Suku dengan Hipertensi Agama dengan Hipertensi Pendidikan dengan Hipertensi

31,43. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan hipertensi. Ratio prevalence hipertensi pada kelompok umur 75-90 tahun dan 45-59 tahun adalah 1,061 95 Cl=0,373-3,017.

5.3.2. Jenis Kelamin dengan Hipertensi

Hasil analisa secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan hipertensi dapat dilihat pada tabel 5.9. Tabel 5.9. Hubungan Jenis Kelamin dengan Hipertensi Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tembung Tahun 2010 No Jenis Kelamin Hipertensi Tidak Hipertensi Total χ ²p RP95Cl f f f 1. Laki-laki 8 47,06 9 52,94 17 100,00 1,169 0,280 1,412 0,786-2,535 2. Perempuan 29 33,33 58 66,67 87 100,00 RP = Ratio Prevalence Dari tabel 5.9. di atas dapat dilihat bahwa proporsi hipertensi pada jenis kelamin laki-laki adalah 8 orang 47,06 dan pada perempuan adalah 29 orang 33,33. Hasil uji secara statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan hipertensi. Ratio prevalence hipertensi pada kelompok laki-laki dan perempuan adalah 1,412 95Cl=0,786-2,535.

5.3.3. Suku dengan Hipertensi

Hasil analisa secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna antara suku dengan hipertensi dapat dilihat pada tabel 5.10. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Hubungan Suku dengan Hipertensi Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tembung Tahun 2010 No Suku Hipertensi Tidak Hipertensi Total χ ²p f f f 1. Jawa 13 30,23 30 69,77 43 100,00 1,248 0,742 2. Batak 12 37,50 20 62,50 32 100,00 3. Melayu 6 37,50 10 62,50 16 100,00 4. Minang 6 46,15 7 53,85 13 100,00 Dari tabel 5.10. di atas dapat dilihat bahwa proporsi hipertensi pada suku Jawa adalah 30,23, pada suku Batak adalah 37,50, pada suku Melayu adalah 37,50 dan pada suku Minang adalah 46,15. Sedangkan hasil uji secara statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p0,05, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara suku dengan hipertensi.

5.3.4. Agama dengan Hipertensi

Hasil analisa secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna antara agama dengan hipertensi dapat dilihat pada tabel 5.11. Tabel 5.11. Hubungan Agama dengan Hipertensi Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tembung Tahun 2010 No Agama Hipertensi Tidak Hipertensi Total χ ²p f f f 1. Islam 31 34,44 59 65,56 90 100,00 0,374 0,541 2. Kristen Protestan 6 42,86 8 57,14 14 100,00 Dari tabel 5.11. di atas dapat dilihat proporsi hipertensi pada agama Islam adalah 34,44 dan pada agama Kristen Protestan adalah 42,86. Sedangkan hasil uji secara statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p0,05, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara agama dengan hipertensi. Universitas Sumatera Utara

5.3.5. Pendidikan dengan Hipertensi

Hasil analisa secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan hipertensi dapat dilihat pada tabel 5.12. Tabel 5.12. Hubungan Pendidikan dengan Hipertensi Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tembung Tahun 2010 No Pendidikan Hipertensi Tidak Hipertensi Total χ ²p f f f 1. Tidak Sekolah 4 22,22 14 77,78 18 100,00 2,259 0,688 2. SD 12 35,29 22 64,71 34 100,00 3. SMP 6 35,29 11 64,71 17 100,00 4. SMA 14 42,42 19 57,58 33 100,00 5. AkademiPT 1 50,00 1 50,00 2 100,00 Dari tabel 5.12. di atas dapat dilihat proporsi hipertensi pada lansia yang tidak sekolah adalah 22,22, pada SD adalah 35,29, pada SMP adalah 35,29, pada SMA adalah 42,42 dan pada AkademiPT adalah 50,00. Sedangkan hasil uji secara statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p0,05, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan hipertensi.

5.3.6. Pekerjaan dengan Hipertensi