commit to user
BAB I PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang Masalah
Secara umum bumi dapat dibagi menjadi 3 struktur, yaitu terdiri dari lapisan atmosfer, litosfer dan hidrosfer. Lapisan atmosfer merupakan lapisan
udara yang menyelubungi lapisan litosfer dan hidrosfer pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya hujan. Lapisan litosfer berupa lapisan padat yang
terdiri dari tanah dan batuan sedangkan lapisan hidrosfer merupakan lapisan air yang menutupi sebagian lapisan litosfer dan juga meresap di dalam lapisan litosfer
misalkan laut, sungai, dan danau. Pemanasan global yang sering disebut dengan istilah Global Warming
dapat terjadi karena meningkatnya kadar gas CO
2
, CH
4
, CFC dan gas lainnya yang mempengaruhi lapisan ozon di atmosfer. Pemanasan global ini akan
menyebabkan mencairnya es abadi di pegunungan es serta di daerah kutub utara dan kutub selatan Artik dan Antartika. Hal ini merupakan faktor yang
menyebabkan kenaikan permukaan air laut sea level rise. Pemuaian air laut yang diakibatkan oleh pemanasan global ini dalam kurun waktu yang cukup lama akan
menimbulkan kenaikan ketinggian muka air laut sehingga akan mempertinggi abrasi pantai, erosi garis pantai, dapat terjadi penggenangan suatu wilayah daratan
dan bahkan dapat menenggelamkan pulau – pulau kecil serta meningkatnya intensitas dan frekuensi banjir.
Pemanasan global dapat menyebabkan terjadinya perubahan kedudukan muka laut termasuk di Indonesia yang memiliki luas perairan sekitar 70 dari
luas keseluruhan wilayahnya UNEP dalam Shinta, 2009. Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17.000 pulau dengan total
luas daratan 195 juta hektar. Terdapat 5 pulau terbesar yaitu Kalimantan, Sumatera, Irian Jaya Papua, Sulawesi dan Jawa. Indonesia mempunyai garis
pantai yang panjang kira – kira 81.000 km. Sebagian besar kota – kota besar di Indonesia berada di kawasan pesisir pantai. Sehingga pengaruh dari mean sea
level rise MSLR bagi Indonesia dapat menjadi bencana Hadikusumah, 1995.
1
commit to user
Mayoritas penduduk Indonesia yang berada di pesisir pantai akan merasakan efek yang cukup signifikan dari adanya kenaikan permukaan air laut tersebut.
Khususnya di daerah pulau Jawa yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, 58,70 dari total jumlah penduduk IndonesiaBPS,2010.
Secara geografis pulau Jawa terletak 6°00 ′ LS - 8°38′ LS dan 105°00′BT
- 114°30 ′ BT. Pulau Jawa di sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa, di sebelah
timur dibatasi oleh selat Bali, di sebelah selatan dibatasi oleh Samudra Hindia dan di sebelah barat dibatasi oleh selat Sunda. Pulau Jawa yang sebagian besar
memiliki kota – kota besar yang berhadapan langsung dengan perairan akan merasakan efek yang cukup signifikan, misalnya ibu kota Jakarta dan Semarang
yang setiap tahunnya dilanda banjir. Hal ini sangat berpengaruh terhadap stabilitas pembangunan di pulau Jawa. Karena meningkatnya intensitas dan frekuensi
banjir, kerusakan ekosistem di pesisir pantai dan meningkatnya dampak badai di pesisir.
Dengan berkembangnya teknologi satelit, dalam hal ini dengan adanya satelit altimetri yang khusus diperuntukkan untuk pengamatan kedudukan
ketinggian muka laut secara terus menerus, termasuk dalam hal ini pemantauan ketinggian muka laut di pulau Jawa.
I. 2. Perumusan Masalah