Penurunan jumlah trombosit selain ditemukan pada DBD dapat juga dtemukan antara lain pada ITP, myeloma multiple, kanker tulang, saluran
gastrointestinal, otak, leukemia limfositik, mielositik, monositik, anemia aplastik, penyakit hati sirosis, hepatitis aktif kronis, SLE, DIC, eklampsia, penyakit ginjal,
demam rematik akut. Pengaruh obat : antibiotik kloromisetin, streptomisin, sulfonamide, aspirin salisilat, quinidin, quinine, asetazolamid Diamox, amidopirin,
diuretik tiazid, meprobamat Equanil, fenilbutazon Butazolidin, tolbutamid Orinase, injeksi vaksin, agen kemoterapeutik, dan lain-lain Soejoso dan Atmaji,
1998.
2.3. Peningkatan Nilai Hematokrit pada DBD
Kadar hematokrit adalah konsentrasi dinyatakan dalam persen eritrosit dalam 100 mL darah lengkap. Dengan demikian kadar hematokrit adalah parameter
hemokonsentrasi serta perubahannya. Kadar hematokrit akan meningkat saat terjadinya peningkatan hemokonsentrasi, baik oleh peningkatan kadar sel darah atau penurunan
kadar plasma darah, misalnya pada kasus hipovolemia. Sebaliknya kadar hematokrit akan menurun ketika terjadi penurunan hemokonsentrasi, karena penurunan kadar
seluler darah atau peningkatan kadar plasma darah seperti pada terjadinya anemia Sutedjo, 2007. Pengukuran kadar hematokrit dilakukan dengan menggunakan dua
metode, yaitu: a.
Metode langsung dengan cara makro atau mikro. Cara mikro kini lebih banyak digunakan, karena hasilnya dapat diperoleh dengan lebih cepat dan akurat.
b. Metode tidak langsung yaitu dengan menggunakan konduktivitas elektrik dan
komputer. Peningkatan kadar hematokrit pada DBD dapat terjadi karena aktivasi sistem
komplemen oleh kompleks antigen-antibodi akan mengakibatkan pelepasan C3a dan C5a yang mengaktifkan C3 dan C5. Dimana pengaktifan dari sistem ini akan
menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya plasma dari ruang intravaskular ke ruang ekstravaskular. Perembesan plasma ini yg
Universitas Sumatera Utara
dapat yang dapat mengakibatkan peningkatan hematokrit. Maka pasien dengan syok berat, volume plasma dapat berkurang sampai lebih dari 30 dan berlangsung 24-48
jam Soegeng, 2008. Penyakit dengan peningkatan kadar hematokrit selain DBD antara lain yaitu
dehidrasihipovolemia, diare berat, polisetimia vera, asidosis diabetikum, emfisema paru stadium akhir, trancient ischaemic attack TIA, eklampsia, trauma,
pembedahan, luka bakar Soegeng, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Variabel Independent
Variabel Dependent
3.2. Definisi Operasional
a Penderita DBD adalah orang yang didiagnosis menderita DBD pada status
rekam medik RSUD Pirngadi Medan oleh dokter berdasarkan kriteria WHO 1999.
b Umur penderita DBD adalah lama waktu hidup penderita saat masuk
rumah sakit. c
Derajat klinis DBD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah derajat klinis berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh WHO 1999
Derajat klinis DBD diklasifikasikan ke dalam empat derajat:
Universitas Sumatera Utara