lembab, badan panas, muka merah, muka merah, keringat banyak, gelisah, irritable, dan nyeri mid-epigastrik. Seringkali ada petikie tersebar pada dahi dan
tungkai; ekimosis spontan mungkin tampak, dan mudah memar serta berdarah pada tempat pungsi vena adalah lazim. Ruam makular atau makulopapular
mungkin muncul, dan mungkin ada sianosis sekeliling mulut dan perifer. Pernafasan cepat dan sering berat. Nadi lemah, cepat dan kecil dan suara jantung
halus. Hati mungkin membesar sampai 4-6 cm dibawah tepi costa dan biasanya keras dan agak nyeri. Kurang dari 10 penderita ekimosis atau perdarahan
saluran cerna yang nyata, biasanya pasca masa syok yang tidak terkoreksi. Nelson, 2000
Sesudah 24-36 jam masa krisis, konvalense cukup cepat pada anak yang sembuh. Suhu dapat kembali normal sebelum atau selama fase syok. Bradikardia
dan ekstrasistol ventrikel lazim selama konvalesen. Jarang, ada cedera otak sisa yang disebabkan oleh syok lama atau kadang-kadang arena perdarahan
intrakranial. Strain virus dengue 3 yang bersikulasi di daerah utama Asia Tenggara sejak tahun 1983 disertai dengan terutama sindrom klinis berat, yang
ditandai oleh ensefalopati, hipoglikemia, kenaikan enzim hati yang mencolok dan kadang-kadang ikterus. Nelson, 2000
Berbeda dengan pola yang sangat khas pada anak yang sakit berat, infeksi dengue sekunder relatif ringan pada sebagian besar keadaan, berkisar dari
infeksi yang tidak jelas sampai penyakit saluran pernapasan atas yang tidak terdiferensiasi atau penyakit yang diuraikan sebelumnya tetapi tanpa syok yang
jelas. Nelson, 2000
2.1.7. Diagnosis
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis WHO tahun 1997 terdiri dari kriteria-kriteria klinis dan laboratoris.
Universitas Sumatera Utara
a. Kriteria Klinis
i. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus
selama 2-7 hari. ii.
Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan ; uji tourniquet positif, petekia, ekimosis, purpura, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis dan melena. iii.
Pembesaran hati iv.
Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak
gelisah. Hadinegoro, 2004
b. Kriteria Laboratoris
i. Trombositopenia 100.000
µl atau kurang ii.
Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20 atau lebih besar melebihi nilai hematokrit penyembuhan, trombositopenia,
leukositosis ringan jarang melebihi 10.000mm , waktu perdarahan memanjang, dan kadar protrombin menurun sedang jarang kurang dari
40 control . iii.
Kadar fibrinogen mungkin subnormal dan produk-produk pecahan fibrin naik.
iv. Kelainan lain adalah kelainan sedang kadar sedang kadar transaminase
serum, konsumsi komplemen, asidosis metabolik ringan dengan hiponatremia, dan kadang-kadang hipokloremia, sedikit kenaikan urea
nitrogen serum, dan hipoalbuminemia. v.
Roentgenogram dada menunjukkan efusi pleura pada hampir semua penderita.
Nelson, 2000
Universitas Sumatera Utara
c. Derajat penyakit
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat. i.
Derajat I Demam diseratai gejala umum nonspesifik, satu-satunya manifestasi
perdarahan ditunjukkan melalui uji tourniquet yang positif. ii.
Derajat II Selain manifestasi yang dialami pasien derajat I, perdarahan spontan juga
terjadi, biasanya dalam bentuk perdarahan kulit dan atau perdarahan lain. iii.
Derajat III Kegagalan sirkulasi ditandai dengan denyut yang lemah dan cepat,
penurunan tekananan denyut 20 mmHg atau kurang atau hipotensi, disertai dengan kulit lembab, dan dingin serta gelisah
iv. Derajat IV
Syok yang sangat berat dengan tekanan darah dan denyut yang tidak terdeteksi.
WHO, 1997
Diagnosis Laboratorium.