1. Gelombang Mikro TINJAUAN PUSTAKA

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Gelombang Mikro

Di dalam sebuah atom, elektron bergerak dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi rendah sehingga akan menghasikan gelombang elektromagnet yang mempunyai frekuensi dan panjang gelombang Pain, 2005. Karena terjadi perubahan kecepatan muatan listrik maka akan menimbulkan gelombang elektromagnet. Spektrum gelombang elektromagnet dapat diklasifikasi menurut panjang gelombang dan frekuensinya, salah satu jenis spektrum gelombang elektromagnet yaitu gelombang mikro. Gelombang ini tidak dapat dilihat oleh mata manusia karena mata manusia hanya peka terhadap radiasi elektromagnetik kira – kira 4 x 10 14 – 7,5 x 10 14 Hz yaitu cahaya tampak. Dalam spektrum elektromagnet, gelombang mikro mempunyai frekuensi pada rentang 0,3 – 300 GHz antara gelombang inframerah dan gelombang radio. J. Anwar et al, 2011. Gelombang mikro memiliki panjang gelombang yang berorde beberapa sentimeter dan frekuensi yang mendekati frekuensi resonansi alami molekul air dalam zat padat dan cairan Tipler, 2001. Gambar 2.1. Spektrum gelombang elektromagnet Pain H.J ,2005 Dalam teknologi satelit altimetri sinyal yang dipancarkan untuk mengetahui fenomena lautan oleh pemancar pada satelit altimetri merupakan gelombang mikro. Gelombang mikro tersebut dipancarkan oleh satelit altimetri 5 commit to user dan dipantulkan oleh lautan kemudian gelombang hasil pemantulan diterima kembali oleh satelit altimetri. Frekuensi dalam gelombang mikro yang digunakan oleh satelit altimetri dapat dilihat pada Gambar 2.2: Gambar 2.2. Panjang gelombang dan frekuensi gelombang elektromagnet CNES CLS, 2010 Adapun gelombang mikro yang digunakan yaitu CNES CLS, 2010: 1. K u band 13.6 GHz K u band merupakan frekuensi gelombang mikro yang paling sering digunakan digunakan untuk TopexPoseidon, Jason-1, Envisat, ERS, dll. Penggunaan bandwidth frekuensi ini sesuai dengan aturan internasional untuk aplikasi khusus, frekuensi ini peka terhadap gangguan atmosfer, dan gangguan elektron ionosfer. 2. C band 5.3 GHz C band dikenal lebih peka daripada Ku band untuk gangguan ionosfer, dan kurang peka terhadap efek air di atmosfer. Fungsi utamanya adalah untuk memungkinkan koreksi ionosfer dalam pengukuran bersama dengan Ku band. commit to user 3. S band 3.2 GHz S band juga digunakan dalam pengukuran bersama dengan Ku band, untuk alasan yang sama seperti C band. 4. K a band 35 GHz Sinyal frekuensi Ka band memungkinkan pengamatan yang lebih baik pada es, hujan, zona pesisir, daratan hutan, dll dan gelombang tinggi. Karena peraturan internasional yang mengatur penggunaan bandwidth gelombang elektromagnetik, pada frekuensi ini tersedia bandwidth yang lebih besar dibandingkan untuk frekuensi yang lainnya, sehingga memungkinkan resolusi yang lebih tinggi, terutama di dekat pantai. Frekuensi ini juga terpantul lebih baik di atas es. Namun, karena kepekaan terhadap air atau uap air di troposfer yang tinggi, yang berarti bahwa tidak ada hasil pengukuran yang dihasilkan ketika tingkat hujan lebih tinggi dari 1,5 mm 3 jam. 5. Dual-frequency altimeters Menggunakan dua frekuensi adalah cara untuk memperkirakan jumlah elektron pada ionosfer dan untuk memperkiraan tingkat hujan.

II. 2. Pemantulan Gelombang