajian kontemporer yang dapat dimanfaatkan dalam rangka membangun konstruk dasar baru manajemen pendidikan.
Sementara manfaat praktis dari penelitian ini adalah hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar saran dan rekomendasi kepada Pemerintah Pusat, Provinsi dan
KabupatenKota dalam melaksanakan pembinaan kepada penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI dalam arti komponen -
43 komponen apa saja yang harus diperhatikan dalam pengimplementasian
manajemen sekolah bermutu, sehingga pencapaian mutu kinerja RSBI, untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional dapat diwujudkan sesuai dengan harapan
pemerintah yakni meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki kompetensi dan memiliki daya saing nasional maupun internasional.
F. Kerangka Berpikir dan Premis
Pada dasarnya sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya yang memiliki kompetensi daya saing secara nasional maupun Internasional
global dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi global pada umumnya dihasilkan oleh satuan pendidikan yang berkualitas pula. Oleh sebab
itulah, Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah bermutu yang dituangkan pada Undang – Undang Sistem
Pendikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 50 ayat 3 bahwa : Pemerintah danatau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang -
kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf Internasional.
Sebagai impelementasi dari UUSPN tersebut, kini hampir di setiap KabupatenKota terdapat sekolah rintisan bertaraf Internasional, yang dalam
perekrutannya, sekolah tersebut merupakan sekolah - sekolah unggulan yang ada di daerah masing-masing melalui seleksi yang dilakukan oleh Depdiknas,
khususnya Direktorat Pembinaan SMP melalui kegiatan verifikasi kepada sekolah–sekolah unggulan yang ada di daerah. Kehadiran penyelenggaraan
44 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional tentu saja mendatangkan pro dan kontra
tentang kualitas yang akan dicapai karena nampaknya model sekolah RSBI hanya sekedar menyelamatkan amanat UUSPN nomor 20 tahun 2003.
Khususnya pada SMPN RSBI menurut penulis, penyelenggaraan RSBI memerlukan kerja keras dari seluruh warga sekolah, karena implementasi
Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional sebagai sekolah bermutu akan dihadapkan kepada berbagai kendala dan masalah, baik secara internal maupun
secara eksternal. Kendala eksternal, misalnya istilah Sekolah Bertaraf Internasional sendiri yang belum banyak dikenal oleh masyarakat awam, birokrat
dan politkus sebagai pengguna jasa pendidikan. Hal ini terjadi karena pada umumnya Sekolah Bertaraf Internasional dipandang sebagai sekolah yang hanya
diperuntukan untuk kalangan orang-orang tertentu atau orang - orang yang kaya serta adanya pandangan masyarakat tentang Sekolah Bertaraf Internasional
identik dengan sekolah mahal. Selain itu masih ada kalangan birokrat serta legislatif yang belum memahami apa kewajiban dan tanggung jawab dari
penyelenggaraan RSBI
yang ada
di kabupatenkota,
agar dalam
penyelenggaraannya menjelma menjadi sebuah intitusi yang benar-benar bermutu. Sedangkan masalah internal adalah masalah yang datangnya dari dalam
institusi itu sendiri misalnya masalah penguatan, pengayaan, pengembangan dari 8 delapan standar nasional pendidikan yang menjadi garapan Sekolah Rintisan
Bertaraf Internasional, sebagai pembeda dari sekolah – sekolah lain pada
45 umumnya dan masalah merubah mindset pola pikir warga sekolah dalam
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar sebagai sekolah RSBI. Dengan demikian sekolah - sekolah yang dirintis menjadi Sekolah Bertaraf
Internasional harus mampu memecahkan masalah-masalah tersebut di atas misalnya dengan melaksanakan analisis SWOT yang dapat menganalisis tentang
kekuatan, kelemahan, kesempatanpeluang, dan tantangan tehadap komponen - komponen sekolah yang ada di sekolah yang selanjutnya dapat dipergunakan
untuk memecahkan permasalahan solusi yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah saat itu maupun untuk masa yang akan datang.
Sebagai Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional yang identik dengan sekolah bermutu efektif, maka sekolah tersebut dalam pelaksanaan operasionalnya
manajemennya harus mengacu kepada standar mutu. Sekolah yang melaksanakan manajemen mutu adalah sekolah yang memiliki karakteristik dan
indikator sebagai sekolah yang efektif. Hal ini sangat tergantung pada tingkat kesesuaian pencapaian tujuan dengan hasil yang telah ditetapkan. Untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai pada sekolah yang bermutu sangat ditentukan oleh komponen - komponen pendukung yang ada di sekolah tersebut.
Maka dengan demikian, sekolah bermutu adalah sekolah yang dalam melaksanakan pengelolaannya sebagai sekolah bermutu sangat ditentukan oleh
kinerja dari komponan - komponen yang ada di sekolah tersebut seperti : sekolah memiliki visi dan misi yang jelas dan dijalankan dengan konsisten, lingkungan
sekolah yang baik, dan adanya disiplin serta keteraturan di kalangan pelajar dan
46 staf, kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, penghargaan bagi guru dan staf
serta siswa yang berprestasi, pendelegasian wewenang yang jelas, dukungan masyarakat sekitar, sekolah mempunyai rancangan program yang jelas, sekolah
mempunyai fokus sistemnya tersendiri, pelajar diberi tanggung jawab, guru menerapkan strategi – strategi pembelajaran inovatif, evaluasi yang
berkelanjutan, kurikulum sekolah yang terancang, dan terintegrasi satu sama lain, melibatkan orang tua dan masyarakat dalam membantu pendidikan anak -
anaknya. Dari uraian di atas, dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis
pelaksanaan efektivitas manajemen sekolah bermutu pada penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI khususnya pada jenjang SMP,
dengan harapan penulis akan mendapatkan gambaran kinerja dari sekolah - sekolah yang dirintis menjadi Sekolah Bertaraf Internasional tersebut dengan
fokus penelitian pada 8 komponen determinan penyelenggaraan pendidikan
pada jenjang Sekolah Menengah Pertama Negeri SMPN yang dirintis menjadi Sekolah Bertaraf Internasional diantaranya adalah komponen: visi dan misi
sekolah, kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, lingkungan sekolah, dukungan masyarakat, rancangan dan program sekolah, peserta didiksiswa, guru, dan PBM
serta kurikulum sekolah. Adapun kerangka berpikir yang dikembangkan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
47 Planing
Organizing Actuating
Implementing Controling
Gambar 1.1 : Model Kerangka Berpikir Paradigma penelitian
Keterangan :
Mutu Kinerja
Sekolah
RSBI
Ide konsep Prinsip peningkatan
SDM yang bermutu, memiliki kompetensi
global Tujuan Pendidikan
Nasional
Masalah Penguatan, Pengkayaan,
Pengembangan untuk mewujudkan Sekolah
Bertaraf Internasional
Sekolah Bermutu
UUSPN No. 20 Thn. 2003 Pasal 50
Ayat 3 RSBI
SDMISMP, SMASMK, PP. 19 Thn. 2005
Implementasi Manajemen
Sekolah Bermutu
Input-Proses- Output
Rancangan dan Program Sekolah Kurikulum Sekolah
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Guru dan PBM Dukungan Masyarakat
Lingkungan Sekolah
Siswa Peserta didik
Komponen - Komponen Sekolah Bermutu
Visi dan Misi Sekolah
48 Setelah mengkaji pengertian karakteristik sekolah efektif, penulis akan
mengajukan premis dalam upaya memecahkan masalah guna meningkatkan mutu kinerja SMP RSBI di Jawa Barat sebagaimana berikut ini :
”Apabila SMP
RSBI di
Jawa Barat
dalam pengelolaannya
mengimplementasikan karakteristik sekolah efektif yang terdiri atas: sekolah memiliki visi dan misi yang jelas dan dijalankan dengan konsisten, lingkungan
sekolah yang baik dan adanya disiplin serta keteraturan di kalangan pelajar dan staf, kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, dukungan masyarakat sekitar,
sekolah mempunyai rancangan program yang jelas, pelajar diberi tanggung jawab, guru menerapkan strategi - strategi pembelajaran inovatif, kurikulum
sekolah yang terancang dan terintegrasi satu sama lain maka akan meningkatkan mutu kinerjanya”.
G. Asumsi