BAB I PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih sering dijumpai di masyarakat yang dapat menyerang semua kelompok umur. Infeksi ini lebih sering menginfeksi kaum wanita dibanding kaum
pria. Prevalensi infeksi saluran kemih tergantung umur penderita dan jenis kelamin. Diperkirakan lebih dari 40 wanita pernah menderita infeksi saluran kemih di sepanjang
hidupnya, terutama wanita dengan perilaku seksual aktif. Kehamilan dan menopause merupakan dua keadaan yang menyebabkan peningkatan resiko timbulnya infeksi saluran
kemih, hal ini diduga berhubungan dengan tingkat keasaman urin. Pria jarang menderita infeksi saluran kemih kecuali bila mereka memasuki usia
limapuluhan. Pada usia limapuluhan pada pria mulai terjadi pembesaran prostate sehingga mengganggu pengosongan kandung kemih, hal inilah yang mendorong
timbulnya kolonisasi bakteri pada urin. Pada penderita yang lebih tua, pembedahan prostate, timbulnya inkontinensia urin, pemakaian kateter yang berlangsung lama dapat
menjadi pendorong timbulnya infeksi pada 30-40 penderita. Pada penggunaan kateter lurus, resiko timbulnya infeksi sekitar 1, sedang pada penggunaan kateter indwelling
resiko timbulnya infeksi sekitar 10. Infeksi saluran kemih ini dapat dibagi atas dua kelompok yaitu infeksi saluran
kemih bagian atas dan infeksi saluran kemih bagian bawah. Infeksi saluran kemih bagian atas meliputi infeksi pada ginjal nefritis atau pyelonefritis dan infeksi pada ureter
ureteritis. Sedang infeksi saluran kemih bagian bawah meliputi infeksi pada kandung kemih cystitis, infeksi pada uretra uretritis dan pada laki-laki termasuk infeksi pada
prostate prostatitis. Sistem saluran kemih biasanya steril dari kolonisasi bakteri, namun pada uretra
yang berhubungan langsung dengan dunia luar dan dekat dengan perineum pada wanita, merupakan tempat yang sangat potensial terhadap kolonisasi mikroba patogen.
Perlindungan alamiah tubuh untuk mencegah menjalarnya infeksi ke saluran kemih bagian atas ascending adalah adanya aliran kemih yang teratur, mekanisme pertahanan
dari mukosa saluran kemih yang berusaha mengeluarkan mikroba patogen dari saluran kemih dimana mukosa saluran kemih dilapisi oleh mukus yang mampu mencegah
Universitas Sumatera Utara
perlekatan mikroba dan diproduksinya IgA sebagai pertahanan lokal pada mukosa untuk mencegah perlekatan mikroba dan menetralisir toksin yang dihasilkan mikroba, sifat
antibakterial dari urin dimana sifat keasaman dari urin menghalangi tumbuhnya berbagai macam mikroba dan adanya sphincter yang memisahkan uretra dari kandung kemih dan
saluran kemih bagian atas. Beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan menjalarnya infeksi ke saluran
kemih bagian atas antara lain : 1.
Mekanisme berkemih yang abnormal yang dapat disebabkan karena terganggunya aliran urin sehingga bakteri dapat berkembangbiak pada sisa urin.
2. Kerusakan dari uroepitelium, yang diikuti dengan timbulnya infeksi pada epitel
saluran kemih. 3.
Kandungan urin yang abnormal, misalnya urin dengan kadar glukosa yang tinggi misalnya glukosuria, sehingga menjadi tempat yang sangat baik untuk
berkembangbiaknya mikroba. 4.
Benda asing, seperti batu, tumor, telur schistosoma dan granuloma, yang menyebabkan kolonisasi mikroba pathogen, dimana benda asing tersebut
bertindak sebagai reservoir pada infeksi saluran kemih. 5.
Hilangnya fungsi sphincter termasuk dengan penggunaan indwelling kateter, sehingga hilangnya barrier terhadap penjalaran ke atas infeksi saluran kemih.
6. Kehamilan akan menyebabkan dilatasi saluran kemih, penurunan motilitas dan
meningkatnya volume urin yang tersisa, sehingga menjadi faktor pendorong timbulnya penjalaran ke atas dari infeksi saluran kemih.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA