PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA FINANCIAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

(1)

2015)

EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE, FINANCIAL PERFORMANCE, AND SIZE OF CORPORATE SUSTAINABILITY

REPORT DISCLOSURE

(Empirical Study in Indonesia Stock Exchange Issuers Year 2013-2015) SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

LINDA WIDYASTUTI 20130420441

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA FINANCIAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN

SUSTAINABILITY REPORT

(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE, FINANCIAL PERFORMANCE, AND SIZE OF CORPORATE SUSTAINABILITY

REPORT DISCLOSURE

(Empirical Study in Indonesia Stock Exchange Issuers Year 2013-2015) SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

LINDA WIDYASTUTI 20130420441

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

(4)

(5)

(6)

v Motto

“ Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped by dogma – wich is living with the results of other people’s thinking. Don’t let the noise of other’s opinions drown out your own inner voice. And most important, have

the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to become. Everything else is secondary.”

- Steve Jobs

-IN TODAY’S WOLD, YOU HAVE TO -INTERACT. You can’t be some difficult, shy person who is not able to look somebody in the face; You have to present yourself. You have to know how to talk about your vision, your focus, and WHAT

YOU BELIEVE IN. - Anna Wintour–

Persembahan Skripsi ini Ku persembahkan untuk Ibunda dan Almarhum Ayahanda Tercinta, Hj. Widayati dan Alm. Dias Iwan Samayudha Yang telah bekerja keras mendidik dan mencari nafkah untuk pendidikanku. Thankyou my lovely daddy, akan datang surat kecilku untuk mu Yang telah aman dan nyaman berada di sisi Allah SWT Tertera di halaman persembahan jenjang strata 2 dan 3 ku

Amin, insha Allah amin…


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance, Kinerja Financial, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan, dukungan, doa dan semangat dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Nano Prawoto S.E. M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Ietje Nazarudin S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Arum Indrasari S.E., M.Buss., Akt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, arahan, ilmu, dan perhatian kepada penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

4. Bapak Rizal Yaya S.E., M.Si., Akt. selaku dosen wali yang telah membimbing penulis selama menjalankan studi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

5. Semua dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atas bantuan selama masa perkuliahan.

7. Orang tua tercinta yaitu mama Hj. Widayati dan Almarhum papa saya yang tidak sempat melihat penulis menyelesaikan kuliah S1, Alm. Dias Iwan Samayudha B.Sc., serta kakak kandung saya yang terdiri dari: Vivien Widiasmara, Rimbo Hidayat, Ivan Ismail, Affan Akbar, dan Ridwan Nurhamsyah yang tiada hentinya memberikan doa, kasih sayang dan semangat kepada penulis.


(8)

vii

8. Sahabat-sahabatku pejuang skripsi tercinta terutama Fiska Atia, dan Putri Dwi Aprilia. Terima kasih semuanya atas kasih sayang, doa, dan semangatnya yang diberikan kepada penulis

9. Sahabat-sahabat SMA terutama Amalina Farahiya, Okky Audina, Indro Jati, Norma Jati Anisa Rosinta, Julia Pertiwi, Lintang Gia, Dyota Laksmana, Ayun Ritaretnani, Kartiko Seto Aji, Alda Gara, Hilda Faradina, Anindya Listya, Vianeta Destiara, Romadhon Pandu, Girindra Arya, Wirasakti Wicaksono, Gadis Rafidha dan teman-teman SMA yang tidak bisa saya ucapkan satu-persatu. Terima kasih atas perhatian dan semangatnya. Love you all.

10.PIMP Sahabatku tercinta, Anisa Rizqya, Ardiera Pramestika, Arine Magna Komala, Anisa Goldina, Aulia Raihana, Echa Kusuma, Rizka Safira, Rizka Sate, Dewanti Kartika Sari, dan Veryna Oktavany.

11.Seluruh rekan kantor Unisi Radio terutama Zam Alfaris, Felix Kriz, Denta Aditya, Meganalasukma, Yoega Satria, Prabu Pandhu, Maradini Mutiara, Mozza Arya, Alifah Farhana, dan Ulina Izna. Terimakasih atas doa dan izin penulis untuk fokus menyelesaikan skripsi.

12.Ridho Ramadhan Putra Valentine, Terimakasih banyak atas waktu dan doa untuk penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi dengan cepat.

13.Seluruh staf Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terutama staf yang telah memberikan waktu luang untuk cek Turn It In

tulisan skripsi saya.

14.Teman-teman seluruh angkatan tahun 2013 Akuntansi FEB UMY. Terimakasih atas persahabatan dan kekeluargaannya selama masa perkuliahan.

15.Teman-teman KKN 41 yang tercinta, Ade Firman, Ade Pebrina, Ghea, Camella, Kamal, Hendrik, Desi, Dwi, Lala, Nina, Mansyur, Nadyah, Refki, dan Rizka.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki. Namun besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 16 Desember 2016 Penulis Linda Widyastuti


(9)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah... 14

C. Rumusan Masalah ... 14

D. Tujuan Penelitian ... 15

E. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 18

A. Landasan Teori ... 18

1. Teori Agency ... 18

2. Teori Legitimasi ... 19

3. Good Corporate Governance ... 20

4. Dewan Komisaris ... 20

5. Struktur Kepemilikan Saham ... 21

6. Ukuran Perusahaan... 22

7. Kinerja Keuangan... 22

8. Sustainability Report ... 23

B. Hipotesis ... 26

1. Profitabilitas ... 27


(10)

xi

3. Dewan Komisaris Independen ... 29

4. Kepemilikan Saham Manajerial ... 29

5. Leverage ... 30

C. Model Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Obyek dan Subyek Penelitian ... 39

B. Jenis Data ... 39

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 40

F. Uji Kualitas Instrument ... 44

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 52

B. Uji Kualitas Instrumen ... 54

C. Hasil Penelitian (UjiHipotesis) ... 61

D. Pembahasan (Interpretasi) ... 64

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASANPENELITIAN ... 71

A. Simpulan ... 71

B. Keterbatasan Penelitian ... 71

C. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(11)

xii

DAFTAR TABEL

1.1. Perusahaan yang menerbitkan Sustainability Report ... 9

2.1.Ringkasan Penelirian Terdahulu ... 32

4.1. Hasil Pemilihan Sampel ... 53

4.2. Sampel Penelitian ... 55

4.3. Uji Statistik Deskriptif ... 57

4.4. Uji Normalitas ... 58

4.5. Uji Multikolinearitas ... 58

4.6. Uji Heteroskedastisitas ... 59

4.7. Uji Autokorelasi ... 60

4.8. Uji Determinasi ... 61


(12)

xiii

DAFTAR GAMBAR


(13)

(14)

viii

mendapat banyak manfaat terutama peningkatan pandangan seberapa baikah suatu perusahaan oleh para pemegang kepentingan (stakeholder). Penulisan ini dilakukan untuk menguji adakah pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dewan komisaris independen, dan kepemilikan saham manajerial terhadap pengungkapan

sustainability report.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 – 2015 dengan pemilihan sampel perusahaan yang mengungkapkan sustainability report atau laporan keberlanjutan dan ikut serta dalam ajang Indonesia Sustainability Award (ISRA) secara bertutur-turut. Pengambilan sampel pada seluruh perusahaan kecuali non keuangan, banking, insurance, securities

dikarenakan perbedaan pada laporan keuangan dengan sector lain. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel perusahaan yang mengungkapkan sustainability report secara berturut-turut sebanyak 15 perusahaan.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa hanya kepemilikan saham manajerial dapat mempengaruhi pengungkapan sustainability report.

Kata kunci : Sustainability Report, Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewsn Komisaris Independen, Kepemilikan Saham Manajerial.


(15)

ix

benefits, especially the increase in view of how that good of a company by shareholders (stakeholders). The writing is done to test there any influence of profitability, leverage, company size, independent board, managerial and ownership on the disclosure of sustainability report.

The population of this research are companies that have listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the year 2013-2015 with a sample selection of companies that disclose sustainability report or a sustainability report and participated in the Indonesia Sustainability Award (ISRA) is spoken succession. Sampling on the entire company except non-financial, banking, insurance, securities due to differences in the financial statements with other sectors. Sampling using purposive sampling method. Total sample of companies that disclose sustainability report in a row as many as 15 companies.

The results of this study explains that only managerial ownership can influence sustainability disclosure report.

Keywords: Sustainability Report, Profitability, Leverage, Company Size, Dewsn Independent Commissioner, Managerial Stock Ownership.


(16)

1

A. LATAR BELAKANG

Perusahaan adalah organisasi bisnis yang melaksanakan kegiatan ekonominya untuk memajukan suatu ekonomi bangsa. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu perusahaan akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kemajuan suatu negara dan pada akhirnya kemajuan suatu negara tersebut akan berdampak langsung pada kesejahteraan hidup masyarakat tanpa adanya hal yang merugikan masyarakat itu sendiri. Perusahaan mengemban peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan oleh salah satu perilaku aktif penyumbang besarnya pendapatan nasional negara. Banyaknya perusahaan yang berhasil dalam melaksanakan bisnis dan tanggung jawabnya sebagai salah satu organisasi penyejahtera masyarakat, mampu meningkatkan nilai pembayaran pajak yang merupakan salah satu pendapatan negara terbesar. Penghasilan negara adalah berasal dari rakyatnya melalui pungutan pajak, dan atau dari hasil kekayaan alam yang ada di dalam negara itu (natural resource).

Dua sumber itu merupakan sumber terpenting yang memberikan penghasilan kepada negara. Penghasilan tersebut digunakan untuk pembiayaan kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan pribadi individu seperti kesehatan rakyat,


(17)

pendidikan, kesejahteraan, dan sebagainya. Pungutan pajak merupakan penghasilan masyarakat yang kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pengeluaran-pengeluaran pembangunan, yang akhirnya digunakan untuk kepentingan seluruh masyakarat baik yang membayar pajak maupun tidak.

Perusahaan memiliki kepentingan organisasi yang menjadi sorotan utama para pemegang saham. Oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk lebih kreatif, efektif, inovatif dan efisien untuk dapat bersaing di dunia bisnis yang semakin berkembang pesat dalam mencapai kesejahteraan. Saat ini sudah terlalu banyak perusahaan yang ada di Indonesia melakukan tindakan dengan tidak mengindahkan lingkungan seperti melakukan pencemaran lingkungan. Perusahaan yang kerap kali melakukan tindakan penyelewengan adalah perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan tanpa peduli akan aspek sosial dan lingkungan. Padahal, hal itu tidak cukup untuk menjunjung perusahaan dalam pembangunan ekonomi suatu negara ke depan.Perusahaan diwajibkan untuk melakukan pertanggung jawaban sosial atau kerap kali disebut sebagai Corporate Social Responsibility, untuk melaporkan kepada pihak yang membutuhkan bahwa perusahaan telah melakukan aktivitas sosial yang seharusnya dilakukan.

Beberapa tahun belakangan ini banyak sekali kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang tidak bertanggung jawab akan kesejahteraan masyarakat. Kasus yang sempat menghebohkan media berita Indonesia adalah kasus pembakaran lahan yang terjadi di


(18)

Aceh dan Riau. Seperti yang dilansir pada salah satu situs berita online www.voaindonesia.com (2014) kasus pembakaran lahan tersebut menyebabkan terganggunya proses pernapasan yang disebabkan oleh asap yang ditimbulkan. Pembakaran lahan gambut ini dilakukan adalah untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit yang dilakukan oleh PT. Kallista Alam dengan pengerjaan aktivitas bisnisnya bertempat di Meulaboh, Aceh. Kasus berita yang dilakukan oleh perusahaan Kallista Alam tersebut tidak hanya merugikan masyarakat nasional, namun juga merugikan masyarakat international terutama negara-negara tetangga.

Kasus lain yang merugikan masyarakat lain adalah kasus pencemaran limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yang dilakukan oleh perusahaan Toyogiri Iron Steel bertempat di Bekasi. Seperti yang dilansir pada www.wartaone.co.id (2014) kasus ini disebabkan oleh penyimpanan bahan yang tidak dikelola baik dan menyebabkan kerusakan ekosistem lingkungan sekitar.

Kerusakan lingkungan kerap sekali dilakukan oleh perusahaan demi kepentingan yang berpusat untuk perusahaan namun tidak untuk masyarakat. Kasus kerusakan lain hingga saat ini belum dapat teratasi dengan baik adalah kasus pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas tahun 2006. Terdapat kasus yang disebabkan oleh amuknya masyarakat Desa Lele, Sulawesi Tengah. Masyarakat desa tersebut membakar kantor perwakilan PT. International Nickel Indonesia, Tbk yang saat ini berganti nama menjadi PT. Vale Indonesia, Tbk. Perusahaan tersebut melarang masyarakat mengelola lahannya untuk pertanian dan


(19)

tidak memenuhi janji untuk merekrut masyarakat sebagai tenaga kerja (Christina, 2012).

Kasus yang terjadi pada 30 Maret 2016 seperti berita yang dilansir pada www.mongabay.co.id (2016) terdapat perusahaan yang mencemari lingkungan permukiman di Jawa Timur. Perusahaan yang melakukan pencemaran tersebut adalah satu-satunya perusahaan pengolah limbah B3 yang ada di Jawa Timur. Perusahan tersebut adalah PT. Putra Restu Ibu Abadi (PT. PRIA). Indikasi pelanggaran izin pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 ini, didasari beberapa hal. Misal, menimbun limbah B3 rumah sakit yang dicampur dengan limbah padat B3 lainnya dalam lubang yang kemudian dibangun jalan dan perluasan gudang. Ada juga penampungan limbah cair B3 tanpa pelapis kedap air, serta mempekerjakan masyarakat yang memilah limbah tanpa alat pelindung. Hal itu tentu saja memberi dampak yang sangatmerugikan, terutama kesehatan masyarakat di sekitar perusahaan.Warga ada yang batuk, sesak nafas, gatal-gatal, dan panas tinggi, selain polusi suara yang berlangsung tiap malam.

Beberapa kasus yang sudah dipaparkan tesebut harus menjadi pertimbangan sebuah perusahaan dalam pengambilan keputusan atas kepedulian sosial terhadap lingkungan. Kasus pelanggaran sosial yang dilakukan oleh perusahaan harus diatasi dengan segera. Apabila tidak diatasi dengan segera hal ini akan mengakibatkan pandangan atau citra buruk yang timbul di mata masyarakat terutama oleh para pemegang saham. Salah satu upaya terbaik yang dapat dilakukan pengobatan maupun pencegahan kasus, perusahaan haruslah melakukan tindakan pertanggung jawaban


(20)

sosial kepada lingkungan sekitar perusahaan. Kegiatan sosial tersebut dapat dijadikan sebagai bentuk kepedulian dalam melaksanakan tanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan dan di sisi lain sebagai penciptaan legitimasi oleh masyarakat.

Sudah seharusnya perusahaan Indonesia melakukan pertanggung jawaban yang diiringi dengan adanya transparansi pelaporan aktivitas sosial perusahaan. Tindakan transparansi akan memotivasi perusahaan untuk berupaya menjalankan usaha dengan baik guna meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang dapat memberikan manfaat untuk perusahaan dan masyarakat Indonesia. Di sisi lain hal ini dapat menambah dan memperbaiki nilai perusahaan yang berdampak langsung dalam hubungan perusahaan dengan investor atau stakeholder. Hal ini melihat bahwa investor saat ini tertarik terhadap informasi tambahan yang dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan.

Dengan ditetapkannya UU No 40 tahun 2007, perusahaan wajib melakukan kegiatan CSR, pada Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa tanggungjawab sosial dan lingkungan merupakan komitmen Perseroan dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan. Untuk lebih lanjut, tanggungjawab sosial dan lingkungan dibahas di pasal 74. Pada pasal ini dijelaskan bahwa tanggungjawab sosial dan lingkungan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Selain itu dijelaskan pula sanksi bagi perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Ketentuan mengenai tanggungjawab sosial dan lingkungan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012. Dalam Peraturan Pemerintah ini


(21)

diatur mengenai: tanggungjawab sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perseroan, pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan, tanggungjawab sosial dan lingkungan dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan, pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan disusun dengan kepatutan dan kewajaran, pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan wajib dimuat dalam laporan tahunan perseroan, penegasan pengaturan pengenaan sanksi perseroan yang tidak melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan, penghargaan bagi perseroan yang telah berperan dan melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan dapat diberikan oleh instansi yang berwenang.

CSR atau sering disebut sebagai Corporate Social Responsibility adalah suatu bentuk tanggungjawab yang dilakukan secara voluntary atau sukarela. Apabila CSR ini dikembangkan secara intensif akan memberikan manfaat berkelanjutan karena salah satu faktor keberlangsungan masa depan perusahaan tergantung dari bagaimana CSR ini diterapkan pada perusahaan tersebut. Menurut Darwin (2008), strategi utama perusahaan bukan lagi dalam hal pelipat gandaan kekayaan yang dimiliki perusahaan, tetapi lebih difokuskan pada penciptaan kinerja perusahaan yang berkelanjutan.

Hingga saat ini perusahaan di Indonesia masih berfokus pada pengungkapan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan saja. Hal ini haruslah ada penambahan informasi lain yang diberikan oleh internal manajemen untuk menarik minat para investor dan stakeholder karena laporan yang hanya memuat kinerja keuangan saja sudah tidak lagi relevan (Imam dan Sekar, 2014). Menurut Dunphy, dkk (2000) kebutuhan para investor dan stakeholder akan informasi kinerja dari tahun


(22)

ke tahun terus meningkat, bukan hanya sekedar informasi keuangan melainkan juga informasi-informasi terkait tentang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Informasi tersebut berhubungan sangat erat dengan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development yang tidak hanya mengungkapankan pembangunan ekonomi dan sosial, tetapi juga meningkatkan derajat lingkungan hidup sosial.

Pentingnya informasi tambahan yang sangat berdampak baik terhadap perusahaan, maka muncul laporan keberlanjutan atau yang kerap disebut sebagai

Sustainability Report. Saat ini sustainability report semakin berkembang yang dibuktikan dengan munculnya The Global Reporting Initiative (GRI). Global Reporting Initiative (GRI) mendorong penerapan pelaporan keberlanjutan sebagai cara bagi perusahaan dan organisasi agar menjadi lebih berkelanjutan dan berkontribusi pada ekonomi global yang berkelanjutan. Misi GRI adalah untuk membuat pelaporan keberlanjutan menjadi praktik standar. Agar semua perusahaan dan organisasi dapat melaporkan kinerja dan dampak ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola mereka. GRI membuat Pedoman Pelaporan Keberlanjutan tidak berbayar. GRI adalah organisasi nirlaba internasional dengan struktur berbasis jaringan. Kegiatannya melibatkan ribuan tenaga professional dan organisasi dari beragam sektor, konstituen, dan wilayah (www.globalreporting.org).

Laporan keberlanjutan yang disebut sebagai sustainability report, membantu para pemangku kepentingan atau disebut sebagai para stakeholders. Berpusat dari kalangan investor yang mulai tidak hanya mengandalkan laporan keuangan dari laporan neraca, laporan laba rugi, catatan atas laporan keuangan dan arus kas.


(23)

Laporan tersebut sudah menjadikan dasar para investor untuk mengambil keputusan investasi dalam setiap aktivitas bisnisnya. Meningkatnya pengungkapan pelaporan keberlanjutan suatu perusahaan sudah mulai meningkat setiap tahunnya dengan adanya ajang pengungkapan laporan keberlanjutan di Indonesia, yang disebut sebagai Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA). Saat ini telah terhitung perusahaan yang mendaftarkan laporan keberlanjutan dalam ajang ISRA pada tahun 2015 telah tercatat lebih dari 60 perusahaan di Indonesia yang mengungkapkan dan ikut berpartisipasi dalam ajang ISRA. Laporan keberlanjutan dapat dikatakan sebagai langkah perusahaan dalam pengukuran dan upaya pengungkapan perusahaan dalam pencapaian kinerja organisasi sebagai alat untuk memberikan informasi terkait adanya pengembangan perusaaan pada pihak eksternal. Sustainability report

menggambarkan aspek ekonomi, lingkungan dan juga sosial. Pelaporan keberlanjutan ini merupakan logika dari konsep mekanisme Good Corporate Governance yang dimana prinsip dari GCG tersebut dinyatakan para pemangku kepentingan perlu memperhatikan upaya bagaimana untuk melangsungkan kehidupan perusahaan dalam jangka panjang. Adapun mekanisme dan struktur governance ini dapat mengurangi asimetri informasi. Apabila asimetri informasi dibiarkan terjadi, maka dapat menyebabkan terjadinya adverse selection, dengan konsekuensi perusahaan yang tidak melaksanakan praktik dan pengungkapan SustainabilityReport. Asimetri informasimerupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan.


(24)

Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian yang sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji adakah pengaruh beberapa karakteristik perusahaan dalam pengungkapan laporan keberlanjutan yang belum begitu banyak diuji di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang masih sangat jarang dilakukan dan mengetahuiseberapa tingginya tingkat kualitas pengungkapan laporan keberlanjutan sebagai ukuran pengungkapan.

Menurut catatan pada Reportof The Judges ISRA (2011), pengungkapan

sustainability report di Indonesia di awali pada tahun 2005. Pada tahun 2005 hanya ada 2 perusahaan saja yang baru mengeluarkan sustainability report, namun dengan berjalannya waktu dan kebutuhan akan informasi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang akuntabel dan transparan banyak perusahaan yang turut serta mempublikasikan

ustainability report. Tabel berikut adalah data perusahaan yang menerbitkan

sustainability yreport setiap tahunnya.

Tabel 1.1

Perusahaan Yang Menerbitkan Sustainability Report, 2005 - 2015

Tahun Jumlah Perusahaan

2005 2

2006 5


(25)

2008 20

2009 23

2010 25

2011 34

2012 40

2013 62

2014 63

2015 65

Sumber: Report of The Judges ISRA dan beberapa laporan yang telah diteliti

Berdasarkan data tabel diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa setiap tahunnya perusahaan yang menerbitkan sustainability report terus meningkat. Hal ini dapat dikatakan bahwa minat perusahaan akan menerbitkan laporan keberlanjutan ini memberikan dampak positif yang sangat tinggi bagi kepentingan perusahaan untuk meningkatkan keuntungan sebagai tujuan perusahaan tersebut. Minat perusahaan akan kebutuhan informasi tambahan juga meningkat seiring diterapkannya kegiatan pertanggungjawaban sosial kepada lingkungan dan masyarakat, sehingga perusahaan dapat mengungkapkan kegiatan tersebut dalam bentuk laporan yang disebut sebagai


(26)

Terdapat analisis yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya bahwa terdapat perubahan paradigma tujuan perusahaan. Perubahan yang terjadi beberapa dekade tahun ini adalah bagaimana tujuan perusahaan perusahaan tersebut diungkapkan. Banyak perubahan pandangan berpikir dan salah satu perubahan tersebut yang telah terjadi adalah ideologi mengenai tujuan awal suatu perusahaan didirikan. Bermula dari pemikiran perusahaan berdiri untuk berupaya pada bagaimana perusahaan dapat meraih laba setinggi-tingginya. Namun paradigma itu telah menjadikan perusahaan mengabaikan lingkungan dan sosial dilingkungan sekitar dimana perusahaan tersebut berdiri. Orientasi perusahaan telah berubah menjadi tiga komponen yang sering disebut sebagai Triple-P Bottom Line yaitu

profit, planet, and people.

Meningkatnya berbagai kesadaran masyarakat terhadap dampak lingungan dan juga sosialnya menumbuhkan pemahaman atau ideologi baru tentang seberapa pentingnya kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi tanggungjawab sosial atau

Corporate Social Responsibility (CSR), terutama bagi perusahaan yang kegiatan ekonominya sangat bergantung pada alam dan lingkungan sekitar. Beberapa kegiatan CSR yang hendak dilakukan perusahaan akan menumbuhkan keuntungan. Diantaranya dapatmempertahankan dan mendongkrak reputasi atau brand image

perusahaan kepada pihak luar maupun masyarakat, layak mendapatkan izin untuk beroperasi sehingga perusahaan dapat mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan jalannya perusahaan kepada beberapa sumber daya, memperluas jalannya perusahaan menuju pasar yang menjadi sasaran perusaaan dalam melakuan kegiatan


(27)

ekonominya, dapat mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan para

stakeholders maupun regulator, dan juga dapat meningkatkansemangat dan produktifitas seluruh karyawan perusahaan (Suryono, 2011).

Kegiatan Corporate Social Responsibility merupakan upaya unuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan perusahaan merupakan upaya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dengan tidak menguangi kemampuan perushaan pada periode yang akan datang. Bukti implementasi sustainability development dapat dinyatalan dalam laporan keberlanjutan atau Sustainability Report. Investor menganggap bahwa laporan keberlanjutan dapat dikatakan sebagai alat kontrol oleh tingkatan pencapaian kinerja perusahaan dan sebagai media pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan di perusahaan. Analisis laporan tahunan sering menganggap penting laporan keberlanjutan dalam penilaian mereka tentang kualitas manajemen dan efisiensi kinerja perusahaan.

Dari hasil pernyataan dan uraian diatas peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini. Berikut ada beberapa uraian tentang perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini merupakan pengembangan atau replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu Putri (2013), Sari (2013), Idah (2013), Nasir dkk (2014), Aziz (2014), Pratama (2015) dan Aelia (2015) dengan perbedaan sebagai berikut :

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu profitabilitas,


(28)

dan dewan direksi. Pada penelitian ini penulis menambahkan dewan komisaris independen sebagai salah satu variabel independen dan memakai pengukuran ROE (Return on Equity) sebagai pengukur variabel profitabilitas. Peneliti juga mengurangi variabel yang akan ditelitihal ini dikarenakan beberapa variabel seperti komite audit, dewan direksi, likuiditas, governance committee dan aktivitas perusahaan merupakan variabel yang hasilnya selalu tidak berpengaruh dalam beberapa penelitian-penelitian yang dijadikan referensi oleh peneliti acuan.

2. Peneliti sebelumnya terdapat variabel ukuran komite audit, kepemilikan saham institutional, kepemilikan saham manajerial, dan kepemilikan saham terkonsentrasi. Sedangkan penelitian ini akan menghilangkan 3. variabel komite audit, kepemilikan saham terkonsentrasi, dan kepemilikan saham instituional dikarenakan variabel tersebut dalam hasil penelitiannya dinyatakan tidak berpengaruh.

4. Objek penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan LQ45 dengan perusahaan yang di listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penelitian sebelumnya peneliti mengambil objek penelitian pada perusahaan yang listing di BEI dengan periode 2010 – 2013. Sedangkan pada penelitian ini populasi atau objek penelitian akan mengambil laporan perusahaan yang ada di BEI dengan periode terbaru yaitu 2013-2015.


(29)

B. BATASAN MASALAH

Batasan masalah yang terdapat pada penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut :

1. Variabel independen yang akan diuji secara empiris terdapat lima variabel diantaranya adalah Profitabilitas, Ukuran Perusaaan, Dewan Komisaris Independen, leverage dan Kepemilikan Saham Manajerial.

2. Sampel yang akan diuji secara empiris dalam penelitian ini adalah perusahaan yang mengikuti Indonesian Sustainability Reporting Award

(ISRA) dan mengeluarkan Laporan Keberlanjutan atau Sustainability Report berturut-berturut dari tahun 2013-2015 dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar diatas maka rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadappengungkapan

sustainability report?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadappengungkapan

sustainability report?

3. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadappengungkapan sustainability report?

4. Apakah kepemilikan saham manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan sustainability report?


(30)

5. Apakah leverage berpengaruh positif terhadappengungkapan

sustainability report?

D. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan uraian rumusan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk menganailisis :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadappengungkapan

sustainability report?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadappengungkapan

sustainability report?

3. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadappengungkapan sustainability report?

4. Apakah kepemilikan saham manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan sustainability report?

5. Apakah leverage berpengaruh positif terhadappengungkapan

sustainability report?

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi sustainability report.


(31)

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat member ilmu terutama pada focus Akuntansi Manajemen. Diharapkan pula penelitian ini menjadi bahan referensi dalam pengembangan praktik nilai perusahaan, sehingga dapat menjadi salah satu sarana pengembangan ilmu pengetahuan untuk peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah

Diharapkan penelitian ini menjadi kemudahan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya Stakeholders untuk melihat laporan keberlanjutan yang berisikan laporan kegiatan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada masyarakat terait dengan tanggung jawab sosial, lingkungan, dan politik yang baik.

b. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi dunia pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya dalam bidang pengungkapan

Sustainability Reporting.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi sarana informasi bagi masyarakat, agar masyarakat dapat melihat


(32)

laporan keberlanjutan perusahaan mengenai tanggung jawabnya terhadap masyarakat.

d. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca serta dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai

sustainability report

e. Bagi Perusahaan

Sebagai acuan para investor untuk mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu di perhatikan dalam investasi dan pengambilan keputusan para investor terkait dengan jual beli saham maupun penanaman saham untuk perusahaan. Sehingga perusahaan mampu menjalankan aktivitas bisnisnya dengan jumlah investor yang menanamkan modalnya di perusahaan tersebut semakin meningkat. Penelitian ini juga membantu perusahaan sebagai referensi faktor-faktor yang dapat membuat pengungkapan laporan keberlanjutan semakin yang ditujukan oleh pihak luar semakin baik.


(33)

A. LANDASAN TEORI

1. Teori Agency

Pemahaman konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan dasar perspektif hubungan keagenan. Hubungan keagenan merupakan hubunganantara dua pihak dimana salah satu pihak menjadi agent dan pihak yang lain bertindak sebagai principal (Hendriksen dan Van Breda, 2000). Hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent

tersebut (Waryanto, 2010) Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan adanya konflik kepentingan dalam hubungan keagenan. Terjadinya konflik kepentingan antara pemilik dan agen karena kemungkinan agen bertindak tidak sesuai dengan kepentingan prinsipal, sehingga memicu biaya keagenan

(agencycost).

Teori Agensi mampu menjelaskan potensi konflik kepentingan diantara berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan tersebut. Konflik kepentingan dapat terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan tujuan dari masing-masing pihak berdasarkan kepentingannya terhadap perusahaan (Imam, 2014). Sebagai agen, manajer bertanggung jawab secara moral untuk


(34)

dalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki (Ali, 2002 dalam Waryanto, 2010). Teori agency menyebutkan bahwa perusahaan adalah tempat atau intersection point bagi hubungan kontrak yang terjadi antara manajemen, pemilik, kreditor, dan pemerintah (Harahap, 2012).

2. Teori Legitimasi

Teori ini menunjukan adanya suatu kontrak sosial yang implisit dimana perusahaan bertanggung jawab terhadap harapan atau tuntutan masyarakat (Kuznetsov dan Kuznetsova, 2008). Strategi yang digunakan sendiri sesuai dengan strategi legitimasi yang dirumuskan oleh Moir (2001) bahwa perusahaan berusaha mendapatkan legitimasi dengan meyakinkan

stakeholder melalui edukasi dan informasi dan mengubah ekspektasi eksternal tentang kinerja organisasi.Definisi legitimasi menurut Suchman (1995) adalah :

Legitimacy is a generalized perception or assumption that the actions of an entity are desirable, proper, or appropriate within some socially constructed system of norm, values, beliefs, and definitions.


(35)

3. Good Corporate Governance

Good Corporate Governance (GCG) merupakan tata kelola perusahaan yang memilikiagenda yang lebih luas lagi dimasa yang akan datang. Fokus dari akuntabilitas perusahaan yang mana perusahaan tersebut semula masih terkonsentrasi atau berorientasi pada para pemegang saham (stockholder),sekarang telah menjadi lebih luas dan untuk tata kelola perusahaan juga harus memperhatikankepentingan stakeholder. Akibat yang muncul dari pergeseran paradigma ini, tata kelolaperusahaan harus mempertimbangkan masalah seperti corporate social responsibility

(CSR).Kebijakan dan tata kelola suatu perusahaan pada masa mendatang harus lebih memperhatikankebutuhan dari para stakeholder (Murtanto, 2005). Pengungkapan (disclosure) terhadap aspekekonomi (economic), lingkungan (environmental), dan sosial (social) sekarang ini menjadi carabagi perusahaan untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada stakeholder. Hal inidikenal dengan nama sustainability reporting atau triple bottom line reporting yangdirekomendasikan oleh Global Reporting Initiative (GRI). 4. Dewan Komisaris

Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007, pada pasal 108ayat (5) dijelaskan bahwa bagi perusahaan berbentuk perseroan Terbatas,


(36)

perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan. Dewan Komisaris terdiri dari komisaris independen dan komisaris nonindependen. Komisarisindependen merupakan komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi, sedangkan komisarisnon-independen merupakan komisaris yang terafiliasi. Terafiliasi adalahpihak yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali,anggota Direksi dan Dewan Komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Mantan anggotaDireksi dan Dewan Komisaris yang terafiliasi serta karyawan perusahaan, untuk jangka waktutertentu termasuk dalam kategori terafiliasi (KNKG, 2006).

5. Struktur Kepemilikan Saham

Karakteristik yang terdapat dalam struktur kepemilikan adalah perbedaan dari konsentrasikepemilikan itu sendiri yang dibagi dalam 2 bentuk yaitu kepemilikan keluarga dan kepemilikaninstitusional. Kepemilikan keluarga diyakini dapat menjadi mekanisme internal pendisiplinanmanajemen. Mekanisme ini adalah mekanisme yang mendorong peningkatan efektivitas monitoring, karena kepemilikan saham yang besar oleh keluarga menyebabkan pemegang sahamini memiliki akses informasi yang cukup luas. Informasi tersebut dapat mengimbangi informasiyang dimiliki oleh


(37)

(Fauzan, 2012). 6. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan adalah faktorpenentu penting dalam pengungkapan perusahaan.Hasil dari penelitian terdahulumenunjukkan adanya hubungan positif antaraukuran perusahaan dan tingkat pengungkapan(Suchman, 1995). Terdapat beberapa argumentasi yangmendasar hubungan ukuran perusahaandengan tingkat pengungkapan. Pertama,perusahaan besar yang memiliki sistem informasipelaporan yang lebih baik cenderungmemiliki sumberdaya untuk menghasilkanlebih banyak informasi dan biaya untukmenghasilkan informasi tersebut lebih rendahdibandingkan dengan perusahaan yangmemiliki keterbatasan dalam sistem informasipelaporan. Kedua, perusahaan besar memilikiinsentif untuk menyajikan pengungkapansukarela, karena perusahaan besar dihadapkanpada biaya dan tekanan politik yang lebihtinggi dibandingkan perusahaan kecil. Ketiga,perusahaan kecil cenderung untuk menyembunyikaninformasi penting dikarenakancompetitive disadvantage.

7. Kinerja Keuangan a. Profitabilitas


(38)

disimpulkan bahwa semakin tinggi informasi yang diberikan oleh manajer. Hal ini disebabkan pihak manajemen ingin meyakinkan investor mengenai profitabilitas dan kompetensi manajer. Para investor dan kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun di masa mendatang (Astuti, 2004). b. Leverage

Merupakan kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya yang dapat diperoleh melalui pihak ketiga yaitu pihak selain investor jika perusahaan tersebut di likuidasi (Hadiningsih (2007) dalam Hasanah dkk, 2014). Rasio leverage

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2009). Tingkat leverage yang tinggi berarti perusahaan mempunyai proporsi utang yang sangat besar. Semakin besar utang perusahaan maka akan semakin besar pula resiko yang dihadapi oleh investor sehingga investor akan meminta keuntungan yang lebih tinggi.

8. SustainabilityReport

Laporan berkelanjutan (sustainability reporting) memiliki definisi yang beragam,menurut World Business Council for Sustainable Development


(39)

internal dan eksternal. Laporan berkelanjutan (sustainability reporting) sebagai laporan yang memuat tidak saja informasikinerja keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosialdan lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa tumbuh secara berkesinambungan.Sementara itu, Sihotang (2006) mengartikan laporan berkelanjutan (sustainability reporting)sebagai pelaporan mengenai aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dari aturan dampak dan kinerjaperusahaan dan produknya dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan (triple bottom linereporting). Dengan demikian, laporan berkelanjutan (sustainability reporting) dapat diartikansebagai laporan yang meliputi 3 aspek, yaitu aspek keuangan, aspek lingkungan dan aspek sosialperusahaan.

Laporan keberlanjutan atau kerap disebut sebagai laporan

sustainability report sangat berbeda dengan laporan keuangan. Laporan ini akan diungkapkan sebagai bentuk komitmen perusahaan kepada rakyat Indonesia dan lingkungan disekitar perusahaan yang bertempat disuatu lingkungan tersebut. Laporan keberlanjutan merupakan laporan yang dijadikan sebagai media informasi bagi para pemangku kepentingan internal perusahaan maupun eksternal untuk member nilai apakah manajemen yang ada dalam suatu perusahaan sudah menjalankan apa yang sudah menjadi


(40)

member manfaat sebagai berikut :

1. Laporan keberlanjutan memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan seperti pemegang saham, anggota komunitas local maupun interlokal, pemerintah dan lain-lain. Sehingga SR dapat meningkatkan prospek perusahaan serta membantu untuk mewujudkan transparansi.

2. Laporan keberlanjutan dapat membantu membangun reputasi sebagai alat yang memberikan kontribusi sebagai peningkat brand value, market share dan meningkatkan loyalitas konsumen dalam jangka yang panjang.

3. Laporan keberlanjutan dapat dijadikan sebagai cerminan bagaimana perushaan mengelola resikonya sebagai upaya untuk menjalankan visi dan misinya.

4. Laporan keberlanjutan dapat digunakan menjadi stimulasi pemikiran leadership yang didukung sebagai semangat kompetisi antar perusahaan sebagai penyejahtera masyakarat dan lingkungan tempat perusahaan berada.


(41)

6. Laporan keberlanjutan dapat membantu dalam pembangunan ketertarikan pemegang saham dengan visi jagka panjang dan membantu mendemonstrasikan bagaimana meningkatkan nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial dan juga lingkungan. 7. Laporan keberlanjutan cenderung menjadi cerminan secara

langsung atas kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan para pemegang saham dalam jangka panjang guna untuk memperlancar hidup perusahaan.

B. HIPOTESIS

1. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh profit yang dihasilkan. Hal ini juga menjadi salah satu ukuran investor dan stakeholder dalam menanamkan modalnya dengan meliat rasio profitabilitas. Semakin tinggi rasio profitabilitas, maka semakin tinggi pula informasi yang diberikan oleh manajer.Hasil penelitian Aelia (2015) menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan adalah merupakan indikator pengelolaan manajemen perusahaan yang baik, sehingga manajemen akan cenderung mengungkapkan lebih


(42)

bagi perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi untuk menyajikan pengungkapan lain selain yang diwajibkan (sukarela).

Menurut Aelia (2015) profitabilitas yang tinggi dapat mempengaruhi timbulnya pengungkapan sustainability report dimana hal ini akan mempengaruhi tingkat kepercayaan stakeholder maupun investor bahwasanya perusahaan telah melakukan pertanggung jawaban sosial sehingga pembangunan keberlanjutan perusahaan dapat berlangsung. Penelitiannya menunjukan adanya pengaruh yang siginifikan dan positif profitabilitas dengan pengungkapan sustainabilityreport.

ReturnonEquity (ROE) merupakan salah satu rasio untuk mengukur profitabilitas perusahaan, yaitu rasio yang digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1 = Profitabilitas berpengaruh positif pada pengungkapan sustainability report


(43)

pengungkapan((Meek, Roberts dan Gray, 1995) dalam Pyaosho, 2013). Terdapat beberapa argumentasi yangmendasar hubungan ukuran perusahaandengan tingkat pengungkapan. Pertama,perusahaan besar yang memiliki sistem informasipelaporan yang lebih baik cenderungmemiliki sumberdaya untuk menghasilkanlebih banyak informasi dan biaya untukmenghasilkan informasi tersebut lebih rendahdibandingkan dengan perusahaan yangmemiliki keterbatasan dalam sistem informasipelaporan. Kedua, perusahaan besar memilikiinsentif untuk menyajikan pengungkapansukarela, karena perusahaan besar dihadapkanpada biaya dan tekanan politik yang lebihtinggi dibandingkan perusahaan kecil. Ketiga,perusahaan kecil cenderung untuk menyembunyikaninformasi penting dikarenakancompetitive disadvantage. Menurut Wallace, Naser danMora (1994) dalam Waryanto (2010), memberikan bukti bahwa tingkatpengungkapan berhubungan postif denganukuran perusahaan. Menurut Aziz (2014) Ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pengungkapan SR perusahaan.Menurut Aelia (2015), Nasir dkk (2014), Sari (2012), dan Idah (2013) mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Perusahaan besar memiliki aset yang lebih banyak sehingga mereka


(44)

H2 = Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan sustainability report

3. Dewan Komisaris Independen

Dewan Komisaris merupakan suatu mekanisme untuk mengawasi dan untuk memberikanpetunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan atau pihak manajemen. Dalam hal ini, manajemenbertanggung jawab untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan, sedangkan DewanKomisaris bertanggung jawab untuk mengawasi manajemen (FCGI, 2002). Berdasarkan teoriagensi, Dewan Komisaris dianggap sebagai mekanisme pengendalian intern tertinggi, yangbertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen. Melalui peran monitoring oleh DewanKomisaris, perusahaan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dapat terjaminkelangsungannya (Sulastini, 2007).Dengan proses monitoring yang baik, maka diharapkan kualitas pengungkapan informasiSustainability Report semakin luas, dikarenakan kemungkinan manajer untuk menyembunyikaninformasi dapat dikurangi. Hal ini berarti bahwa semakin banyak jumlah anggota DewanKomisaris dalam suatu perusahaan, maka monitoring akan berjalan dengan baik danpengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuat perusahaan akan semakin luas.


(45)

bahwa keberadaan dewan komisaris independen dalam perusahaan membuat tata kelola perusahaan semakin baik sehingga transparansi pengungkapan informasi sosial sukarela atau sustainability report. Berdasarkanuraian diatas, maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti sebagai berikut:

H3 = Dewan komisari independen berpengaruh positif terhadap pengungkapansustainability report.

4. Kepemilikan saham manajerial

Teori keagenan menyatakan bahwasemakin menyebar kepemilikan saham perusahaan,perusahaan diekspektasikan akanmengungkapkan informasi lebih banyak yangbertujuan untuk mengurangi biaya keagenan.Konflik keagenan semakin besar bagi perusahaan yang memiliki penyebarankepemilikan saham perusahaan lebih banyak.Berdasarkan penelitian Aziz (2014) terdapat pengaruh positif yang signifikan terhadap kepemilikan manajerial. Berdasarkan uraiandiatas, maka hipotesis yang diajukan dalampenelitian ini adalah:

H4 = Kepemilikan saham manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan sustainabilityreport


(46)

untukmeningkatkan pengungkapan sukarela kepadastakeholder baik berupa media pengungkapantradisional maupun media lain yaitu pengungkapaninformasi perusahaan melaluiwebsite perusahaan (Jensen and Meckling,1976). Terdapat hasil penelitian yang beragamyang menjelaskan hubungan antara tingkatleverage perusahaan dengan tingkat pengungkapansukarela. perusahaan dalam struktur modal perusahaan.

Peningkatan leverage dapat mempengaruhi manajemen perusahaan untuk melaporkan tingkat profitabilitas yang tinggi dengan mengurangi biaya-biaya termasuk biaya-biaya untuk mengungkapkan laporan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Sehingga perusahaan cenderung untuk meninggikan laba sekarang. Pengukuran leverage ini dengan Debt of Equity Ratio (DER).

Penelitian yang dilakukan oleh Nasir dkk (2014) menyatakan bahwa leverage

berpengaruh dalam pengungkapan sustainability report. Menurut penelitian Prastiwi (2011), Sari (2012), Idah (2013), dan Aelia (2015) leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainabilityreport. Hal ini mendukung teori agresi bahwa suatu tingkat rendah atau tinggi sebuah leverage perusahaan tidak mempengaruhi manajemen dalam pengambilan keputusan untnuk mengungkapkan sustainabilityreport.


(47)

yang lebih luas. Semakin tinggi tingkat leverage besar kemungkinan perusahaan untuk melakukan pelanggaran terhadap kontrak hutang sehingga manajer internal akan melaporkan laba saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan laba masa depan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

H5 = Leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan sustainabilityreport

C. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Metode Variabel HasilPenelitian

Petra F.A Dilling (2010) Sustainability Rerporting: What Are The Characteristic of Corporations that Provide Hugh Quality Sustanability Report

Uji Beda t-test dan regresi logistic Sektor perusahaan, ukuran profitabilitas dan pertumbuhan, Corporate Governance profitabilitas yang tinggi, bergerak dalam sector pertambangan dan memiliki pertumbuhan jangka panjang yang kuat berpengaruh terhadap pembuatan SR Hari W Pengaruh Sustainability Tidak adanya Profitabilitas,


(48)

perusahaan, dan corporate governance terhadap praktik pengungkapan Sustainability Report (Studi pada

perusahaan yang listed di BEI 2007-2009) governance menggunakan governance committee. Analisis data menggunakan regresi logistic.

ROA positif terhadap

pengungkapan SR sedangkan governance committee, likuiditas, aktivitas perusahaan dan leverage tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan SR. Jenia dan Prastiwi (2011) Pengaruh pengungkapan Sustainability Report Terhadap Kinerja keuangan perusahaan (Studi Empiris pada perusahaan yang terdaftar dalam BEI) Sustainability report, kinerja dengan proksi Profitabilitas

Pengukuran profitabilitas dengan ROA dan tidak adanya proksi kinerja keuangan leverage dan analisis data enggunakan regresi sederhana. Pengungkapan SR memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA dengan arah nya yang positif perusahaan dengan

pengungkapan SR yang sangat luas cenderung mendapatkan ROA yang besar pada 1 tahun berikutnya. Pengungkapan SR memiliki pengaruh signifikan terhadap Current Ratio dengan arah


(49)

Rizkia Anggita Sari (2012) Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage. Analisis data regresi berganda. Tidak ada dewan komisaris independen dan governance committee Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya variable profile, size dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap CSR disclosure. Secara simultan variable profitabilitas, leverage dan growth tidak berpengaruh terhadap CSR disclosure. Fauzan (2012) Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Profitabilitas perusahaan (Studi Kasus pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam BEI) Sustainability report, kinerja keuangan dengan proksi profitabilitas Pengukuran profitabilitas dengan ROA. Analisis data menggunakan regresi linier. Pengungkapan SR yang diukur dengan menggunakan SRDI berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Kondisi ini menunjukan bahwa pengugkapan SR dapat meningkatkan


(50)

memelihara konsumen. Idah (2013) Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan dalam Pengungkapan Sustainability Report Sustainability report, Profitabilitas (ROE) dan Leverage (DER). Corporate governance menggunakan governance committee. analisis data menggunakan regresi logistic Tidak adanya dewan komisaris independen dengan periode penelitian 2010-2011 Dewan direksi, governance committee, profitabiitas dan ukuran perusahaan memiliki peran positif terhadap pengungkapan SR. sedangkan dewan komisari, komite audit, likuiditas, leverage dan aktivitas perusaaan tidak memiliki peran terhadap pengungkapan SR. Mega Putri Yustia Sari, Marsono (2013) Pengaruh kinerja keuangan, ukuran perusahaan, Corporate governance terhadap pengungkapan Sustainability Report Sustainability report, profitabilitas dan leverage. Corporate governance menggunakan dewan komisaris independen dan governance committee Pengukuran profitabilitas menggunakan ROA. Pengukuran Sustainability report menggunakan rasio. Tidak adanya variable governance commite dengan tahun 2009-2011. Analisis Komite audit, dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan sustainability report, sedangkan profitabilitas memiliki pengaruh negative.


(51)

tidak memiliki pengaruh terhadap SR. Azwir Nasir, Elfi Ilham, dan Vadela Ima Utara (2014) Pengaruh karakteristik perusahaan dan Corporate Governance terhadap pengungkapan Sustainability report pada perusahaan LQ45 yang ada di BEI

Sustaibability report, profitabilitas dan juga leverage. Corporate governance menggunakan governance committee dan analisis data menggunakan regresi logistic. Tidak adanya dewan komisaris independen. Pengukuan profitabilitas menggunakan ROA periode 2008-2011 Likuiditas, analisis aktifitas ukuran perusahaan komite audit dan juga dewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan SR. sedangkan profitabilitas, leverage dan governance committee memiliki pengaruh yang sifnifikan. Imam dan Sekar (2014) Dampak pengungkapan SR Terhadap kinerja keuangan dan Pasar perusahaan Sustainability report, Kinerja keuangan dengan prosi profitabilitas. Pengukuran profitabilitas dengan ROA. Pengukuran SR menggunakan rasio. Analisis data menggunakan regresi berganda. Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pengungkapan SR tida berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari profitabiltas dan likuiditas namun


(52)

perusahaan. Na’ama Iklila Aelia (2015) Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, dan Corporate Governance

Terhadap Pengungkapan

Sustainability Report (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Listing di BEI periode 2010-2013)

Uji regresi dengan regresi logistic. Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan SR. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan SR. Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan SR. Dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan SR. Governance committee berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan SR.


(53)

Aelia (2015), Nasir dkk (2014), Pratama (2015) +

Aelia (2015), Idah (2013), Pratama (2015) + + Marsono dkk (2013)

+

Rohmah (2015), Aziz (2014) -

Marsono dkk (2013)

Gambar 2.1 Kerangka penelitian

Profitabilitas

Ukuran Perusahaan

Dewan Komisaris Independen

Tingkat Pengungkapan Sustainability Report Kepemilikan Saham

Manajerial


(54)

A. Objek dan Subyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2013-2015 dan memiliki website perusahaanuntuk melaporkan baik informasi keuanganmaupun informasi non keuangan perusahaan.

B. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan melihat laporan keuangan dan sustainability report perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.

C. Tehnik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan subjektif tertentu. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang mempublikasikan sustainability report

pada tahun 2013-2015 dan masuk dalam nominasi ISRA (Indonesia

SustainabilityReportingAwards) serta laporan dapat diakses melalui website perusahaan resmi. Hal ini menunjukan bahwa informasi yang terdapat dalam sustainability report perusahaan dapat diakses oleh publik.


(55)

yang bersifat publikasi tahunan dan yang telah dipublikasikan oleh perusahaan manufaktur. Tehnik dokumentasi tersebut dapat dengan melalui situs resmi BI dan BEI (Bursa Efek Indonesia).

E. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian a. Variabel Dependen

Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan

SustainabilityReport (SR) pada Laporan Keberlanjutan perusahaan yang dinyatakan dalam SustainabilityReportingIndex (SRI) yang akan dinilai dengan membandingkan jumlah pengungkapan yangdilakukan perusahaan dengan jumlah pengungkapan yang disyaratkan dalam Global ReportingIniative (GRI) 4 meliputi 54 item pengungkapan : Ekonomi, Lingkungan dan Sosial dengan sub item masyarakat dengan uraian sebagai berikut :

1. 9 item untuk pengungkapan dalam Aspek Ekonomi 2. 34 item untuk pengungkapan dalam Aspek Lingkungan 3. 11 item pengungkapan dalam Aspek Sosial : Masyarakat

Tehnik yang digunakan untuk input data adalah dengan content analysis

yaitu metode yang digunakan untuk mengukur pengungkapan laporan keberanjutan perusahaan Content analysis adalah suatu metode


(56)

apabila tidak mengungkapkan item maka diberi nilai 0. Perhitungan Indeks KualitasPengungkapan SustainabilityReport (SRI) dirumuskan sebagai berikut:

SRI t = Jumlah item yang diungkapkan 54 item

b. Variabel Independen 1. Kinerja Financial Profitabilitas (X1)

Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on equity (ROE). Pengukuran dengan menggunakan ROE merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal yang ada. Rasio ROE mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham, artinya dengan pengukuran ROE dapat menjadi salah satu pertimbangan para investor dalam menanamkan modalnya. Karena rasio ini menunjukan bahwa dengan pengungkapan sustainability report yang transparan menggambarkan kinerja manajemen yang baik dalam mengelola sumber dana perusahaan.


(57)

Leverage (X6)

Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang jika suatu perusahaan di likuidasi. Rasio ini diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. Pengukuran ini menggambarkan kemampuan modal sendiri dalam menjamin utang.

Debt of Equity Ratio = Liability x 100%

Equity

2. Ukuran Perusahaan (X2)

Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Perusahaan yang lebih besar umumnya akan selalu menjadi sorotan public oleh karena itu perusahaan akan mengungkapkan informasi yang lebih luas dengan mengeluarkan biaya yang cukup besar guna menjaga legitimasi perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam variable yang berbeda seperti titak asset, jumlah pegawai, dan total penjualan (Lech, 2013: 57). Dalam penelitian ini


(58)

Size = log natural of total assets

3. Good Corporate Governance (GCG) Dewan komisaris independen (X3)

Dewan komisaris independen adalah pihak yang tidak mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi, dan dewan komisaris serta dengan perusahaan itu sendiri. Keberadaan komisaris independen akan memberikan pengawasan dan pengendalian terhadap jalannya perusahaan dalam penerapan Good Corporate Governance apakah telah berjalan sesuai peraturan yang berlaku. Oleh karena itu diharapkan dengan semakin banyaknya komisaris independen dapat membantu mendorong pengungkapan sustainability report. Dalam penelitian ini komisaris independen diukur dengan jumlah komisaris independen dibagi dengan jumlah seluruh anggota komisaris :

jumlah dewan komisaris independen x 100% jumlah seluruh anggota dewan komisaris


(59)

Kepemilikan manajerial diukur dengan mengetahui jumlah lembar saham yang dimiliki oleh pihak manajemen yaitu manajer, komisaris terafiliasi (diluar komisaris independen). Menurut Sari (2012) kepemilikan saham manajerial diukur dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah saham kepemilikan manajerial x 100% Jumlah saham keseluruhan

F. Uji Kualitas Data

Alat uji yang akan dilakukan untuk penelitian ini adalah program computer SPSS versi 22.0. Adapun kriteria alat uji adalah sebagai berikut :

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. (Ghozali, 2009). Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel.


(60)

linear berganda diperlukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Nugroho, 2005: 18). Untuk menguji apakah distribusi normal atau tidak dapat dilihat melalui normal probability plot dengan membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Selain itu untuk menguji normalitas residual dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov Test masing-masing variable menunjukan asymp. Sig (2-tailed) diatas tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka variable tersebut memiliki distribusi normal. Sedangkan apabila asymp. Sig (2-tailed) menunjukan nilai signifikansi dibawah 0,05 maka variable tersebut memiliki distribusi tidak normal (Ghozali, 2011).


(61)

Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai

Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance

tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. Sedangkan apabila nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1 maka model tersebut terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedastisitas mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah dalam model suatu regresi dalam penelitian terjadi ketidaksamaan variancedari residual satu pengamat kepada pengamat yang lain (Ghozali, 2011). Analisis terhadap variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yag lain dinyatakan tetap, maka hal itu disebut sebagai homoskedastisitas dan jika berbeda pengamat satu dengan yang lain maka hal itu disebut sebagai heteroskedastisitas. Suatu model regresi akan diakatakan baik apabila dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat gambar plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila dalam grafik tersebut tidak


(62)

heteroskedastisitas adalah dengan Uji Glejser. Uji ini dilakukan dengan cara mengabsolutkan variable dependen, kemudian meregresnya terhadap variable independen. Jika hasil nilai variable lebih besar signifikan dari 0,05 maka dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan jika hasil nilai variable lebih kecil signifikan dari 0,05 maka dinyatakan terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Pada pengujian autokorelasi mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pengujian pada periode sekarang (t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya atau (t-1). Sutau penelitian regresi yang baiik adalah model regresi yang terbebas dari auotokorelasi. Uji ini dapat dilakukan dengan cara uji statistic non-parametrik dengan menggunakan uji run test yang digunakan untuk melihat data residual apakah data tersbeut terjadi secara random atau tidak. Ada atau tidak adanya autokorelasi dapat diuji dengan melihat nilai Durbin Watson

(Dw test) dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut :


(63)

Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada

autokorelasi positif

Tolak 0 < dw < dl

Tidak ada

autokorelasi positif

Tidak ada keputusan dl ≤ dw ≤ du Tidak ada

autokorelasi negative

Tolak 4 – dl < dw < 4 Tidak ada

autokorelasi negative

Tidak ada keputusan 4 –du ≤ dw ≤ 4 – dl

Tidak ada

autokorelasi positif atau negatif

Tidak ditolak du < dw < 4 – du

Sumber : Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5”, Badan penerbit Universitas Diponegoro, 2011

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data

Untuk menguji suatu hipotesis peneliti yang telah diajukan maka diperlukan pengujian koefisian determinasi, uji pengaruh simultan (F test) dan uji signifikansi parameter individual atau (t test).

a. Metode Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda ini adalah analisis yang digunakan para peneliti untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependennya. Variabel independen pada penelirian ini


(64)

Hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut :

� = + � + � � + � + � � + � + �

Keterangan :

SRI = indeks pengungkapan Sustainability Report

perusahaan(nominal)

PROF = ukuran profitabilitas perusahaan diukur dengan ROE SIZE = ukuran perusahaan dihitung dengan log total aset (rasio) UDKOM = ukuran jumlah dewan komisaris independen dibagi dengan jumlah seluruh anggota dewan komisaris (rasio)

KEMAN = kepemilikan manajerial dibagi dengan jumlah seluruh saham (rasio)

LEV = leverage diukur dengan DER (debt of equity ratio) liabilitas dibagi dengan ekuitas x 100% (rasio)

= konstanta

� = koefisien

� = eror

b. Uji Koefisien Determinasi

Pengujian ini dinyatakan R square sebagai alat untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan beberapa variasi pada variabel indepennya. Nilai koefisien dalam determinasi tersebut berada pada angka 0 dan 1. Apabila pernyataan nilai R2 kecil maka dapat diartikan bahwa kemampuan dalam variabel independen untuk menjelaskan varabel dependennya terbatas. Apabila nilai yang mendekati 1 berarti variabel


(65)

c. Uji Nilai F

Menurut Ghozali (2011) uji signifikansi simultan (F-test) menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

significance level 0,05 (α=5%). Pengujian dilakukan sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara bersama-sama variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

d. Uji Nilai t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significant level 0,05 atau α=5%. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011).


(66)

ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Hal ini dapat diartikan bahwa secara parsial variable independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. 2. Jika nilai signifikan t ≤ 0,05 maka hipotesis tersebut dinyatakan diterima (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara parsial variable independen tersebut mempunyaii pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen.

3. Kriteria terakhir peneliti harus melihat nilai koefisien beta (B) harus searah dengan hipotesis yang diajukan.


(67)

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. Perusahaan-perusahaan yang ditentukan oleh peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah perusahaan yang telah memenuhi kriteria

purposive sampling dan tidak mengalami pemberhentian daftar perusahaan dari Bursa Efek Indonesia selama periode yang telah ditentukan yaitu periode tahun 2013-2015. Peneliti menentukan untuk mengambil keseluruhan perusahaan yang ada di BEI dikarenakan masih sedikitnya perusahaan yang mengungkapkan laporan keberlanjutan atau sustainability report sebagai topik penelitian pada kepenulisan ini. Laporan keberlanjutan ini sebagai laporan tambahan perusahaan akan pertangggungjawaban sosial, dan belum adanya peraturan baku untuk menyusun dan mengungkapkan laporan keberlanjutan tersebut atau biasa disebut dengan sustainability report, sehingga laporan keberlanjutan ini dapat dikatakan pelaporan kepada publik yang masih bersifat

voluntary atau bersifat sukarela. Oleh karena itu hal ini membuat perusahaan-perusahaan masih jarang dan belum banyak perusahaan-perusahaan yang belum konsisten dalam mengungkapkan atau menerbitkan sustainability report.


(68)

periode. Penelitian dengan pengambilan tahun 2013-2015 dikarenakan ingin mengetahui tingkat konsistensi perusahaan yang menerbitkan laporan keberlanjutan pada periode baru atau 4 tahun silam terhitung dari tahun 2016. Dengan adanya ajang penghargaan bagi perusahaan yang menerbitkan laporan keberlanjutan atau sustainability report yaitu Indonesia Sustainability Reporting Awards, menjadikan alat motivasi perusahaan yang belum turut andil dalam penerbitan sustainability report untuk berpartisipasi serta untuk berperan aktif dalam nominasi ISRA. Apabila perusahaan mulai mengungkapkan laporan keberlanjutan dan mengikuti ajang ISRA maka secara tidak langsung perusahaan tersebut akan mendapatkan timbale balik sebagai contoh perusahaan akan mendapatkan citra baik oleh para investor, pemegang saham, maupun lingkungan sekitar.

Tabel 4.1.

Hasil Pemilihan Sampel Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan

Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2015

532 perusahaan

Jumlah perusahaan yang tidak menampilkan data

sustainability report


(69)

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Penelitian ini memilih sampel dengan metode purposive sampling

dengan kriteria yang telah ditentukan. Sampel yang sudah terpilih menyajikan data yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini seperti mengungkapkan profitabilitas disajikan data return on equity, leverage dengan debt of equity ratio, ukuran perusahaan, jumlah dewan komsaris independen, kepemilikan saham manajerial dan mengungkapkan sustainability report

Jumlah sampel dalam penelitian ini terdiri dari 15 perusahaan yang menerbitkan sustainability report secara rutin pada tahun 2013-2015. Sedangkan terdapat 19 perusahaan yang tidak mengungkapkan sustainability report secara berturut-turut. Ringkasan sampel penelitian akan disajikan pada tabel sebagai berikut :

mengungkapkan

sustainability report secara berturut-turut di tahun 2013-2015

Jumlah perusahaan yang digunakan

15 perusahaan

Tahun Penelitian 3 tahun

Jumlah Sampel Perusahaan yang digunakan


(70)

1. Automotive and Component

3 3 3

2. Bank 3 3 3

3. Building Construction 3 3 3

4. Cement 2 3 3

5. Ceramic, Glass, Porcelain

1 1 2

6. Chemical 2 2 2

7. Coal mining 3 3 3

8. Crude Petroleum and Natural Gas Production

1 1 1

9. Energy 1 1 1

10. Metal and Mineral Mining

3 3 3

11. Metal and Allied Products

1 1 1

12. Pharmaceuticals 1 1 1

13. Plantation 1 1 1

14. Retail Trade 1 1 2

15. Telecomunication 2 2 2

16. Tobacco Manufactures 1 1 2

17. Toll Road, Airport, Harbor and Allied Products

1 1 1

18. Transportation Services 1 1 1


(71)

mengungkapkan

sustainability report berturut-turut

Akumulasi 45

Sumber : Klasifikasi Industri Perusahaan Bursa Efek Indonesia

B. Hasil Uji Kualitas Instrumen

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gabaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel indepenen yang terdiri dari profitabilitas, ukuran perusahaan, dewan komisaris independen, kepemilikan saham manajerial dan leverage

terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan sustainability report. 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif dengan menggunakan SPSS 22.0 didapat data observasi sebanyak 45 yang berasal dari perkalian dalam periode 3 tahun yaitu dimulai dari tahun 2013, 2014 dan 2015 dengan jumlah sampel sebanyak 15 perusahaan. Berikut adalah hasil uji statistik deskriptif dalam penelitian ini :


(1)

16

Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan Leverage (LEV) tidak berpengaruh dalam pengungkapan sustainability report dengan nilai beta unstandardized coefficients sebesar -0,062 dan nilai sig sebesar 0,170 yang berada jauh di atas 0,05.

Hasil regresi yang diperoleh dengan menggunakan SPSS 22.0 menghasikan persamaan regresi sebagai berikut :

SRI = 1,120 – 0,059PROF – 0,021SIZE – 0,186UDKOM + 0,284KEMAN -0,062LEV + e

Tabel 4.10

Hasil Uji Signifikansi Simultan (F test)

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression

,319 5 ,064 5,321 ,001b

Residual ,468 39 ,012

Total ,788 44

Sumber : Output SPSS

Uji F pada penelitian ini bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dari hasil uji F test diatas dapat dilihat pada nilai F hitung sebesar 5,321 dan signifikan pada 0,001. Dengan menggunakan tingkat α = 5% atau 0,05 maka nilai sig (0,001) < dari α (alfa) = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel PROF, SIZE,


(2)

17

UDKOM, KEMAN, dan LEV secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi variabel pengungkapan sustainability report.

Pembahasan

1. Profitabilitas Tidak Berpengaruh Terhadap Pengungkapan

Sustainability Report

Menurut Anggraini (2006) menyatakan hal ini mungkin terjadi karena perusahaan akan mengungkapkan laporan keberlanjutan secara lebih luas hanya untuk meningkatkan daya tarik stakeholder (konsumen dan investor) dalam upaya meningkatkan profitabilitas perusahaan. Apabila profitabilitas tinggi, perusahaan cenderung akan mengalokasikan labanya untuk investasi dan riset produk baru.

2. Ukuran Perusahaan Tidak Berpengaruh Terhadap Pengungkapan

Sustainability Report

Sari (2013), berpendapat bahwa perusahaan besar memiliki dorongan untuk menahan informasi yang mengandung nilai relevan untuk menghindari tekanan biaya politik dalam hukum dan kenaikan pajak, serta tekanan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial. Oleh karena alasan-alasan tersebut, memungkinkan manajemen lebih memilih untuk mengungkapkan laporan yang seperlunya saja supaya perusahaan dapat menekan pengeluaran biaya pajak dan politik lainnya.


(3)

18

3. Dewan Komisaris Independen Tidak Berpengaruh Terhadap Pengungkapan Sustainability Report

Menurut Aziz (2014), kompetensi Dewan Komisaris memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan, sehingga bukan hanya komposisi Dewan Komisaris Independen yang dipertimbangkan, namun juga pengetahuan dan latar belakang pendidikan sehingga dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan pada tingkat komisaris terkait dengan CSR. Meskipun tidak diharuskan, tetapi akan lebih baik jika anggota Dewan Komisaris Independen mempunyai kompetensi di bidang ekonomi sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.

4. Kepemilikan Saham Manajerial Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report

Menurut Aziz (2014) semakin besar saham manajerial yang ada pada perusahaan akan mempengaruhi manajemen dalam pengambilan keputusan. Hal ini mendorong manajemen untuk mengurangi adanya biaya keagenan yang timbul apabila terdapat wewenang para pemegang saham manajerial (principal) dengan putusan manajemen (agen) dalam upaya mengungkapkan tanggung jawab sosialnya dalam sustainability report.

5. Leverage Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Pengungkapan


(4)

19

Menuurut Suryono dan Prastiwi (2011) serta penelitian Sari (2013) semakin tinggi tingkat leverage semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit, sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba yang lebih tinggi, yang dapat dilakukan salah satunya dengan cara mengurangi biaya-biaya, termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial. Hal ini mengingat biaya untuk proses pembuatan sustainability report cukup tinggi, salah satunya biaya pemeliharaan web.

Simpulan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel independen yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, dewan komisaris independen, kepemilikan saham manajerial dan leverage secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Kemudian secara uji signifikan parameter individual (t-test) menunjukan bahwa hanya variabel kepemilikan saham manajerial saja yang berpengaruh positif terhadap pengungkapan sustainability report. Sedangkan variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, dewan komisaris independen dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan, ukuran perusahaan, dan jumlah dewan komisaris independen tidak mempengaruhi manajemen dalam mempertimbangkan untuk mengungkapan sustainability report atau laporan keberlanjutan sebagai tanggung jawab sosialnya.


(5)

20 Keterbatasan

1. Jumlah observasi yang digunakan hanya 45 observasi, dikarenakan adanya perusahaan yang tidak mengungkapkan sustainability report.

2. berturut-turut dari tahun 2013-2015.

3. Sampel penelitian ini hanya menggunakan perusahaan non keuangan. Hal ini dilakukan karena mempertimbangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian.

Saran

1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel yang lebih besar.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah rentang tahun yang dijadikan sampel dalam penelitiannya.

3. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan menggunakan variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga dapat memperluas sektor perusahaan sebagai sampel penelitian.


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 92

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 67 129

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG), SIZE, DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (Global Report Initiative G4 2013) (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 – 2014)

2 17 61

Financial Distress, Corporate Governance dan Karakteristik Peruahaan terhadap Pengungkapan Sukarela pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)

0 3 165

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,GOOD CORPORATE Pengaruh Ukuran Perusahaan,Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Peri

0 6 14

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013.

0 3 17

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015)

0 0 18

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016)

0 0 16