Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penelitian Terdahulu

19 didiversifikasi ini merupakan hasil dari fakto-faktor yang unik dengan perusahaan tertentu itu. Arthur J. dkk, 2011:190. Menurut teori CAPM Capital Assets Pricing Models, risiko sistematis yang diukur dengan Beta merupakan satu-satunya risiko yang patut dipertimbangkan dalam mempengaruhi pendapatan saham. Beta β yaitu koefisien risiko suatu saham terhadap pasar terhadap pasar. Sedangkan untuk mengukur risiko tidak sistematis dapat dilakukan dengan menghitung varians dan standar deviasi return investasi yang bersangkutan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Risiko Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahn yang dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : “ Apakah terdapat perbedaan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis antara subsektor batu bara, subsektor minyak dan gas, subsektor logam dan mineral lainnya, serta subsektor batu-batuan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI ”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko sistematis dan risiko tidak sistematis yang ada pada setiap perusahaan-perusahaan subsektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 20

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermafaat bagi : 1. Investor atau calon investor Penelitian ini digunakan sebagai bahan referensi atau salah satu sumber informasi dalam mempertimbangkan keputusan melakukan investasi pada perusahaaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 2. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pola pikir penulis tentang risiko saham. 3. Peneliti Lanjutan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian lanjutan pada ruang lingkup dan kajian yang lebih luas. Universitas Sumatera Utara 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Investasi

Menurut Tandelilin 2001, investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Proses keputusan investasi merupakan suatu proses yang berkesinambungan going process, yang meliputi lima tahap keputusan yang berjalan terus menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik, yang terdiri dari lima tahap keputusan, yaitu penentuan tujuan investasi, penentuan kebijakan investasi ,pemilihan strategi portofolio, pemilihan asset,serta pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio. Proses investasi ini memungkinkan kita mengindentifikasi apakah suatu investasi yang dilakukan mampu memberikan tingkat return yang relatif lebih tinggi dibandingkan return investasi lainya.

2.1.2 Risiko Investasi

Seorang investor pasti mengharapkan return yang maksimal dari dana yang diinvestasikannya, namun tidak kalah penting untuk memperhatikan risiko yang akan ditanggung dari sejumlah dana yang diinvestasikan tersebut. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif dimana semakin tinggi return yang diperoleh maka semakin besar pula risiko yang akan ditanggung. Universitas Sumatera Utara 22 Risiko diukur dengan mencari standar deviasi yang merupakan akar dari koefisien varian yang mengukur penyimpangan suatu distribusi sekitar return yang diharapkan. Dalam manajemen investasi, risiko investasi total dibagi kedalam dua jenis risiko, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.

2.1.2.1 Risiko Sistematis

Menurut Tandelilin 2001 : 104, risiko sistematis dapat didefinisikan sebagai risiko yang berkaitan dengan perubahaan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasi. Risiko sistematis dianggap risiko yang relevan yang dapat diukur dengan Beta menunjukan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar. Menurut Jogiyanto 2003 Beta merupakan pengukut volatilitas return sekuritas atau return portofolio terhadap pasar. Volatilitas adalah fluktuasi darireturn suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Dengandemikian Beta merupakan pengukur risiko sistematis dari sekuritas atau portofoliorelatif terhadap pasar. Taksiran Beta diperoleh dari Simple Market Model Rigresi Linear Jogiyanto, 2003 :233, sebagai berikut : PS = α + β.PPS + e Dimana : PS = Pendapatan saham individu pada periode ke-t Universitas Sumatera Utara 23 α = intercept β = koefisien regresi taksiran Beta saham i PPS = Pendapatan pasar saham pada periode ke- t Pendapatan saham individu PS dan pendapatan pasar saham PPS dihitung sebagai berikut Jogiyanto, 2003 : 110 : PS = � − �− �− HS t = Harga saham pada periode t HS t-1 = Harga saham pada periode t-1 PPS = � − �− �− Faktor Beta dihitung dengan rumus : Beta = ∑�� � � − ∑�� ∑� ∑�� − ∑�� Kemudian dihitung resiko sistematis dengan menggunakan rumus : Resiko sistematis = � 2 � �� �� � � = � � � Indeks beta mengukur sampai sejauh mana harga saham individual berflluktuasi besamaan dengan berfluktuasinya harga pasar. Indeks beta dapat bernilai positif dan dapat bernilai negatif. Indeks beta negatif berarti terjadi kondisi yang berlawanan, jika secara umum harga saham mengalami kenaikan maka harga saham individu mengalami penurunan. Indeks beta yang normal adalah satu, terjadi jika rata-rata peningkatan harga seluruh saham yang tercatat meningkat dengan persentase yang sama dengan saham yang memiliki indeks beta Universitas Sumatera Utara 24 satu. Apabila indeks suatu saham nol, maka saham tersebut bebas dari risiko. Hal ini berarti meskipun semua saham yang tercatat rata-rata mengalami perubahan harga, saham yang mempunyai indeks beta nol tidak mengalami perubahan sama sekali Jogiyanto, 2003 Pemilihan dari indeks suatu pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar dapat dipilih untuk pasar BEI, misal indeks harga saham gabungan IHSG, indeks LQ45 atau indeks saham sektor seperti sektor pertambangan dan properti .

2.1.2.2 Risiko Tidak Sistematis

Risiko tidak sistematis atau dikenal dengan risiko spesifik risiko perusahaan , adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen protofolio disebutkan bahwa risiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada sekian banyak jenis sekuritas. Diversifikasi dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko tampa mengorbankan pengembalian yang dihasilkan. Moskowitz dan Grinbalt 1999 dalam kajian menemukan bahwa risiko sistematis akan relatif lebih kecil setelah sepuluh saham dimasukkan ke dalam portofolio dan manfaat diversifikasi yang lebih baik dapat dicapai dengan memasukkan saham-saham dari beragam industri ke dalam portofolio. Universitas Sumatera Utara 25

2.1.3 Indeks Harga Saham

Indeks harga saham merupakan perbandingan perubahan harga saham dari waktu ke waktu, apakah harga suatu saham mengalami keianaikan atau penuruna dengan suatu periode waktu tertentu. Penentuan indeks harga saham dibedakan menjadi dua, yaitu indeks harga sahma individu dan indeks harga saham gabungan IHSG. Indeks individu merupakan indeks masing-masing saham terhadap harga dasarnya Darmadji, 2006 :137. Indeks ini tidak dapat mengukur harga saham dari suatu saham perusahaan terntentu apakah mengalami perubahan kenaikan atau penurunan. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di Bursa Efek. Indeks harga saham merupakan pencerminan dari berbagai fenomena yang terjadi di dunia ekonomi maupun sosial politik.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitan yang dilakukan oleh Uli 2008 dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor I ndustri Barang Konsumsi di BEI” menemukan bahwa beta saham memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham. Sedangkan Yesica Yohantin 2008 dalam penelitiannya menemukan bahwa return dan risiko memiliki hubungan korelasi yang nyata dan saham-saham JII di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi kriteria saham terbaik β 1 adalah Aneka Tambang, Bumi Resources, International Nickel Indonesia, Tambang Batubara Bukit Asam dan United Tractors. Universitas Sumatera Utara 26 Penelitian yang dilakukana oleh Suganda 2010 dengan judul “ Analisis Resiko Saham Berdasarkan Beta Akuntansi Studi Pada Saham Sektor Industri Retail Pedagang Eceran”, yang secara empiris menginvestigasi pergerakan sekuritas-sekuritas terhadap pergerakan pasar melalui beta akuntansi. Hasil penelitiannya menemukan dan mengklasifikasikan perusahaan-perusahaan retail di Indonesia berdasarkan perhitungan beta ke dalam tiga kategori, yaitu kelompok stabil, kelompok menengah-stabil, dan kelompok fluktuasi. Hasil ini memberikan kontribusi kepada para investor dan perusahaan retail mengenai kinerja sahamyang berkaitan dengan risiko saham. Penelitian Jayaraman 2009 dengan judul “ Doing Business in China : A Risk Analysis” menemukan bahwa risiko dalam bisnis bersumber dari perubahan- perubahan mulai dari perubahan politik, hukum, budaya, dan negoisiasi dengan masyarkat China. Sedangkan Kusbiantono 2001 dalam penelitian “ Hubungan Risiko Sistematis dengan Risiko Tidak Sistematis dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Portofolio Saham” menemukan bahwa risiko sistematis dan risiko tidak sistematis memiliki kolerasi negative pada saham individual sedangkan pada portofolio saham, risiko sistematis dan risiko tidak sistematis memiliki hubungan positif.

2.3 Kerangka Konseptual