dengan 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015 orang, Depkes RI, 2004.
Upaya penanggulangan DBD di Indonesia dilakukan sejak tahun 1968, dan diprogramkan secara teratur sejak tahun 1974, namun upaya pelaksanaan program
pemberantasan penyakit DBD belum berhasil menekan angka kesakitan, sehingga penyakit ini masih sering terjadi dan menimbulkan KLB diberbagai daerah.
WHO; Dep-Kes RI, 2000 Propinsi Sumatera Utara termasuk salah satu wilayah endemis penyakit
DBD, selama kurun waktu lima tahun terakhir 2001-2005 jumlah kasus yang berfluktuasi namun cenderung meningkat, oleh karena itu penyakit DBD harus
diwaspadai dan dipantau terus-menerus. Din-Kes Prop. S.U., 2008 Penyakit DBD telah menyebar luas ke seluruh wilayah Provinsi Sumatera
Utara sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Berdasarkan KLB wilayah Provinsi Sumatera Utara dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Daerah Endemis DBD
Kota Medan, Deli Serdang, Binjai, Langkat, Asahan, Tebing Tinggi,
Pematang Siantar dan Kabupaten Karo. b. Daerah Sporadis DBD
Kota Sibolga, Tanjung Balai, Simalungun, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Dairi, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Padang Sidempuan, Tapanuli
Selatan, Labuhan Batu, Humbang Hasundutan, Pak-Pak Barat, Serdang Bedagai dan Kabupaten Samosir.
c. Daerah PotensialBebas DBD
Kabupaten Nias dan Nias Selatan. Din-Kes Prop S.U., 2008
Pada tahun 2008 dilaporkan terjadi 3 kali KLB DBD di 3 Kota yaitu Tanjung Balai 179 penderita, 5 orang meninggal, Tebing Tinggi 62 penderita, 2 orang
meninggal dan Pematang Siantar 28 penderita, 1 orang meninggal. Total
Universitas Sumatera Utara
jumlah penderita sebanyak 269 orang dan 8 diantaranya meninggal dunia. Pada tahun 2008, jumlah penduduk yang terserang DBD di Sumatera Utara sebanyak
4.401 orang dan yang meninggal sebanyak 50 orang. Dibandingkan dengan tahun 2007, angka kesakitan IR tidak menunjukkan penurunan yang signifikan
sebaliknya angka kematian CFR mengalami peningkatan yaitu 0,83 menjadi 1,13. Din-Kes Prop S.U., 2008
Dengan demikian DBD menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian, hal inilah yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian untuk
mengetahui gambaran penderita DBD pada anak di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2008-2010.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan suatu penelitian tentang gambaran penderita demam berdarah dengue pada anak untuk menjawab pertanyaan
penelitian bagaimana gambaran penderita demam berdarah dengue pada anak di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2010?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penderita demam berdarah dengue pada anak di RSUP. H. Adam Malik tahun 2008-2010.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui distribusi proporsi, penderita demam berdarah dengue pada anak berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, dan status gizi di
RSUP. H. Adam Malik tahun 2008-2010. 2.
Untuk mengetahui musim penularan demam berdarah dengue pada anak berdasarkan waktu bulan dan tahun pada tahun 2008-2010.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui kota daerah tempat tinggal pada penderita demam
berdarah dengue pada anak di RSUP. H. Adam Malik Medan pada Tahun 2008-2010.
4. Untuk mengetahui gejala klinis yang timbul pada penderita demam
berdarah dengue pada anak di RSUP. H. Adam Malik Medan pada Tahun 2008-2010.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1.
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam rangka meningkatkan upaya-upaya pencegahan demam berdarah dengue pada anak
khususnya di wilayah kota Medan. 2.
Sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan setempat khususnya pengelola program dalam rangka usaha pemberantasan demam berdarah dengue.
3. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman langsung dalam melakukan
penelitian dan penulisan karya ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Demam Berdarah Dengue 2.1.1. Definisi
Demam dengue adalah penyakit swasirna, akut, dan klasik biasanya berlangsung 5 hingga 7 hari, yang ditandai dengan demam, lesu, nyeri kepala,
mialgia, ruam, limfadenopati, dan leukopenia, yang disebabkan oleh empat jenis virus dengue yang secara antigen berbeda. Dorland, 2006
Demam berdarah dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever DHF adalah suatu sindrom yang mengenai terutama anak-anak di Asia Tenggara, dibedakan
dari dengue klasik dengan manifestasi perdarahan seperti trombositopenia dan hemokonsentrasi, serta disebabkan keempat virus dengue yang sama. Dorland,
2006
2.1.2. Epidemiologi 2.1.2.1. Distribusi Penyakit DBD Menurut Umur
Pada awal terjadinya wabah di suatu negara, distribusi umur memperlihatkan jumlah penderita terbanyak dari golongan anak berumur kurang
dari 15 tahun 86-95. Namun pada wabah-wabah selanjutnya jumlah penderita yang digolongkan dalam terbanyak ialah anak berumur 5-11 tahun, proporsi
penderita yang berumur lebih dari 15 tahun meningkat sejak tahun 1984. Hadinegoro, 2004
Dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2000 proporsi kasus DBD terbanyak adalah pada kelompok umur 4-5 tahun kelompok umur sekolah.
Tetapi pada tahun 1998 dan 2000 proporsi kasus pada kelompok umur 15-44
Universitas Sumatera Utara