Risiko Sistematis Risiko Investasi

22 Risiko diukur dengan mencari standar deviasi yang merupakan akar dari koefisien varian yang mengukur penyimpangan suatu distribusi sekitar return yang diharapkan. Dalam manajemen investasi, risiko investasi total dibagi kedalam dua jenis risiko, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.

2.1.2.1 Risiko Sistematis

Menurut Tandelilin 2001 : 104, risiko sistematis dapat didefinisikan sebagai risiko yang berkaitan dengan perubahaan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasi. Risiko sistematis dianggap risiko yang relevan yang dapat diukur dengan Beta menunjukan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar. Menurut Jogiyanto 2003 Beta merupakan pengukut volatilitas return sekuritas atau return portofolio terhadap pasar. Volatilitas adalah fluktuasi darireturn suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Dengandemikian Beta merupakan pengukur risiko sistematis dari sekuritas atau portofoliorelatif terhadap pasar. Taksiran Beta diperoleh dari Simple Market Model Rigresi Linear Jogiyanto, 2003 :233, sebagai berikut : PS = α + β.PPS + e Dimana : PS = Pendapatan saham individu pada periode ke-t Universitas Sumatera Utara 23 α = intercept β = koefisien regresi taksiran Beta saham i PPS = Pendapatan pasar saham pada periode ke- t Pendapatan saham individu PS dan pendapatan pasar saham PPS dihitung sebagai berikut Jogiyanto, 2003 : 110 : PS = � − �− �− HS t = Harga saham pada periode t HS t-1 = Harga saham pada periode t-1 PPS = � − �− �− Faktor Beta dihitung dengan rumus : Beta = ∑�� � � − ∑�� ∑� ∑�� − ∑�� Kemudian dihitung resiko sistematis dengan menggunakan rumus : Resiko sistematis = � 2 � �� �� � � = � � � Indeks beta mengukur sampai sejauh mana harga saham individual berflluktuasi besamaan dengan berfluktuasinya harga pasar. Indeks beta dapat bernilai positif dan dapat bernilai negatif. Indeks beta negatif berarti terjadi kondisi yang berlawanan, jika secara umum harga saham mengalami kenaikan maka harga saham individu mengalami penurunan. Indeks beta yang normal adalah satu, terjadi jika rata-rata peningkatan harga seluruh saham yang tercatat meningkat dengan persentase yang sama dengan saham yang memiliki indeks beta Universitas Sumatera Utara 24 satu. Apabila indeks suatu saham nol, maka saham tersebut bebas dari risiko. Hal ini berarti meskipun semua saham yang tercatat rata-rata mengalami perubahan harga, saham yang mempunyai indeks beta nol tidak mengalami perubahan sama sekali Jogiyanto, 2003 Pemilihan dari indeks suatu pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar dapat dipilih untuk pasar BEI, misal indeks harga saham gabungan IHSG, indeks LQ45 atau indeks saham sektor seperti sektor pertambangan dan properti .

2.1.2.2 Risiko Tidak Sistematis