Kerangka Konseptual Hipotesis Analisis Risiko Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

26 Penelitian yang dilakukana oleh Suganda 2010 dengan judul “ Analisis Resiko Saham Berdasarkan Beta Akuntansi Studi Pada Saham Sektor Industri Retail Pedagang Eceran”, yang secara empiris menginvestigasi pergerakan sekuritas-sekuritas terhadap pergerakan pasar melalui beta akuntansi. Hasil penelitiannya menemukan dan mengklasifikasikan perusahaan-perusahaan retail di Indonesia berdasarkan perhitungan beta ke dalam tiga kategori, yaitu kelompok stabil, kelompok menengah-stabil, dan kelompok fluktuasi. Hasil ini memberikan kontribusi kepada para investor dan perusahaan retail mengenai kinerja sahamyang berkaitan dengan risiko saham. Penelitian Jayaraman 2009 dengan judul “ Doing Business in China : A Risk Analysis” menemukan bahwa risiko dalam bisnis bersumber dari perubahan- perubahan mulai dari perubahan politik, hukum, budaya, dan negoisiasi dengan masyarkat China. Sedangkan Kusbiantono 2001 dalam penelitian “ Hubungan Risiko Sistematis dengan Risiko Tidak Sistematis dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Portofolio Saham” menemukan bahwa risiko sistematis dan risiko tidak sistematis memiliki kolerasi negative pada saham individual sedangkan pada portofolio saham, risiko sistematis dan risiko tidak sistematis memiliki hubungan positif.

2.3 Kerangka Konseptual

Risiko merupakan selisih dari return aktual dengan return yang diharapakan. Semakin besar nilainya, maka semakin besar risiko investasi Universitas Sumatera Utara 27 tersebut. Risiko Total dibagi kedalam dua jenis risiko, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko pasar, dan dapat diukur dengna koefisien Beta. Beta mengambarkan sensivitas keuntungan saham dalam merespon perubahan harga di pasar sekuritas. Berdasarkan model CPAM Capital Assets Price Models, nilai Beta sangat mempengaruhi tingkat return yang diharapkan suatu saham. Semakin tinggi nilai Beta maka akan semakin tinggi return yang disyaratkan oleh investor Tandelilin, 2001:102. Sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang unik dan dapat dihilangkan melalaui divesfikasi. Risiko sistematis digambarkan dengan kesalahan residual atau eror. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka varibel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Kerangka konseptual dapat digambarkan seperti gambar 2.1 Sumber : Tandelilin 2003 , diolah oleh penulis Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Risiko sistematis Subsektor Batu Bara Risiko sistematis Subsektor MIGAS Risiko sistematis Subsektor Logam Risiko sistematis Subsektor Batu-batuan Risiko tidak sistematis Subsektor Batu Bara Risiko tidak sistematis Subsektor MIGAS Risiko tidak sistematis Subsektor Logam Risiko tidak sistematis Subsektor Batu-batuan Universitas Sumatera Utara 28

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu, jawaban yang diberikan masih berdasarkan teori yang relevan dan belum didasarkan pada faktor-faktro empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data Sugiyono, 2008. Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan pada perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut : 1. Risiko Sistematis H 1 ≠ H 2 ≠ H 3 ≠ H 4 : terdapat perbedaan risiko sistematis antara subsektor batu bara, subsektor minyak dan gas, sub sektor logam dan mineral lainnya, serta subsektor batu-batuan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Risiko Tidak Sistematis H 1 ≠ H 2 ≠ H 3 ≠ H 4 : terdapat perbedaan risiko tidak sistematis antara subsektor batu bara, subsektor minyak dan gas, sub sektor logam dan mineral lainnya, serta subsektor batu-batuan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 29 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian