27
Keterangan:
1. Ukuran papan yang dibuat adalah 30 x 30 x 0,9 cm
2. Kadar air strand sebesar 3
3. Kadar perekat sebesar 7 berdasarkan berat kering strand
4. Kadar parafin 1
5. Face layer: 25; core layer: 50; back layer: 25
6. Jumlah papan yang dibuat sebanyak 15 papan
7. Kondisi pengempaan:
Suhu 160 C, waktu pengempaan 6 menit, dan tekanan 25 kgcm
2
Proses pembuatan
a. Strand dicampur perekat dengan menggunakan rotary blending machine.
b. Strand disusun dengan arah bersilangan antar lapisan pada alat pencetak
lembaran berukuran 30x30x0,9 cm. Komposisi strand didalam lapisan dibagi menjadi 3 bagian yaitu surface layer 25, core layer 50 dan
back layer 25.
c. Selanjutnya cetakan diletakkan di antara dua plat kempa dan dilakukan
pengempaan panas hingga mencapai ketebalan 0,9 cm sesuai dengan kondisi pengempaan yang telah dikemukakan sebelumnya.
d. Papan yang telah dikempa selanjutnya dikondisikan selama 2 minggu
sebelum dilakukan pengujian.
5. Pengujian OSB Sifat fisis
a. Kerapatan Pengujian kerapatan dilakukan pada kondisi kering udara dan volume
kering udara. Contoh uji berukuran 10x10x0,9 cm berdasarkan standar JIS A 5908 2003 ditimbang beratnya, lalu diukur rata-rata panjang,
lebar dan tebalnya untuk menentukan volume contoh uji. b. Kadar air KA
Contoh uji berukuran 10x10x0,9 cm berdasarkan standar JIS A 5908 2003 yang digunakan adalah bekas contoh uji kerapatan. Kadar air
papan dihitung berdasarkan berat awal BA dan berat kering oven BKO selama 24 jam pada suhu 103
±2 C.
28
c. Daya serap air DSA Contoh uji berukuran 5x5x0,9 cm berdasarkan standar JIS A 5908
2003 ditimbang berat awalnya B
1
. Kemudian direndam dalam air dingin selama 2 dan 24 jam, setelah itu ditimbang beratnya B
2
. d. Pengembangan tebal PT
Contoh uji pengembangan tebal berukuran 5x5x0,9 cm sama dengan contoh uji daya serap air. Pengembangan tebal didasarkan pada tebal
sebelum T
1
yang diukur pada keempat sudut dan dirata-ratakan dalam kondisi kering udara dan tebal setelah perendaman T
2
dalam air dingin selama 2 jam dan 24 jam.
Sifat mekanis
a. MOR Modulus of rupture Pengujian keteguhan patah dilakukan dengan menggunakan Instron
dengan menggunakan lebar bentang jarak penyangga 15 kali tebal nominal, tetapi tidak kurang dari 15 cm. Contoh uji yang digunakan
berukuran 5x20x0,9 cm berdasarkan standar JIS A 5908 2003 pada
kondisi kering udara dan basah. b. MOE Modulus of elasticity
Pengujian MOE dilakukan bersama-sama dengan pengujian keteguhan patah dengan memakai contoh uji yang sama. Besarnya defleksi yang
terjadi pada saat pengujian dicatat pada setiap selang beban tertentu. c. Keteguhan rekat internal IB
Contoh uji berukuran 5x5x0,9 cm berdasarkan standar JIS A 5908 2003 direkatkan pada dua buah blok alumunium dengan perekat dan
dibiarkan mengering. Kedua blok ditarik tegak lurus permukaan contoh uji sampai beban maksimum.
d. Kuat pegang sekrup KPS Contoh uji berukuran 5x10x0,9 cm berdasarkan standar JIS A 5908
2003. Untuk kuat pegang sekrup permukaan dibuat pada sisi permukaan panil yang disajikan Gambar 7. Sekrup yang digunakan
berdiameter 2,7 mm, panjang 16 mm dimasukkan hingga mencapai
29
kedalaman 8 mm. Nilai kuat pegang sekrup dinyatakan oleh besarnya beban maksimum yang dicapai dalam kilogram.
Daya tahan terhadap serangan rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren
Pengujian terhadap rayap tanah dilakukan dengan menggunakan metode modified wood block test
. Aspek yang diamati adalah persen kehilangan berat, penghambatan aktifitas makan antifeedant dan mortalitas rayap. Pengujian
ini dilakukan untuk melihat pengaruh perlakuan awal strand terhadap keawetan papan yang dihasilkan.
Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: a.
Contoh uji berukuran 2x2x1 cm dikeringkan pada suhu 103±2 C
untuk mendapatkan berat kering tanurnya BKT b.
Contoh uji masing-masing ditempatkan dalam botol pengujian c.
Masukkan rayap masing-masing sebanyak 50 ekor 45 rayap pekerja dan 5 ekor rayap prajurit
d. Simpan di tempat gelap dan pengumpanan dilakukan selama 4 minggu
e. Pada akhir pengujian, contoh uji dibersihkan, dikeringkan dan dihitung
BKT-nya f.
Kehilangan berat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Kehilangan Berat = [BKTa – BKTtBKTa] x 100
BKTa = Berat kering kayu awal gram BKTt = Berat kering kayu setelah pengumpanan gram
g. Nilai penghambatan aktivitas makan antifeedant dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:
A = KK – KT KK + KT x 100
KK = Kehilangan bobot papan kontrol gram KT = Kehilangan bobot papan dengan perlakuan gram
30 Tabel 6 Klasifikasi antifeedant
Kelas Nilai Antifeedant
Tingkat Ketahanan Kayu
IV III
II I
75 ≤ x 100
50 ≤ x 75
25 ≤ x 50
≤ x 25 Sangat Kuat
Kuat Sedang
Lemah
h. Mortalitas rayap dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Mortalitas rayap = N
2
N
1
x 100
N
1
= Jumlah rayap awal N
2
= Jumlah rayap yang mati
Tabel 7 Klasifikasi tingkat ketahanan kayu terhadap serangan rayap
Mortalitas Tingkat Ketahanan
≥ 95 75
≤ x 95 60
≤ x 75 40
≤ x 60 25
≤ x 40≤ 5
≤ x 25 5
Sangat kuat Kuat
Cukup kuat Sedang
Agak lemah Lemah
Tidak lktif
D. Analisis Data