yang membedakannya dengan Streptococcus. Selain itu juga meragikan banyak karbohidrat dengan lambat, menghasilkan asam laktat, tetapi tidak menghasilkan gas.
h. Enterococcus fecalis
Enterococcus merupakan penyebab infeksi saluran kemih oportunistik yang disebabkan karena manipulasi pada saluran kemih seperti penggunan kateter urin. Bakteri
ini paling sering menyebabkan infeksi nosokomial, terutama pada unit perawatan intensif, dan hanya pada pengobatan dengan sefalosporin dan antibiotika lain dimana mereka
bersifat resisten. Enterococcus merupakan bakteri bentuk kokus gram-positif dengan susunan
membentuk rantai atau berpasangan, dimana bentuk dari sel tunggal dapat memanjang menyerupai batang pendek, yang hampir mirip dengan Streptococcus. Bakteri ini tumbuh
dalam kondisi anaerob fakultatif. Pada perbenihan agar darah menghasilkan koloni kecil berwarna kelabu setelah diikubasi selama 24 jam pada suhu 35°C dan bersifat
nonhemolitik atau alpha-hemolitik. Pada tes katalase menunjukkan hasil negatif atau positif lemah.
Sebenarnya, kebanyakan spesies Enterococcus memiliki gambaran karakteristik yang dijumpai pada Streptococcus pyogenic, termasuk dijumpainya antigen Lancefield
grup D. Bakteri ini dijumpai normal pada saluran cerna, dan memiliki kemampuan hidup dalam konsentrasi tinggi garam empedu dan NaCl.
i. Chlamydia trachomatis
Chlamydia merupakan bakteri gram-negatif yang tidak memiliki mekanisme untuk menghasilkan energi metabolik dan tidak dapat mensintesis ATP, oleh sebab itu
bakteri ini bersifat intraseluler. Chlamydia merupakan parasit obligat intraseluler. Dalam perkembangannya, bakteri ini terdiri dua fase yaitu badan retikulat dan
badan elementer. Badan elementer merupakan bentuk infeksius yang mengandung nukleoid yang padat elektron, sedang bentuk retikulat sama sekali tidak mengandung
nukleoid yang padat elektron. Siklus perkembangan Chlamydia memerlukan waktu 24- 48 jam.
Chlamydia tumbuh pada biakan berbagai macam sel eukariotik. Sel McCoy ditambah dengan sikloheksimid sering digunakan untuk mengisolasi bakteri ini.
Universitas Sumatera Utara
Diagnosis
Pada keadaan normal, saluran kemih bebas dari kolonisasi bakteri atau steril, tetapi pada meatus uretra dan sekitar perineum dapat ditemukan kolonisasi bakteri yang
berasal dari flora normal di kulit dan saluran cerna. Pada wanita flora normal pada vagina dapat menyebabkan kontaminasi uretra.
a. Cara pengumpulan dan pengambilan bahan pemeriksaan
Pengumpulan bahan yang sesuai merupakan langkah yang paling penting dalam membiakkan urin. Bahan yang baik dapat diperoleh dengan membersihkan terlebih
dahulu meatus dengan sabun dan air pada pria, sedang pada wanita membuka labia dan membersihkan vulva, baru kemudian ditampung urin arus tengah dalam wadah yang
steril. Kateterisasi menimbulkan resiko masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih, namun kadang-kadang tidak dapat dihindari. Urin terpisah yang berasal dari ginjal
dan ureter kiri kanan biasanya diambil oleh seorang ahli urologi dengan menggunakan kateter sistoskopi. Jika dipakai kateter sementara dan system pengumpulannya tertutup,
maka urin harus diambil melalui aspirasi steril dai kateter dengan jarum dan semprit, bukan dari kantong pengumpul. Untuk menyelesaikan masalah diagnostik, urin dapat
diaspirasi langsung secara aseptik dari kandung kemih yang penuh dengan punksi supra- pubik pada dinding perut.
Untuk sebagian besar pemeriksaan, 0,5 mL urin ureter atau 5 mL urin yang dikeluarkan sudah mencukupi. Karena banyak jenis mikroorganisme membelah diri
dengan cepat dalam urin pada suhu kamar atau suhu tubuh, maka bahan urin harus dikirim secepatnya ke laboratorium atau dibekukan tidak lebih dari semalam.
b. Pemeriksaan mikroskopis