Rini Wulandari, 2014 Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri Cluster 1 Se-Kota
Bandung pada mata pelajaran ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan memiliki
peran strategis
dalam mewujudkan
pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia SDM. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan di bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan negara, serta ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK diawali oleh peningkatan kualitas SDM
melalui proses pendidikan. Melalui pendidikan, suatu bangsa juga dapat mencerdaskan dan mengembangkan watak kepribadian bangsanya untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan baik secara nasional maupun global.
Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia melalui
pembelajaran dalam bentuk aktualisasi potensi peserta didik menjadi suatu kemampuan atau kompetensi Sagala, 2011: 6.
Dalam dunia pendidikan, kegiatan menilai hasil belajar siswa atau evaluasi pengajaran merupakan suatu keharusan yang tidak dapat
ditinggalkan. Menurut Norman E. Gronlund M. Ngalim, 2006: 3 , „Evaluasi
pengajaran adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah
dicapai oleh siswa ‟.
Evaluasi dalam
pendidikan dapat
dilakukan dengan
menyelenggarakan tes hasil belajar siswa pada materi pelajaran yang ingin dievaluasi dalam beberapa periode waktu tertentu. Berdasarkan hasil tes
tersebut dapat diketahui sejauh mana hasil belajar seorang siswa dalam suatu mata pelajaran dianggap gagal atau berhasil. Evaluasi dalam pendidikan juga
2
Rini Wulandari, 2014 Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri Cluster 1 Se-Kota
Bandung pada mata pelajaran ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ii dapat digunakan sebagai timbal balik untuk meningkatkan kualitas proses
pengajaran atau sistem pendidikan yang berlaku.
Dasar kebijakan evaluasi pendidikan pertama kali dicetuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 21
: “Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap
berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan.” Selanjutnya fungsi evaluasi adalah sebagaimana dikemukakan dalam
UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 57 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: “Evaluasi
dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan ”. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga,
dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Fungsi tersebut nampaknya berada
dalam sekup nasional dan sekup lokal. Untuk
mengimplementasikan fungsi
evaluasi sebagaimana
dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 57 ayat 1 dan 2 tersebut, maka dikeluarkanlah Permendiknas No. 45 Tahun 2006 yang mengatur tentang
ujian nasional UN pada tahun 2006 dan tahun-tahun berikutnya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud Republik
Indonesia telah menerbitkan Peraturan tentang Kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan penyelenggaraan ujian sekolahmadrasah
dan ujian nasional yang dikemas dalam Permen nomor 59 tahun 2011 tertanggal 16 Desember 2011.
3
Rini Wulandari, 2014 Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri Cluster 1 Se-Kota
Bandung pada mata pelajaran ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ii Dalam Permen nomor 59 tahun 2011 dinyatakan persyaratan peserta
didik mengikuti USM dan Ujian Nasional UN diatur lebih lanjut dalam Prosedur Operasi Standar POS USM atau POS UN. Sementara itu, untuk
penerbitan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan UN diserahkan kepada Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pelaksanaan UN 2012 di Kota Bandung diikuti oleh 37.354 peserta tingkat SMA, SMK, dan Madrasah. Menurut data yang dikeluarkan Balai
Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Provinsi Jawa Barat, kelulusan UN tingkat SMA dan sederajat di Kota Bandung mencapai 100 persen.
Prestasi serupa diraih oleh Kota Bekasi, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Garut, Kuningan, Majalengka, Subang, dan
Sumedang. Sedangkan angka kelulusan di Provinsi Jawa Barat mencapai 99,94
persen dengan jumlah siswa tidak lulus 89 orang. Untuk sekolah menengah kejuruan SMK terdapat 53 siswa yang tidak lulus dengan tingkat kelulusan
100 persen di Kota Banjar, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kabupaten Ciamis, Kuningan, Majalengka, Purwakarta, dan Tasikmalaya. Sedangkan
untuk madrasah aliah MA, terdapat 103 siswa yang tidak lulus di Provinsi Jawa Barat dengan tingkat kelulusan 100 persen di Kota Banjar, Kota Bogor,
Kota Cirebon, Kota Depok, Sukabumi, dan Sumedang. Nilai akhir rata-rata UN tertinggi diraih oleh Kota Bogor dengan angka 8,33 untuk SMA dan 8,17
untuk MA serta Kota Cimahi dengan angka 8,6 untuk SMK.
www.antarajawabarat.comlihatberita37721pengumuman-un-sma-di-bandung- berlangsung-tertib
4
Rini Wulandari, 2014 Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri Cluster 1 Se-Kota
Bandung pada mata pelajaran ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ii Angka kelulusan UN untuk tingkat SMA di Jawa Barat, terutama
Kota Bandung secara umum tergolong tinggi. Akan tetapi jika kita telusuri pada lingkup yang lebih sempit yakni di tingkat sekolah tempat peserta
melaksanakan UN, maka akan ditemukan berbagai permasalahan pada perolehan nilai UN tersebut. Bahkan pada sekolah-sekolah yang dikenal
sebagai sekolah unggulan di Kota Bandung pun masih ditemukan beberapa permasalahan dalam perolehan nilai UN dalam mata pelajaran tertentu.
Beberapa sekolah di Kota Bandung ada yang dikenal sebagai sekolah unggulan, baik sekolah berstatus negeri maupun sekolah swasta. Pada sekolah
negeri dikenal dengan pembagian cluster. SMA Negeri di Kota Bandung terbagi menjadi 3 cluster. Sekolah yang berada di cluster 1 biasanya disebut
sekolah unggulan. Departemen Pendidikan Nasional Depdiknas sebagai institusi yang
paling kompeten dalam menangani masalah pendidikan di Indonesia belum mengumumkan adanya sekolah unggulan. Yang dilakukan Depdiknas lebih
pada memetakan peringkat sekolah berdasarkan hasil Ujian Nasional UN dan pengelompokkan sekolah ke dalam Sekolah Standar Nasional SSN dan
Sekolah Standar Internasional SSI. Dalam diskursus ilmu pendidikan, esensi sekolah unggulan merujuk
kepada term effective, efficience, develop, accelerate, esssential dan high performance school. Sedangkan excellent school yang sepadan artinya
dengan sekolah unggulan justru jarang digunakan. Merujuk pada penelitian Ronald Edmonds dalam jurnalnya
‘Correlate of Effective School’. Sekolah efektif dirumuskan sebagai
„sekolah yang mengorganisasikan dan memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk menjamin semua
siswa bisa mempelajari materi kurikulum yang esensial di sekolah tersebut. ‟
5
Rini Wulandari, 2014 Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri Cluster 1 Se-Kota
Bandung pada mata pelajaran ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ii Substansi yang dapat disimpulkan sebagai pengertian sekolah efektif
dari paparan terdahulu adalah sekolah yang mampu merumuskan tujuan dan misinya dengan baik dan mengupayakan ketercapaiannya dengan
memberdayakan seluruh komponen sekolah sejak input, proses, sampai output secara optimal. Sekolah dengan kondisi seperti inilah yang
memungkinkan seluruh siswanya dapat benar-benar belajar dan melejitkan potensi dirinya dalam meraih prestasi hingga menjadi sekolah unggulan.
Berikut ini merupakan data yang penulis himpun mengenai rata-rata nilai UN pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri Cluster 1 se-Kota
Bandung tahun ajaran 20112012 dan 20122013 yakni sebagai berikut:
Tabel 1.1 Rata-rata Nilai UN SMA Negeri Cluster 1 Se-Kota Bandung
Pada Mata Pelajaran Ekonomi
No Nama Sekolah
Rata-rata Nilai UN Presentase
Penurunan 20112012
20122013
1 SMAN 2 Bandung
8,9 5,89
30,1 2
SMAN 3 Bandung 8,36
6,57 17,9
3 SMAN 4 Bandung
8,89 5,57
33,2 4
SMAN 5 Bandung 7,92
5,93 19,9
5 SMAN 8 Bandung
8,74 6,01
27,3
6
Rini Wulandari, 2014 Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri Cluster 1 Se-Kota
Bandung pada mata pelajaran ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ii 6
SMAN 11 Bandung 8,28
5,88 24
7 SMAN 24 Bandung
8,39 5,92
24,7
Rata-rata UN SMA se-kota Bandung
7,18 5,89
12,9
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil UN siswa kelas XII SMA Negeri Cluster 1 se-Kota Bandung tahun ajaran 20122013 pada mata
pelajaran ekonomi seluruhnya mengalami penurunan lebih dari 10 . Sebagai sekolah unggulan dengan predikat SMA Negeri Cluster 1
se-Kota Bandung, hasil belajar siswa yang mengalami penurunan merupakan suatu masalah yang tidak dapat dibiarkan begitu saja. Pada dasarnya
inputkemampuan internal siswa SMAN Cluster 1 se-Kota Bandung sudah terseleksi dengan baik namun penurunan tingkat hasil belajar menandakan
adanya permasalahan dalam komponen yang mempengaruhinya. Hal ini akan berdampak negatif terhadap kepercayaan masyarakat karena diduga
rendahnya kualitas proses pembelajaran termasuk SDM yang terlibat di sekolah tersebut.
Berhasil tidaknya seorang siswa meraih prestasi belajarnya tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. R.Gagne S.Sagala,
2011: 18 dengan teori belajarnya menggambarkan hasil belajar berupa kapabilitas yang ditimbulkan oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan dan
proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Seperti dikemukakan oleh Muhibbin Syah 2004: 139 bahwa
, “Ada tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal faktor dari dalam diri individu
meliputi keadaan atau kondisi jasmai dan rohani siswa, faktor eksternal faktor dari luar diri individu meliputi kondisi lingkungan disekitar siswa dan
7
Rini Wulandari, 2014 Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri Cluster 1 Se-Kota
Bandung pada mata pelajaran ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ii faktor pendekatan belajar Approach to learning yaitu jenis upaya belajar
siswa kebiasaan yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran
”. Guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat penting. Guru
mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas dan membantu proses perkembangan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, penentuan proses belajar dan prestasi belajar sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru secara utuh yang mencakup
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Dampak kualitas kompetensi guru bukan hanya akan berkontribusi
terhadap kualitas lulusan yang dihasilkan output, melainkan juga akan berlanjut pada kualitas kinerja dan jasa para lulusan tersebut outcome dalam
pembangunan. Kemudian akan nampak pengaruhnya terhadap kualitas peradaban dan martabat hidup masyarakat, bangsa serta umat manusia pada
umumnya. Pada akhirnya hal ini menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, siswa, orang tua, masyarakat dan berbagai pihak yang terkait.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
‘Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri Cluster 1 se-Kota Bandung pada Mata
Pelajaran Ekonomi’.
1.2 Rumusan Masalah